17

1.3K 275 37
                                    

"Pastikan dia mendapatkan transfusi darah begitu tiba di rumah sakit." Naruto berpesan pada petugas amblunce yang dipanggil Interpol. "Tubuhnya harus tetap hangat, berikan pertolongan pertama di IGD."

"Baik, Dokter." Dua petugas ambulan memeriksa kembali titik vital pasien.

Naruto membelai pipi wanita itu sebelum turun dari mobil ambulance dan menutup pintunya.

Ini bukan waktunya berlarut-larut dalam rasa kacau dan sentimental. Dirinya harus mempersiapkan pembedahan Toneri. Agar pekerjaannya segera selesai dan dirinya bisa menemani Hinata di rumah sakit.

Naruto telah menganalisa kondisi Hinata di dalam mobil tadi. Ada luka terbuka di kening sebelah kiri, sepertinya di pukul dengan benda tumpul. Luka terbuka di leher, kaki, dan lengannya. Sedangkan lebam-lebam belum terlihat.

Naruto bergegas masuk kembali ke dalam rumah setelah melihat ambulance berangkat membawa Hinata. Dia berjalan cepat menuruni tangga menuju lantai basement.

"Bagaimana, Naruto?" Shikamaru bertanya seraya menatap Naruto yang baru kembali ke basement.

"Hinata di bawa ke rumah sakit. Aku akan menemaninya begitu selesai menanam pelacaknya. Bagaimana dengan Toneri?" Naruto bergegas menyiapkan ranjang pasien.

"Interpol dalam perjalanan membawanya kemari. Semua sesuai rencana, lukanya tak begitu parah karena mengenakan seatbelt. Dia tak sadarkan diri." Shikamaru dapatkan update berita dari Interpol.

Naruto menarik tirai besar yang membelah ruang basementnya. "Mulai sekarang jangan melewati batas tirai ini."

Shikamaru melangkah mundur dan mengangguk mengerti.

"Apa ada yang bisa kubantu?" Seorang Dokter muda nampak kebingungan duduk di sudut ruang, memegang segelas kopi dengan tangan bergetar.

Naruto memejamkan mata seraya menghela napas berat, dia nyaris lupa soal Konohamaru. "Ganti pakaianmu dan bantu sterilkan area."

"B-baik, Dokter." Konohamaru mengangguk seraya bangkit berdiri dengan sigap.

"Di mana Sasuke?" Naruto bertanya serius.

"Dia mengurus lokasi kecelakaan, bekerja sama dengan Polisi setempat untuk membereskannya." Shikamaru kemudian kembali duduk di kursinya dan bersiap memberi laporan kepada pusat.

...

Tubuh Toneri akhirnya tiba di basement, berbaring tepat di atas ranjang pasien.

Naruto berdiri di satu sisi dan Konohamaru di sisi lain. "Aku sudah mengatakan padamu soal rencana ini, meski kau mengira itu adalah sinopsis film."

"Maafkan aku, Dokter." Konohamaru membungkukan tubuhnya.

"Ini akan jadi rahasiamu seumur hidup, jangan katakan apa yang kau lihat dan dengar malam ini. Aku memilihmu karena aku percaya kau bisa menjaga rahasia ini." Naruto harus memberi arahan kepada Konohamaru terlebih dahulu.

Mereka telah berganti pakaian, mengenakan pakaian standard yang biasa dikenakan saat operasi di rumah sakit.

Naruto sudah katakan bahwa ini adalah ruang kerja yang sesungguhnya. Ruang ini steril, suhu udara telah diatur sedingin ruang operasi. "Ada dua alat yang akan ditanam."

"Titik lokasinya?" Konohamaru memasuki mode seriusnya, karena dia melihat ada beberapa orang berpakaian hitam di lantai atas memegang senjata laras panjang, katanya mereka adalah Interpol. Tak dia sangka dirinya ada di sini. Entah ini mimpi atau bukan, Konohamaru ingin terlihat keren.

Hands of YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang