bagian 2 ayo bolos

748 24 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . .

Puk!

"lo ngelamunin siapa, sung?" seketika Ji-Sung awalnya melamun akhirnya lamunannya itu buyar, saat seseorang menepuk pundak nya itu.

Lalu Ji-Sung melihat kearah belakangnya. Ternyata yang menepuk pundaknya sahabatnya itu. Seunghan. Ji-Sung bersahabatan dengan seunghan sejak dirinya masuk sekolah junior. (SMP).

Ji-Sung mau mau aja berteman dengan tuh anak. Dia kira anaknya kalem dan introvet seperti dirinya. Ternyata firasatnya diluar Nurul. Sahabatnya itu tak sekalem ia kira. Tapi dia bersyukur mempunyai teman, karena cuman dia yang mau berteman dengannya.

Ia pun menatap kearah sahabatnya Dengan tatapan kesal. "bilang salam kek, atau apa bikin orang kaget aja!" ucap nya dengan kesal. Sedangkan Seunghan hanya terkekeh kecil sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sungguh dirinya tak membuat Ji-Sung kaget atau apa.

"gw kira Lo gak kaget.
Lalu duduk disampingnya Ji-Sung. Lo kenapa? Ada masalah sama bokap Lo?" ucap lanjut nya. Ji-Sung hanya menggeleng kepala pelan. Dia tak mau sahabatnya itu tahu kalau dirinya mempunyai masalah dengan keluarganya. Tapi tanpa di beritahu dia sudah tahu duluan sih.

"lo kira gw ga tahu? CK! Emang bejat ayah Lo itu, apa perlu gw lapor ke polisi?" ucap nya dengan sok gaya. Ji-Sung langsung melotot lebar. Dia gak mau ayahnya itu dipenjara, walaupun ayahnya suka menyakiti fisik dirinya tapi dia sayang sekali dengan ayahnya itu. Ia Pun langsung menggeleng kepala cepat.

"jangan!!" ucapnya dengan sepontan. "kamu percuma saja kalau kamu bawa ayah ku ke penjara, ayah ku akan memutar fakta, nanti kamu juga yang kena" Seunghan terdiam sejenak, ia lupa kalau ayahnya jisung mempunyai banyak uang buat memutar fakta. Benar kata jisung. Chanyeol ayahnya jisung dia kan CEO. Dirinya yang akan dimasukkan ke penjara bukan ayahnya jisung.

"benar juga kata Lo sung. Tapi gw gak mau terus menerus ayah Lo nyakitin fisik Lo terus" Ji-Sung tersenyum tipis, lihatlah betapa beruntungnya ia mempunyai teman seperti seunghan? Ji-Sung akan berkata 'ya aku sangat beruntung' ia akan menjawab 4 kata. "aku gapapa kok"

"ternyata nasib kita sama ya? Cuman kita dengan cara yang berbeda" ucap seunghan dengan lirih sembari melihat kearah langit langit yang indah. Ji-Sung pun langsung melirik kearah sahabatnya itu. "maksudnya?" sungguh dia tak paham apa yang diucapkan oleh Seunghan.

"kita Sama sama ditinggal oleh ibu tercinta. Kau dibenci oleh ayah mu, sedangkan aku? Dibuang begitu saja oleh ayah ku sendiri. Ayah ku malah nikah lagi sama perempuan lain dan dia pergi meninggalkan ku dan hidup dengan istri barunya" Ji-Sung menatap sendu kearah seunghan, ternyata dirinya tak sendirian.tapi seunghan lebih kasian berbanding balik ke dirinya.

"kalau ada apa apa cerita aja ke aku, jangan sungkan, Kita kan sahabat" sambil memeluk tubuh Seunghan. Sedangkan Seunghan tersenyum, baru kali ini sahabatnya itu memeluk nya. Padahal dirinya dan Ji-Sung bersahabat sejak lama. Aneh!

"seunghan, ayo bolos sekolah" seunghan melotot kecil dong. Dirinya tak menyangka kalau seorang Ji-Sung yang antusias dengan nilai nilai dan nilai dan juga jisung siswa dicap tak pernah membolos sekali pun. Dan... dirinya baru pertama kali jisung mengajak nya bolos. Pas dirinya ngajak bolos jisung tak mau ikut. Ada apa sebenarnya?. "lo gak sakit kan otak Lo?"

Ji-Sung mengerutkan keningnya. Dirinya tak sakit kok kenapa sahabatnya itu bilang dirinya sakit?. "enggak kok, kamu mau gak?" seunghan menghela nafas panjang. "oke, gas ayo bolos. Tapi Lo kan anti banget dengan apa tuh namanya eeeee iya bolos. Gw pernah ngajak Lo dan Lo kaga mau" Ji-Sung menderetkan gigi putihnya itu sampai sampai mata nya menyipit.

"pengin istirahat, lagi cape ngejar tuh nilai" seunghan mengangguk kecil, lalu ia membalik badan kearah belakang. "mau kemana mau Seunghan?" ucap Ji-Sung. Seunghan memutar bola matanya dengan malas, "katanya bolos, ayo" Ji-Sung pun mengangguk pelan, dirinya pun membalikan badannya. Lalu mereka pun berjalan keluar dari roftop tersebut.







-min 11 Juni 23

diary Jisung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang