[5] Reject The Invitation

3.2K 419 3
                                    

Nina's POV

"Nin, disini ada Kendall. Aku harus pergi." lanjut Harry di telepon.

Ya Tuhan, ia tidak memikirkanku setelah Kendall datang.

Aku masih terus berjalan menuju rumah Harry. Perasaanku berantakan setelah tau Kendall datang ke acara party itu dan disana ada Harry.

Kendall pasti akan bercengkrama dengan sekumpulan gadis yang bersama Gemma dan mencuri hati mereka agar mereka memujinya. Menjijikan!

"Ya. Bersenang-senanglah dengan Kendall." balasku dan sialan suaraku terdengar lemah.

"Kau tidak suka ya?"

"Tidak ada urusannya denganku, bukan? Bersenang-senanglah!"

"Baiklah, aku mengerti bahwa kau tidak suka jika aku dengan Kendall. Dimana kau sekarang?"

Percaya diri sekali pria ini.

"Bukan urusanmu." jawabku ketus.

"Ayolah, Nin. Aku ini suamimu."

"Kau ingin aku mengatakan bahwa aku adalah istrimu?"

"Tentu saja."

"Tinggalkan pesta itu."

"Apa yang akan kau lakukan jika aku tidak meninggalkan pesta ini?"

"Aku tidak akan mau memasak untukmu."

"T-Tunggu! Kau sudah pergi dari rumah Tante Kate?"

"Sejak satu jam yang lalu, kurang lebih."

"Shit! Katakan dimana kau sekarang?"

"Ak-Aku tidak tahu dimana aku sekarang."

Harry langsung mematikan telepon. Dasar pria aneh. Tapi memang benar, aku tak tahu dimana diriku sekarang. Yang pasti ini adalah jalan menuju rumah Harry. Aku pun terus berjalan menyusuri trotoar.

Lima belas menit berlalu, sebuah mobil membunyikan klaksonnya tepat dari belakangku.

Aku pun terkejut lalu berbalik dan menemukan Harry menurunkan kaca mobilnya padaku.

"Cepat naik!" perintahnya dengan nada tinggi.

Aku terdiam dan menggeleng.

"Nin. Ayolah, ini sudah malam!"

Aku pun masuk dan duduk di samping kursi kemudi. "Mengapa kau pulang dan meninggalkan Kendall disana?"

Katakan bahwa kau khawatir padaku, Harry, pikirku.

Harry menatapku. "Ka-Karena Ibuku yang menyuruhku!"

"Oh jadi begitu? Baiklah, turunkan aku sekarang!" aku melipat kedua tanganku di dada.

Harry malah mempercepat laju mobilnya. "Aku tidak akan menurunkanmu sebelum kita sampai di rumah. Aku membutuhkanmu untuk memasak, Nin."

"Hanya itu?" tanyaku, mengusahakan suaraku agar terdengar tegas.

"Ya. Memangnya mau apa lagi? Kau berharap yang lainnya ya?" kini ia bertanya sambil tersenyum licik.

Aku membuang muka dan menggeleng. Menyebalkan!

"Mengapa kau pulang?" tanyanya serius sekarang.

Aku membuang napas dengan keras. "Aku tidak nyaman berada di sana."

"Apa dan siapa yang membuatmu tidak nyaman?" mata Harry masih terfokus ke jalan.

"Tidak ada." jelas aku berbohong.

Don't Forget Where You BelongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang