bagian 12 membela

375 14 0
                                    

Dimalam hari yang indah itu, terdapat jaemin sedang duduk ditaman depan rumahnya itu, dia sedang menunggu sang adek bungsunya itu

Ji-Sung. Dia belum pulang dari sekolah saat jaemin pulang dari sekolah ia sudah menunggu jisung didepan gerbang selama 2 jam, karena jaemin tahu kalau Ji-Sung mengikuti kelas musik dan OSN biologi. Jadi ia tunggu selama berjam-jam.

Namun saat dirinya menunggu berjam-jam jisung tak muncul batang hidungnya itu. Dan satpam yang melihat dirinya sedang kebingungan mencari Ji-Sung sang satpam penjaga gerbang itu turut membantu nya. Namun hasilnya nihil, dia dan pak satpam tak menjumpai jisung bahkan seisi kelas sudah sepi semua.

Dan jaemin pulang tanpa membawa Ji-Sung pulang ke rumah. Jaemin terus menunggu jisung dirumahnya namun Ji-Sung belum juga pulang dan hingga malam hari begini jisung belum saja pulang.

Jaemin terus menelpon jisung dari tadi namun tak diangkat juga oleh Ji-Sung. Ia jadi khawatir dengan sangat khawatir dengan keadaannya jisung, sudah berpuluh puluh kali jaemin menelpon jisung tapi hasilnya nihil.

Jaemin menghela nafas panjang itu. Dirinya tak boleh menyerah, kalau besok dirinya belum ketemu Ji-Sung dirinya akan melaporkan kepada pihak kepolisian.

"dah puas carinya, hm? Jaemin Jaemin buat apa kau susah payah mencari anak ga berguna itu sih?" ucap Jeno yang tiba-tiba. Jaemin langsung melihat kearah Jeno yang sedang berdiri didepan pintu dan sambil melipatkan tangannya didada.

Jaemin menaruh handphonenya itu dimeja didepannya, lalu ia melihat kearah Jeno dengan kali ini tatapan eumm tajam(?) Kearah Jeno. "bisa diem ga sih Lo? Lebih baik Lo masuk deh, gw muak sama Lo, sadar Jen!! Ji-Sung itu adek bungsu Lo!!" ucap jaemin dengan penuh penekanan.

"gara gara Ji-Sung sialan itu, Lo jadi bentak gw jaem!! Gw ini kakak Lo!!!" sahut Jeno dengan penuh penekanan

"ck!! Kita cuman beda beberapa bulan doang!! Tolol!!"

"udah lah jaem, buat apa Lo susah payah cari tuh tuh anak?!! Palingan juga dia udah mati di luaran sanah!!!" jaemin yang mendengar penuturan Jeno ia langsung berjalan menghampiri Jeno dengan rahang yang mengeras itu, jaemin tak menerima kalau Jeno berkata seperti itu.

Bugh!!

Jaemin menonjok pipi Jeno dengan kuat dan itu membuat Jeno terjatuh ke tanah, Jeno langsung memegangi pipi yang yang sudah ditonjok oleh jaemin.

"lo apa apaan sih!!! Kenapa Lo mukul gw?!!!"

"gw gak suka Lo ngomong jisung kaya gitu Jen!!!"

Jeno tersenyum sinis, "ck! Bener kan? Mungkin dia udah mati diluar san-"

Bughh

Bugh!!

Bughh

Jaemin menonjok muka Jeno dengan berkali-kali dan itu membuat Jeno kewalahan. Tiba lah Chanyeol yang baru membukakan gerbang melihat kejadian itu dia langsung berlari kearah mereka, Chanyeol langsung sigap menarik jaemin agar menjauh dari Jeno.

Chanyeol melihat Jeno, pingsan akibat jaemin menghajar Jeno dengan berkali-kali, jaemin terus menatap Jeno dengan tatapan tajam dan juga nafas yang bergebu gebu itu.

"kenapa kau menghajar Jeno, Jaemin-ah?!!" sahut Chanyeol. Pertanyaan Chanyeol itu tak dijawab oleh si oknum, jaemin terus menatap sengit kearah Jeno. Chanyeol yang melihat tatapan itu dia langsung menelpon seseorang untuk membawa Jeno kerumah sakit.

Tiba-tiba datanglah dua orang yang memakai serba hitam, dua orang itu adalah bodyguard nya Jeno dan juga jaemin. Chanyeol yang melihat itu langsung menyuruh mereka untuk membawa Jeno kerumah sakit, dia orang itu langsung melaksanakan perintahnya. Bodyguard itu langsung membawa Jeno kerumah sakit

Sekarang Chanyeol harus meredakan emosional sang anak keduanya itu. Jaemin. Chanyeol yang hendak memegangi pundak jaemin jaemin langsung berjalan begitu aja kedalam rumah begitu saja. Chanyeol melihat itu menghela nafas berat, dia pun menyusul jaemin ke dalam rumah

"kenapa kau memukul Jeno, Jaemin-ah? Kenapa kau memukul Hyung mu?!!! Jawab jaemin!!!" jaemin yang hendak mendekat arah left seketika berhenti, dia pun langsung menghadap kearah sang ayah dengan tatapan datar khas nya itu.

"kenapa kau memukul nya?" sahut Chanyeol, Chanyeol sekali lagi mengulang pertanyaan itu sampai jaemin menjawab pertanyaannya itu.

"saya memukul nya karena dia sudah mengatakan bahwa jisung sudah mati, ya saya sangat tidak terima dengan itu, jadi ya saya memukul nya langsung seperti yang anda lihat" ucap jaemin dengan formal, Chanyeol menghela nafas panjang, sungguh tidak habis fikir.

"kau membela Ji-Sung dan kau memukul Jeno yang jelas jelas dia lebih tua dari mu, ya biarkan saja kalau Jeno berbicara seperti itu, Ji-Sung mati sialan itu hilang dari hadapan kita, jaemin" ucap Chanyeol dengan santainya itu, jaemin langsung mengepalkan tangan sampai memutih. Ia harus mengontrol emosi kalau saja dirinya tak ingat dihadapannya itu ayahnya ia sudah memukul bertubi-tubi hingga mati.







_senin, 3 , juli , 2023_

diary Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang