Nina's POV
Satu bulan sudah aku hanya bisa melihat Harry terbaring lemah di rumah sakit dalam keadaan koma. Aku mulai menyerah, namun aku tetap mencintainya. Aku tak tahu kapan ia akan sadar dari komanya. Aku tak tahu apakah itu semua akan terjadi.
Aku baru saja turun dari taksi yang mengantarku pulang ke rumah. Kali ini giliranku untuk istirahat dan Anne yang akan menjaga Harry.
Berjalan di pekarangan rumah aku melihat seorang lelaki tengah duduk di teras sambil menunduk.
Dari rambut blondenya, bisa kupastikan itu adalah sahabatku.
"Alex?" aku menegurnya.
Lelaki itu mendongak ke arahku dan bangkit.
"Nin!" ia merentangkan tangannya, memberi isyarat padaku untuk memeluknya.
Aku pun menuruti kemauannya. Tak bisa kupungkiri, aku merindukan sahabatku ini.
"Kemana saja kau? Aku merindukanmu." ucapnya ketika aku masih berada didekapannya.
Aku melepas pelukan itu dan menatapnya lemah. "Harry kecelakaan." aku menatap ke bawah meratapi nasibku.
Kurasakan tangan Alex berada di kedua pundakku.
"Ia dalam keadaan koma sejak satu bulan yang lalu." aku meneteskan air mata.
Tangan kiri Alex kini mengusap punggungku lembut. "Aku turut sedih mendengarnya. Di mana ia sekarang? Kenapa kau tidak menceritakannya padaku?"
"Masuklah. Aku akan menceritakan semuanya."
Dengan itu, kami segera berjalan menuju pintu utama dan aku membuka kuncinya. Lalu kami pun masuk.
Setelah mempersilahkan Alex duduk, aku segera membuatkannya minuman dan menaruh minuman itu di meja.
"Ceritalah padaku." ucap Alex seraya menepuk-nepuk permukaan sofa di sampingnya, mengisyaratkanku untuk duduk di sana.
Aku pun duduk dan menghela napas panjang, mengingat semua masalah yang tengah ku hadapi.
"Alex," aku mulai membuka mulut sedangkan Alex memfokuskan dirinya sebagai pendengar yang baik. "Apa aku adalah seorang pembawa sial?" aku menatapnya serius.
Alex membuka matanya lebar-lebar setelah mendengar pertanyaan bodohku itu. "Mengapa kau berpendapat seperti itu?"
"Aku merasa bahwa aku akan membawa sial bagi orang yang ku sayangi." Aku menunduk.
"Kau tidak seperti itu, Nin. Percayalah. Ini hanyalah cobaan untukmu. Kau harus tetap tegar menghadapinya."
"Tapi bagaimana jika itu benar?"
"Jika benar bahwa kau selalu membawa sial bagi orang yang kau sayangi, itu artinya kau tidak menyayangiku." jawaban Alex membuatku memutar otakku.
Sejenak aku berpikir, akhirnya aku mengerti maksudnya. Aku menyayangi Alex dan ia masih dalam keadaan baik-baik saja hingga saat ini.
Itu artinya, aku bukanlah seorang pembawa sial.
"Sudahlah, jangan berpikiran seperti itu. Kau tahu, Harry membutuhkanmu sekarang. Sangat sangat membutuhkanmu, bahkan melebihi yang sudah-sudah." Ia mengusap punggungku lagi.
Aku mengangguk untuk mengiyakannya.
Masalah Kendall telah ku pecahkan, kini Anne dan Gemma-lah yang sedang berputar-putar di kepalaku. Kendall masih memiliki kekuatan jika Anne dan Gemma masih berada di pihaknya. Dan aku sudah kalah dari Kendall sejak awal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Forget Where You Belong
FanfictionHarry Styles dan istrinya, Nina Styles, berusaha untuk saling mencintai satu sama lain namun selalu terhalang oleh kehadiran orang lain. Ketika mereka mulai berhasil mencapai tujuan mereka, sesuatu menghalangi mereka lagi. Bagaimana cara mereka memp...