"apa dok?!! Stadium akhir??!!" ucap Ji-Sung dengan terkejut, kok cepat banget? Kenapa bisa langsung stadium akhir?
"benar tuan jisung, tapi anda selalu kontrol ya?? Dan jangan sampai telat minum obat nya "
Ji-Sung mengangguk pelan sembari tersenyum tipis tersamar dibibir jisung, lalu Ji-Sung berdiri dari kursi itu lalu berpamitan kepada sang dokter
Ji-Sung pun keluar dari ruangan tersebut. Bi Ina melihat Ji-Sung keluar dari ruangan sang dokter ia berenjak dari kursinya
"gimana Ji-Sung? Apa sudah?" Ji-Sung mengangguk pelan
"sudah bi ayo pulang "
"baiklah ayo nak jisung" Ji-Sung dan bi Ina pun meninggalkan tempat itu
-
-
Sepanjang perjalanan jisung termenung perihal penyakitnya itu, apakah umurnya tak lama lagi?
Dia sedikit senang tapi dia tak mau meninggalkan semua orang didunia ini. Yeah Dia HARUS bertahan untuk semua orang termasuk ayah dan Hyung nya itu
Tapi dirinya sudah berpikir secara matang matang disaat dirinya meninggal dunia dia hanya ingin sang ayah berbicara dengan nya dan memanggil dirinya dengan kata 'nak' itu yang diinginkan oleh Ji-Sung
Tapi...
Apakah ayahnya akan mau? Mengatakan itu? Secara kan ayah nya sangat BENCI kepadanya. Dan itu tidak akan ayahnya mengatakan itu kepada nya
Puk!
Ji-Sung langsung menoleh ke arah sang bi Ina disamping nya. "ada apa bi Ina?" ucap nya dengan linglung, sedangkan sang bibi terkekeh geli
"sudah sampai nak jisung" Ji-Sung melotot kecil, apa? Dah sampai? Kok cepet banget sih? Beberapa lamanya dirinya melamun? Padahal dirinya melamun selama 1 menitan deh
"dah sampai??" jawab nya dengan terkejut. Sang bibi mengangguk. Ji-Sung pun langsung turun dari mobilnya.
"kok cepet banget nyampai nya?" sang bibi terkekeh, apakah Ji-Sung tak sadar? Ji-Sung melamun selama 30 menitan loh. "apakah kamu gak sadar jisung? Kamu melamun selama 30 menitan" setelah mengucapkan itu bi Ina langsung masuk kedalam rumah meninggal jisung yang masih syok ditempat
Tunggu? 30? Menit? Berarti dia melamun 1 jam kurang? What the hell???????
Ji-Sung pun masuk kedalam rumah nya sambil linglung sedikit
CEKLEK
"habis kemana kamu?" Ji-Sung terdiam membisu saat suara yang terlalu familiar di telinga nya itu.
Ayahnya pulang dari luar negri? Kata nya pergi seminggu? Kok udah pulang aja sih? Gini bukannya jisung ga suka tapi Ji-Sung takut penyakit mental nya terganggu lagi.
Padahal kemarin udah ngerasain tenang, dan sekarang?? Itu semakin tambah parah mentalnya itu..
"h-h-ha-habis keluar s-sama bibi ina" jawab Ji-Sung dengan ketakutan, Ji-Sung terus menunduk ketakutan karena tak berani menatap mata sang ayahnya itu
"nanti malam, meja harus ada makanan karena ada tamu dan kamu jangan panggil saya papah didepan teman saya!!! Sanah pergi " itu sungguh sakit sekali mendengarnya. Tapi ia tetap mengangguk setuju. Ji-Sung pun pergi dari hadapan sang ayah.
-
-
Malam pun tiba, Ji-Sung membantu sang maid dirumahnya untuk menyiapkan makanan untuk tamu sang ayah
Ji-Sung melihat kearah jam, sebentar lagi tamu akan datang. Untung saja udah selesai masak nya jadi ia tak perlu terburu-buru
Ting!!
Ji-Sung melihat kearah pintu terdengar suara bel berbunyi, ia pun langsung membukakan pintu nya untuk para tamu
Ji-Sung mempersilahkan tamu untuk masuk, dan para tamu menjawab terimakasih kepada nya. Ji-Sung baru pertama kali melihat orang berstatus tinggi berterima kasih kepada orang yang berstatus dibawah mereka.
"kaka!! Kita ketemu lagi!!"ucap anak kecil itu dengan riangnya. Ji-Sung melihat kearah anak kecil itu dengan tatapan terkejut nya. Ia pun menyamakan tinggi anak kecil itu
"wahh? Jia-na? Kok kamu kesini?" sahut jisung dengan tatapan kebingungan anak ini datang kerumahnya dengan siapa? Kenapa bisa berada disini?
"jia-na! E-ehh? Maafkan anak saya yah" Ji-Sung tersenyum kiku, jadi didepannya orang tua jia-na? Tapi...ahh lupakan
"mamah! Kaka ini yang aku ceritain ke mamah, dia yang udah nolongin aku dari kecelakaan waktu 2 Minggu yang lalu loh" wanita paruh baya itu melotot kecil. Jadi... dia ? Yang udh nolongin anaknya yang hampir kecelakaan itu?
"who? Jinjja? Jadi kamu? Yang udah nolongin anak saya? Terimakasih banyak nak jisung, terimakasih banyak" Ji-Sung mengangguk pelan sambil tersenyum tipis, ia dengan sigap menahan tubuh wanita itu karena hampir mau sujud didepan nya
"nyonya jangan gitu, saya nolongin jia-na itu tugas saya sebagai manusia harus saling tolong menolong. Ayo silahkan ke ruangan meja, tuan saya sudah menunggu anda" ia mengikuti apa yang ayahnya bilang
"ahh kamu benar, kamu pelayan disini? Kenapa muka mu sekilas dengan almarhumah istri Chanyeol?" Ji-Sung terdiam membisu. Ia tahu apa yang dimaksud oleh mamah nya jia-na. Dengan cepat Ji-Sung menggeleng kepala cepat
"bukan, itu hanya sekilas kan? Marga saya saja berbeda" wanita dihadapan nya melotot kecil.
"lalu marga mu apa?"
"park Ji-Sung, marga saya park"wanita itu mengangguk. Lalu wanita itu dan jia-na pergi ke ruang meja tamu. Ji-Sung menghela nafas lega untung saja ia sikap tanggap
-sabtu,17,06,2023-
KAMU SEDANG MEMBACA
diary Jisung
Short Story"hyung, padahal aku butuh perhatian mereka semua. mereka tak memperdulikan ku sama sekali" "maafkan aku Hyung, kalau kau kecewa dengan perbuatan ku ini maafkan aku, aku lelah sungguh lelah sekali. mereka tak ada yang mau mengasih perhatian kepada ku...