🛬(18) Debat Pagi🛫

33 3 0
                                    

Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.

Kanaya selesai memakai seragam dan menguncir rambutnya yang biasanya terurai panjang, ia pun melihat jadwal pelajaran sambil memasukkan buku-buku ke dalam tasnya. Akhirnya ia langsung ke bawah untuk sarapan sebelum berangkat sekolah. 

"Pagi sayang," sapa mama Rita yang sudah menyiapkan sarapan dimeja makan. 

"Pagi juga mah," Kanaya dengan semangat, "papa belum pulang mah?" tanya Kanaya sambil menyendokkan nasi goreng favoritnya. 

"Belum, Nay. Paling nanti sore atau besok papa pulang," kata mama Rita sambil menaruh susu untuk Kanaya dan duduk disebelahnya. 

Kanaya mengangguk melanjutkan sarapannya sampai habis lalu minum susu. Ia langsung membawa tasnya dan pamitan pada mama Rita. 

"Naya berangkat dulu ya mah, assalamualaikum," pamitnya dengan senyum manis sambil mencium pipi mama Rita. 

"Waalaikumsalam, sayang," ujar mama Rita. 

Kemudian Kanaya mengambil sepatu dari rak dan membawanya untuk dipakainya diluar.

"Astagfirullah!!" Kanaya dengan begitu terkejut melihat nenek Sari mengobrol dengan Prastha di ruang tamu. 

Mereka langsung menoleh saat melihat adanya Kanaya, "kenapa, Nay?" kata nenek Sari.

"Nggak apa-apa kok nek, tadi ada ... ada semut gigit ke kaki Naya," ucap Kanaya yang masih heran dengan maksud kedatangan Prastha ke rumahnya di pagi buta. 

Ngapain si om genit pagi-pagi ada disini!? 

"Nay sini duduk," titah nenek Sari yang menyuruhnya duduk di sebelah Prastha. 

Kanaya terpaksa menurut sebelum itu ia menyimpan sepatunya di luar kemudian duduk disebelah Prastha sambil menunduk tanpa mau menatap wajah Prastha. 

"Nanti pulang sekolah, kamu sama nak Prastha fitting baju ya," kata nenek Sari. Kanaya hanya mengangguk paham tanpa bersuara. 

"Oh iya minggu ini kamu juga diantar jemput sama nak Prastha," kata nenek Sari. 

Seketika Kanaya langsung menoleh menatap neneknya, "Naya naik taxi aja nek, gapapa kok," Kanaya berusaha menolak tak peduli dengan Prastha. 

"Nay, kasian nak Prastha jauh-jauh udah datang kesini lho," ujar nenek Sari. 

"Gapapa kalo Kanaya gak—" 

"Yaudah, Naya mau," Kanaya langsung memotong ucapan Prastha akhirnya. Mau tidak mau lagi-lagi dengan terpaksa Kanaya harus menurut, "Naya pake sepatu dulu diluar nek," Kanaya pun keluar sambil ngedumel dalam hati. 

Cari perhatian banget sih om genit sama keluarga gue! Makin gak suka gue jadinya! 

Selesai memakai sepatu bersamaan dengan Prastha yang keluar bersama nenek Sari. 

"Naya berangkat nek, assalamualaikum," pamitnya lalu pergi yang disusul oleh Prastha. Kanaya langsung masuk mobil dan sengaja duduk di kursi belakang. 

Prastha menatap Kanaya begitu duduk sambil memasang safety belt, "kenapa duduk disitu?"

"Memangnya kenapa? Salah!?" tatap Kanaya tak suka. 

Prastha hanya mendesah pelan tak merespon Kanaya, ia pun mengantar Kanaya ke sekolahnya. Suasana tak pernah berubah, meskipun mereka bersama tetap saja tidak saling mengobrol. 

Dilihat Prastha dari pantulan rear-vision mirror, Kanaya sedang sibuk touch up serta memoles bibirnya dengan lip cream warna nude dan ia merapikan rambutnya, terakhir ia menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya. Prastha hanya tersenyum melihatnya. Tanpa sadar, Prastha dibuat tersenyum oleh Kanaya. 

Thank You Mas Captain!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang