49. Jensoo : You are mine

2.4K 245 28
                                    

Jisoo's POV

"Aku pulang"

Jisoo meletakkan melepaskan sepatu dan mantelnya, lalu meletakkan kunci mobil di tempat biasa. Dia berjalan memasuki kediamannya itu, suasananya hening dan tidak ada yang menyambut dirinya. CEO muda itu memandang sekeliling dan melihat istrinya nampak sedang sibuk di dapur. 

"Hei" panggil Jisoo, pelan. 

"Hmmm..." Jennie hanya bergumam, masih menyibukkan diri dengan kimchi yang sedang dipotongnya "Bath tub sudah siap"

"Trims" balas Jisoo, berharap Jennie mengatakan hal lain, namun istrinya itu hanya lanjut memasak. 

Tidak ingin berdiri canggung sendirian di sana, dia memutuskan untuk pergi lebih dulu ke kamar mandi untuk menyegarkan dirinya. Dia berendam hampir 30 menit dan mengganti pakaiannya sebelum keluar ke ruang makan. 

"Aku sudah selesai" Jennie nampak baru selesai makan malam dan membereskan piringnya "Jika kau tidak habis, simpan sisanya di kulkas" dia menambahkan saat menunjuk porsi nasi goreng kimchi milik Jisoo. 

Jisoo hanya mengangguk, dia membiarkan Jennie lebih dulu mencuci piringnya dan hanya memperhatikan wanita itu pergi ke ruang kerjanya. Jennie memiliki ruang kerja tempat dia mendesain beberapa pakaian dari rumah, dia memiliki boutique yang sangat sukses dan Jisoo tidak keberatan jika istrinya itu sesekali menyelesaikan pekerjaan di rumah. Hasil karya Jennie selalu menjadi perhatian banyak orang dan rebutan para model, artis, bahkan musisi ternama. 

Jisoo tidak mengerti mengapa mereka bisa sampai di titik ini, dulu mereka selalu menunggu satu sama lain saat makan, bahkan dia merindukan Jennie yang bertingkah manja dan memintanya menyuapinya. Jisoo mengaduk nasi goreng kimchi di hadapannya, makanan yang harusnya menjadi favoritenya itu kini terasa lebih hambar tanpa Jennie yang menemaninya makan. 

Jennie's POV

Seperti biasa, Jisoo hanya menyapa dengan dingin ketika dia masuk tadi. Tidak ada lagi Jisoo yang membawa pulang bunga atau hadiah kecil untuknya sebagai kejutan. Bahkan sebenarnya dia tidak perlu hadiah apapun, sebuah pelukan juga sudah cukup. 

Jennie merasa gambar desain yang ada di depannya mengabur, namun dia segera sadar bahwa itu karena air mata dipelupuk matanya yang sudah berkumpul. Entah apa yang terjadi pada pernikahan mereka, ketika perusahaan Jisoo semakin berkembang dan Boutique Jennie semakin ramai, keduanya perlahan seolah hanyut dalam kesibukan kerja hingga semakin jauh satu sama lain. 

Jennie menarik napas dalam-dalam, dia tidak boleh cengeng dan lemah, dia harus dewasa dan mengerti kesibukan Jisoo. Dia melirik jam di ruang kerjanya, sudah hampir tengah malam jadi dia meletakkan pensilnya dan keluar dari ruangan itu. Jennie berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air, namun hatinya terluka ketika melihat piring Jisoo di kulkas. Jisoo hanya makan beberapa suap, nasi goreng kimchi buatannya seperti tidak tersentuh. Bukankah dulu itu favoritenya?

Desainer itu meminum segelas air sebelum masuk ke dalam kamarnya, melihat Jisoo yang nampak bersandar di kepala ranjang dengan laptop di pangkuannya. 

"Kau sudah selesai?" Jisoo mendongak ketika mendengar suara Jennie yang masuk. 

"Ya" jawab Jennie, pelan seraya mengganti pakaiannya dengan piyama tidur. 

Jennie masuk ke sisi ranjangnya dan menarik selimut. Dia ingin memejamkan matanya, namun memutuskan untuk menanyakan sesuatu. 

"Apa masakanku tidak enak? Aku melihat kau menyisakan cukup banyak" gumam Jennie, tanpa memandang Jisoo. 

"Huh? Oh..." Jisoo nampak berhenti sejenak mengetik "Aku tadi sempat makan cukup banyak dengan klien tadi siang, jadi tidak terlalu lapar" dia menjelaskan. 

Jensoo Chaelisa One Shot CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang