Chapter 2

5.5K 465 49
                                    

Haiiiiii
Selamat istirahat makan siang semua, ditemenin Paul sama Nabila nih heheh
Happy Reading
*
*
*

Nabila berlari kecil sambil merapikan kerudungnya dengan satu tangan, sebelah tangannya memegangi handphone yang ia tempelkan ke telinganya. Hari ini ia terlambat bangun karena semalam ia baru tidur sekitar jam dua.

"Iya iya ini aku baru sampe, Mas." Ujar Nabila sedikit gusar pada seseorang di balik telfon.

"Udah dulu ya, Mas. Takut bos aku ngamuk." Bisik Nabila, matanya melirik Paul yang menatapnya sinis dari tempat duduknya.

"Lo telat Nab, mana nasi goreng gue." Tagih Paul dengan mata yang menatap Nabila tajam.

"Gue gak sempet masak, Powl. Bangun aja kesiangan." Jawab Nabila sambil membuka tumblernya. Berangkat terburu-buru membuatnya haus, belum lagi ia yang tidak sempat sarapan.

"Udah tau kesiangan, masih sempet-sempetnya telfonan sama pacar lo, bocil." Hardik Paul, tentu saja tidak serius.

Nabila mendelik, bos nya itu memang senang sekali mengungkit kesalahan Nabila sekecil apapun. Kadang ia ingin menyumpal mulut kurang ajarnya itu.

"Sirik kan lo,, makanya gerak bos, lembek amat jadi cowok ditolak sekali langsung nyerah, perjuangin dong!" Serang balik Nabila.

"Gue gak ditolak ya." Paul membela diri.

Salma dan Novia hanya menggeleng mendengar perdebatan itu, bukan hal yang aneh mendengar Nabila berdebat dengan Paul, dari hal penting sampai hal yang remeh temeh bisa saja jadi bahan perdebatan mereka. Lucunya hal itu tidak akan berlangsung lama, di hari yang sama mereka bisa saling curhat lagi, aneh memang kelakuan bos dan si bungsu kesayangan mereka ini.

"Pokoknya lo tetep salah ya, telat terus gak bawain gue sarapan." Tegas Paul berusaha mengelak dari topik yang diangkat Nabila.

"Telat mah gue akuin emang salah, tapi kan bikin sarapan buat lo bukan jobdesc gue, Powl." Bantah Nabila.

Paul mengendikkan bahu seolah tidak peduli dengan apa yang dikatakan gadis itu. Kesal karena Nabila tidak membawa sarapan pagi ini, Paul menelfon Rahman yang sedang di luar untuk membeli nasi uduk yang dulu menjadi langganannya sebelum Nabila kerja di sini. Karena setelah ada Nabila, Paul sudah tidak pernah memikirkan mau sarapan apa, gadis itu selalu membawa bekal dan nasi goreng adalah favorit Paul, kecuali di saat-saat tertentu seperti hari ini.

"Nov gimana klien yang kemaren?" Tanya Paul ada Novia yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Sejauh ini  aman si Powl, ceweknya emang agak ribet tapi cowoknya baik banget sih gila aja gue ngiri liat pasangan itu." Cerita Novia serta mengingat meeting dengan klien yang ia temui kemarin. Pasangan yang akan menikah dalam waktu dekat ini, yang romantismenya membuat Novia cukup iri.

"Mereka udah punya konsep sendiri, jadi kita tinggal ngikutin maunya aja, sama ngasih advice kalau emang ada yang perlu disesuaikan atau diganti." Sambung Novia.

Paul mengangguk cukup puas. Ia kemudian berganti pada Nabila dan Salma yang terlihat sedang mendiskusikan sesuatu.

"Sal, Nab, udah nemu konsep buat acaranya Eve?"
Salma dan Nabila sama-sama menoleh. "Kita udah ada ide sih, tapi gue sama Nabila lagi mikirin detail nya dulu." Jawab Salma dan diangguki Nabila.

Paul melihat Nabila tersenyum sumringah, sepertinya gadis itu berhasil menemukan ide yang sesuai dengan Evelyn, Paul tahu gadis itu selalu memiliki ide-ide segar, ia harap itu akan sesuai dengan keinginan Evelyn dan karakternya sebagai selebgram yang terkenal sedikit kontroversial.

Redefining Us (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang