Naruto mendapati Hinata mencampakannya malam ini. Saat dirinya kembali dari rumah sakit, wanita itu memang ada di rumahnya, sedang menyiapkan makan malam, namun wanita itu diam seribu bahasa, tidak biasanya.
Naruto telah beberapa kali bertanya kepada wanita itu apa yang salah, namun dirinya hanya mendapati keheningan sebagai jawaban.
Jadi Naruto memberi Hinata waktu, selagi dirinya memikirkan apa kesalahan yang mungkin dirinya lakukan namun tidak ia sadari.
"Katakan padaku, apa kesalahan yang kulakukan, aku akan memperbaikinya." Naruto memeluk wanita itu yang tengah berdiri di depan wastafel. Dia bertanya sekali lagi karena tidak mengingat satupun kesalahannya, bahkan tadi pagi mereka masih baik-baik saja.
Hinata melepaskan pelukan pria itu di tubuhnya, dia melangkah mundur dan menatap pria itu. Jika dirinya diam, mungkin dirinya tak akan dapat penjelasan apapun dari pria itu. "Jawablah dengan jujur."
Naruto menatap wanita itu lekat-lekat dan menunggu apa yang akan dia katakan.
"Apa yang kau simpan di basementmu?" Hinata melangkah mundur dari pria itu, memberi jarak yang cukup aman untuk dirinya sendiri.
Pria itu memiliki latar belakang yang sangat mengesankan di mata Hinata. Dia adalah seorang Dokter di kemiliteran. Tapi apakah benar hal itu? Lalu apa maksudnya semua benda yang ada di basement? Bahkan meski dia seorang Dokter tak seharusnya dia memiliki ruang seperti itu di dalam rumah.
Naruto sesungguhnya sangat terkejut mendengar pertanyaan itu, rasanya seperti beberapa detik membeku di tempat. Mungkin dirinya lupa mengunci pintu semalam dan Hinata melihatnya hari ini.
"Kau melakukan praktek di rumah?" Hinata menanyakan hal pertama yang jadi asumsinya. "Tapi praktek apa, kenapa di basement dan semua pisau itu digunakan untuk apa?"
Naruto memutar otak untuk memberi jawaban atas pertanyaan tak terduga itu. "ya, aku berencana membuka praktek di rumah, semua alat kusimpan di basement karena tidak ada ruang tersisa di lantai atas." Dia bicara dengan tenang dan memberi alasan yang masuk akal.
Hinata menatap lekat bola mata pria itu. "Apa yang ada di rak dekat pintu, di dalam kaca?" Itulah hal paling mengerikan yang Hinata dapati ada di sana. Potongan kulit tebal di dalam kaca dengan cairan yang entah apa, serta bebauan obat menguar kuat.
"Jaringan kulit manusia, itu adalah bahan penelitianku untuk sebuah jurnal kemiliteran soal pembusukan tubuh." Naruto selalu dapat bersikap tenang bahkan saat Hinata memberi pertanyaan yang mendesak. "Kudapatkan semuanya secara legal dari rumah sakit dan kemiliteran, ini bukan hal kriminal."
Hinata memejamkan mata dan membalikan tubuhnya ke arah dinding, seluruh tubuh rasanya lemas. Sepanjang hari dirinya ketakutan. Dia pikir pria itu membunuh seseorang di sini dan menjadikannya bahan percobaan yang keji dan menyeramkan.
"Aku tidak seperti apa yang kau pikirkan, aku tidak membunuh atau menyakiti siapapun." Naruto jadi khawatir kalau wanita itu merasa takut kepadanya karena melihat apa yang ada di basement.
...
Hinata menatap sekeliling, dia berdiri di belakang Naruto saat turun ke basement.
Akhirnya Naruto meminta Hinata turun, dirinya akan jelaskan beberapa hal penting untuk wanita itu ketahui agar tidak terjadi salah paham.
Meski tentu saja dia tak katakan apa tujuan sesungguhnya basement itu disusun sedemikian rupa yakni untuk operasi penanaman pelacak pada tubuh salah seorang anggota kartel.
"Aku akan membuka praktek pribadi jika sudah lelah bekerja di rumah sakit. Jadi aku menyiapkan ini, aku juga memiliki beberapa jurnal penelitian yang belum selesai di Ceko." Naruto tahu membohongi Hinata adalah hal yang salah, namun ini adalah bagian dari pekerjaan, yang mana tak boleh mengatakannya kepada orang lain apalagi seorang awam yang tak seharusnya dilibatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hands of Yours
FanfictionWanita cantik yang sering datang dengan luka saat dini hari itu, membuat Naruto ingin tahu rahasia apa yang dia simpan dibalik raut sendunya.