Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.Prastha akhirnya sampai di bandara Jakarta, Prastha menyeret kopernya untuk pulang ke apartemennya.
“Lo pulang naik taxi, Pras?” tanya Andy pada Prastha.
“Iya, Dy,” jawab Prastha.
“Lo gak minta jemput istri lo? Dia kan bisa bawa mobil?” kata Andy.
“Gue naik taxi aja gapapa, kasian kalau Kanaya yang jemput. Biar istirahat aja di apartemen,” jawab Prastha yang diangguki Andy.
Lalu sebuah mobil berhenti di depan mereka dan Andy langsung tersenyum karena Fika sudah menjemputnya, ia pun keluar dari mobilnya menemui Andy sambil memeluknya.
“Aku gak telat kan jemputnya?” tanya Fika.
“Nggak kok, kita baru aja keluar dari bandara,” kata Andy, “oh iya, lo mau bareng sama kita gak? Takutnya lama nunggu taxi,” tawar Andy.
“Kalian duluan aja gapapa, gue naik taxi aja disini. Bentar lagi juga ada kok,” jawab Prastha.
“Gue duluan ya, Pras,” pamit Andy.
“Hati-hati,” ucap Prastha. Andy dan Fika pun langsung masuk mobil dan melaju meninggalkan Prastha.
Prastha melirik arlojinya yang menunjukkan pukul 1 siang, ia jadi penasaran sedang apa Kanaya di hari minggu siang ini. Terakhir Prastha mendapat kabar bahwa ada orang tua serta nenek Kanaya datang ke apartemennya.
Prastha melambaikan tangannya saat melihat taxi melaju, setelah itu Prastha masuk dan mengantarkannya ke alamat tujuan.
•••••
Sejak tadi Kanaya mengusap peluhnya sambil meregangkan otot pinggangnya. Ia memasukkan semua pakaian kotornya ke dalam mesin cuci kemudian memutar tombol untuk mulai mencuci semua bajunya.
Kanaya langsung duduk di kursi sambil mendesah panjang, “huft! Capek banget hari ini!” keluhnya, “kalau bukan gara-gara mama harus laporan video call tiap hari, malas gue beresin semuanya! Mana pegel banget lagi pinggang gue!” Kanaya memijat pinggangnya sendiri.
Saat mama Rita datang ke apartemen dan melihat kondisinya yang berantakan, mama Rita langsung memberikan aturan baru pada Kanaya yakni wajib video call dan memperlihatkan kondisi apartemennya tiap hari sebagai laporan. Hal itu membuat Kanaya tercengang dan menolaknya mentah-mentah, namun akhirnya Kanaya terpaksa menyetujuinya karena mama Rita mengancam akan mencoret namanya dari kartu keluarga jika masih malas-malasan mengerjakan tugas rumah, tentu menjadi beban berat untuk Kanaya tapi apa boleh buat, ia hanya menurut saja.
Kanaya pun lanjut mencuci piring yang kotor sambil menunggu cucian baju selesai, setelah itu Kanaya membawa baju-bajunya untuk di jemur di halaman belakang apartemennya.
Ditempat lain Prastha sudah sampai di depan pintu apartemen dan mulai menekan tombol kata sandi pintu masuk.
“Assalamualaikum, mas pulang,” ucap Prastha yang menaruh koper serta beberapa Tote bag di lantai, tidak terdengar suara sahutan Kanaya menjawab salamnya.
“Kanaya?” Prastha masuk ke kamarnya dan tidak menemukan Kanaya, ia melihat tempat tidur yang sudah rapi, lalu ia ke dapur dan terlihat sudah bersih dan rapi.
“Rajin sekali ternyata ditinggal pergi,” gumam Prastha yang tersenyum, ia pun mendengar sesuatu di halaman belakang apartemennya dan Prastha melihat istrinya sedang sibuk menjemur, sesekali ia ngedumel yang membuat Prastha hanya tersenyum melihatnya, ia pun bersandar pada daun pintu sambil melipat kedua tangannya di dada sambil memperhatikan Kanaya sampai selesai.
![](https://img.wattpad.com/cover/341604594-288-k823771.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Mas Captain!
General Fiction°°°°° Kehidupan Kanaya Alisha Pramudya berubah ketika harus menerima permintaan neneknya yang ingin melihat cucu perempuan satu-satunya menikah. Kanaya dijodohkan dengan seorang Captain pilot muda yang bernama Prastha Hadryan Maheswara. Ini merupak...