🛬(10) Kecurigaan & Sial🛫

26 3 0
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Kanaya berkaca sambil menunggu Mia di dalam toilet, tangannya pun sibuk merapikan rambut dan poninya. Ia pun kembali menatap foto yang dikirim mama Rita.

"Kenapa hidup gue harus ada perjodohan gini sih?"

"Pokoknya gue kabur aja dari rumah, supaya perjodohan itu bisa batal deh," Kanaya berpikir sejenak, "Tapi gue kabur kemana? Apa ke rumah Mia? Tapi ... mama pasti tau dan bakal nyusul ke situ kalau gue ke rumah Mia," keluhnya.

"Kalau ke rumah Caca sama Laras, mama tau juga. Gue kabur kemana dong?" ucap Kanaya yang frustasi.

"Apa gue ke Korea aja? Gue tinggal bareng sama Cha Eun Woo, sekalian nikah. Mama pasti lebih milih mantu Korea daripada lokal," ucap Kanaya senyum-senyum sendiri.

"Tapi, bisa-bisa jadi skandal terus masuk berita, ntar gue dihujat lagi? Ck! Kenapa jadi ribet gini sih, ah!" dumelnya sambil menghentakkan kakinya.

"NAYA! LO MASIH ADA DI SITU KAN?" teriak Mia, yang buat Kanaya kaget setengah mati dan berdecak sebal.

"Iyaaa! Lo bisa gak sih gak pake teriak, Mia!" protes Kanaya.

Pintu toilet sedikit terbuka dan kepala Mia sedikit menyembul dari dalam pintu, "Nay, gimana nih? darurat!" bisik Mia dengan panik.

"Darurat apanya?"

"Tamu bulanan gue tiba-tiba datang!"

"Terus masalahnya?"

"Masalahnya gue lupa gak pake pembalut! Pake nanya lagi!" cicit Mia.

"Yaudah duitnya mana?"

"Duit? Buat apaan?" tanya Mia.

"Beli otak lo!"

"Gue serius, Nay!"

"Buat beli pembalut ya ampun! Pake nanya lagi lo!"

"Pake duit lo dulu," ujarnya sambil nyengir kuda, "sekalian nitip beliin makanan yang biasa gue beli."

"Ck! Nyusahin banget sih lo!"

"Kaya yang gak nyusahin aja lo. Nanti, kalau udah lulus lo bakalan kangen direpotin sama gue!"

"Halu! Cuci muka dulu sono!" ujar Kanaya, "gue ke koperasi dulu."

"Buruan! Jangan lama-lama!"

"Iya ish! Gak sabaran banget sih jadi orang!" decak Kanaya keluar dari toilet dengan kesal.

Kanaya dengan cepat melangkahkan kakinya menuju koperasi, daripada harus mendengar ocehan Mia yang membuatnya pusing.

Untung saja koperasi masih buka dan tidak banyak orang disana. Kanaya langsung masuk dan mengambil beberapa makanan yang Mia pesan.

"Anu ... pak. Ada roti Jepang gak?" tanya Kanaya dengan canggung.

"Roti Jepang mah ada di Jepang atuh neng."

"Maksudnya yang biasa cewek beli itu lho, pak."

Bapak tersebut berpikir sejenak, "disini gak jual roti Jepang neng, paling roti biasa yang asli dari Indonesia."

Ini yang bego gue apa si bapak sih? Mana gak biasa lagi beli yang ginian!

"Bukan itu maksudnya pak," katanya sambil menggaruk kepalanya, "saya mau beli pembalut sekalian bayar ini."

"Oh yang buat cewek itu ya?" tanyanya yang dianggukki Kanaya sambil ngedumel dalam hati.

Yailah pak! Sejak kapan pembalut buat cowok? Pake nanya lagi si bapak

Thank You Mas Captain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang