Omake

2.5K 274 24
                                    

Naruto berjalan gontai turun dari mobil setelah melalui dua puluh delapan jam kerja di rumah sakit.

Sejak beberapa Dokter utama pensiun, rumah sakit mereka benar-benar kekurangan tenaga medis jadi sekarang dirinya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit, terutama saat pasien membeludak.

Pria itu melangkah masuk ke dalam rumah yang pintu utamanya tidak dikunci.

Suara kekehan bayi langsung menyambut indera pendengarannya begitu menapakan kaki di dalam rumah. Naruto tersenyum tipis dan berjalan menuju sumber suara di ruang tengah.

"Aku pulang." Naruto bersedekap di depan pintu ruang tengah sambil bersandar, dia mendapati istrinya ada di sana, duduk nyaman sambil menimang sebuntal bayi di gulungan kain berwarna biru.

Hinata menoleh dan mendapati suaminya akhirnya pulang setelah dua malam tidur di rumah sakit. "Ayah sudah pulang, lihatlah." Dia mengangkat tubuh bayinya dan menunjukannya kepada Naruto.

"Baru selesai minum susu, hm?" Naruto melangkah mendekat dan memerhatikan wajah bayinya yang sedang tertawa.

Hinata mengangguk, dia sedang menepuk punggung bayinya dengan lembut tadi.

Naruto menundukan tubuhnya dan mengecup bibir istrinya sekilas. "aku merindukanmu." Ucapnya di hadapan wanita itu.

Hinata menatap mata pria itu, dia nampak lelah dan butuh istirahat. "Istirahatlah."

Naruto melepaskan seragamnya dan menyampirkannya secara asal di sofa, membiarkan dirinya bertelanjang dada dan mencuci tangan di toilet sebelum meminta diberikan buntalan bayi menggemaskan itu.

Hinata meletakan tubuh bayinya di dekapan suaminya yang kembali menghampiri di ruang tengah.

Naruto menundukan tubuhnya dan mengecup pipi bayi itu dengan lembut. "kau menjaga ibumu dengan baik huh?"

"Tentu saja." Hinata kemudian membereskan seragam suaminya dan membawa tas kerjanya ke salah satu ruang di lantai satu. "Sebelum pergi tidur, makan lah sebentar. Aku membuat sup untuk sarapan tadi."

"Baiklah." Ucap Naruto untuk menjawab ucapan istrinya. Dia lalu sibuk menimang tubuh putranya sambil mengusap kepalanya dengan lembut. Anak ini selalu membuatnya seperti sedang berkaca, wajah mereka nampak serupa, semua orang juga bilang begitu.

Hinata pergi ke dapur untuk memanaskan sup dan menata kembali meja makan untuk suaminya.

Pelayan sudah pergi tiga puluh menit yang lalu jadi Hinata yang akan mengurus segalanya.

Suara kekehan Bolt terdengar hingga ke dapur, sesekali Hinata menoleh dan mendapati Naruto masih sibuk bermain dengan putranya. Memeluk anak itu sambil mengecup pipi gembilnya.

Hinata tersenyum lembut, tak pernah dia sangka mimpinya akan jadi kenyataan, dirinya miliki keluarga kecil yang sempurna sekarang.

Dirinya berterima kasih kepada Tuhan setiap hari atas takdir yang telah dituliskan untuknya. Takdirnya bertemu dengan Naruto, menikah, memiliki Bolt, dan hidup nyaman di sini.

Hinata sangat mensyukuri keputusannya untuk benar-benar datang ke Ceko demi menjemput kebahagiannya sendiri. Meski dulu sempat berpikir bahwa dirinya akan menemui kebahagiaan itu seorang diri, tanpa pria itu di sisinya.

Ternyata Tuhan punya rencana yang lebih besar untuknya, menuntunnya kembali menemui pria itu dan membuat mereka berakhir pada situasi sempurna seperti ini.

Masa kecil yang menyedihkan dan masa saat dirinya bersama Toneri dulu, akan Hinata anggap sebagai bagian dari perjalanan panjang yang menuntunnya kepada hari ini.

Hands of YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang