Happy Reading ❤️
.
.
.
.
.Kanaya menggeliatkan badannya lalu ia pun mengerjapkan matanya dan menatap jam dinding di kamarnya pukul 05.30. Kanaya bangun dan terduduk sebentar untuk mengumpulkan nyawanya dan ia pun langsung ke kamar mandi.
Selesai mandi, ia langsung memakai seragamnya untuk kembali sekolah setelah acara ijab kabul kemarin.
Setelah dirasa sudah rapi, ia langsung mengambil sisir dan menemukan selembar kertas di meja rias.
Maaf saya tidak sempat pamit dan membangunkan kamu, karena saya harus lanjut bertugas kembali
Kanaya pun langsung meremas dan membuang kertas ke keranjang sampah di dekat meja belajar, "gak izin lagi si om nyobekin kertas dari buku gue!"
Kemudian Kanaya lanjut sisiran dan langsung turun sambil membawa tasnya.
"Mah, Naya mau bekal roti selai coklat ya!" seru Kanaya.
"Yaudah, kamu makan dulu ini ya biar gak kosong banget perutnya," ucap mama Rita yang memberikan sereal hangat dan segelas susu pada Kanaya, "Prastha pamit gak sama kamu?" Kanaya hanya menggeleng pelan sambil mengunyah sereal.
"Lho? Padahal kalian tidur sekamar. Masa suami kamu gak izin pergi sama kamu sih?"
Kanaya langsung tersedak mendengar ucapan mama Rita. Karena ia sama sekali tidak mengetahui kalau Prastha tidur di kamarnya.
What!? Sekamar!? Kok gue gak tau kalo si om tidur dikamar gue sih!?
Kanaya langsung meraba-raba seluruh tubuhnya dengan panik.
"Kamu kenapa?" tanya mama Rita heran.
"Mama serius om tidur di kamar Naya?!" Kanaya malah tanya balik pada mama Rita.
"Iya mama serius, om tidur—eh, maksud kamu om siapa!?" tanya balik mama Rita menatap Kanaya.
"Ya om Prastha lah mah," jawab Kanaya.
"Kamu panggil suami kamu om!?" Kanaya mengangguk.
Mama Rita langsung menyentil jidat Kanaya, "kamu mau dicap negatif sama orang lain gara-gara panggil 'om' ke suami kamu sendiri?"
Kanaya mengusap jidatnya, "ya terus Kanaya panggil apaan kalau bukan om?"
"Panggilan yang lain kan banyak sayang," ucap mama Rita.
"Masa Naya panggil bapak?"
"Prastha itu suami kamu, bukan supir taxi, Naya."
Lama-lama Kanaya semakin pusing menanggapi mamanya, ia pun menghabiskan serealnya dengan cepat dan langsung beranjak dari duduknya, "Kanaya berangkat mah, nanti Kanaya pikirin mau dipanggil apaan!" Kanaya mencium punggung tangan mama Rita sambil membawa kotak bekal makanan dan keluar. Ia pun langsung masuk mobil untuk berangkat ke sekolah.
•••••
"Lo gak dateng sih kemarin, acaranya seru banget sumpah. Apalagi gue di suruh duet sama Aldi di depan orang tuanya, seneng plus deg-degan banget gue!" ungkap Mia dengan antusias, Kanaya hanya berdeham tak peduli.
"Btw, pas si Gio datang ke acara Aldi dia nanyain lo ke gue. Emangnya lo ga ngasih kabar dia gak akan dateng apa?" tanya Mia.
Boro-boro inget kasih kabar Gio, gue aja baru pegang hp lagi sekarang
"Gue lupa soalnya sibuk banget sama acara keluarga," ucap Kanaya.
"Biasanya kalau ada acara juga lo suka aktif," kata Mia yang kepo.
"Ish! Gue kan gak sempet buka hp, Mia!" ucap Kanaya yang sedikit jengkel karena Mia yang banyak tanya.
"Hm, iya deh."
Laras datang dan membawa buku yang sudah dicarinya, kemudian bergabung dengan Kanaya dan Mia.
"Nanti nyalin yang ini ya," ujar Laras meletakkan buku di tengah meja.
"Berapa halaman yang harus di salin?" tanya Mia.
"Cuman lima halaman doang kok," jawab Laras.
"Banyak amat lima halaman?" keluh Mia.
"Ya lo rangkum aja lah, jangan di tulis semuanya."
"Kapan dikumpulin catatannya?" tanya Mia dengan malas.
"Lusa," jawab Laras.
"Yaudah besok aja nyatetnya, lagi malas gue sekarang," Mia menutup buku dan mengambil hp di meja.
"Mia gak boleh males-males, nanti kalau gak lulus nangis lagi," ucap Caca memperingati Mia.
"Nah, gitu Ca. Kasih tau!" timpal Kanaya.
"Besok kan masih ada waktu, Ca," balas Mia.
"Waktu itu harus kita manfaatin baik-baik, kalau Mia nanti gak punya waktu lagi gimana coba?"
"Lo kok doain gue mati sih, Ca?!" Mia tak terima.
"Nggak kok, Caca gak lagi doain Mia mati," ucap Caca membela diri.
"Udah! Buruan nulis gausah pada ribut!" perintah Laras dengan galak.
oOo
"Nih minumnya," ucap Kanaya memberikan sebotol minum pada Gio yang selesai olahraga basket. Karena sudah waktu istirahat dan Kanaya memilih menemani pacarnya di lapangan sambil membawa bekal makannya.
"Makasih," Gio pun langsung meneguk habis botol minum tersebut.
"Haus banget sih pacar aku," kata Kanaya yang menatap Gio.
Gio pun duduk di sebelah Kanaya, "udah haus, panas lagi. Untung ada kamu disini jadinya adem," balas Gio.
Kanaya langsung tersenyum, "nih buat kamu," ucap Kanaya memberikan roti selai coklatnya pada Gio.
"Kamu gak makan?" tanya Gio.
"Aku bawa dua kok jadi kita makan sama-sama," ucap Kanaya, Gio pun menerima pemberian pacarnya. Namun ia melihat sesuatu yang ada di jari tangan Kanaya.
"Tumben kamu pake cincin sekarang?" tanya Gio yang membuat Kanaya panik saat menatap cincin di jarinya, "dari siapa?"
Sialan banget gue malah lupa lagi lepas cincinnya!
"Dari ... nenek, iya soalnya nenek ngasih aku cincin kemarin," jawab Kanaya dengan gelagapan.
"Oh, gitu," Kanaya langsung mengangguk cepat, "coba aku liat," tangan Gio meraih tangan Kanaya yang membuatnya keringat dingin luar biasa.
Aduh takut ketahuan gue! Nangis beneran deh kalau sampe Gio tau ini cincin nikah!
"Harus banget ya dipasang disini?" ucap Gio yang bertanya lagi.
"Oh itu ... nenek aku yang pasang cincin disini soalnya," jawab Kanaya, "emangnya kenapa?" spontan Kanaya balik bertanya.
"Setiap orang yang pake cincin berdasarkan letak di jarinya itu ada artinya," ucap Gio yang membuat Kanaya menelan salivanya masih mendengar Gio berbicara, "kayak kamu sekarang, kalo orang lain liat pasti pada nyangka kamu udah nikah."
Aku emang udah nikah Gio...
"Ya nggak lah, mana mungkin aku nikah!" elak Kanaya langsung.
"Yaudah daripada orang lain nyangka yang nggak-nggak sama kamu mending pasangnya di jari tengah aja," saran Gio.
"Mending aku lepas aja," Kanaya pun melepas cincin nikahnya dan dimasukkan ke dalam saku.
"Terserah kamu deh, sayang," Gio mengusap pipi Kanaya, "abis ini kita ke kantin ya, aku mau traktir kamu," Kanaya langsung senyum dan mengangguk semangat.
Jangan lupa vote, comment and share cerita ini yups ✨
Terima kasih 🤗✨
🛬Tbc🛫
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You Mas Captain!
General Fiction°°°°° Kehidupan Kanaya Alisha Pramudya berubah ketika harus menerima permintaan neneknya yang ingin melihat cucu perempuan satu-satunya menikah. Kanaya dijodohkan dengan seorang Captain pilot muda yang bernama Prastha Hadryan Maheswara. Ini merupak...