Ballroom hotel itu tampak megah dengan dekorasi yang didominasi warna merah. Orang-orang yang hadir disana lebih terlihat seperti parade model desain kenamaan. Mereka seperti berlomba-lomba untuk tampil cantik dengan gaun-gaun yang mereka kenakan.
Paul dan seluruh timnya baik yang di ballroom maupun yang di control booth terlihat sangat sibuk kesana kemari memastikan acara berjalan dengan baik.
"Oke guys siap-siap setelah ini the show will begin. Pastikan Evelyn sudah siap." Instruksi Paul pada rekan-rekannya melalui HT.
"Bentar Powl, Niki belum keliatan. Jangan sampai dia melewatkan pertunjukan." Cegah Salma.
Niki adalah wanita yang dikabarkan menjadi penyebab perceraian Evelyn dengan suaminya, meski berita itu masih simpang siur dan belum banyak orang yang tahu. Dan Evelyn tentu saja mengundangnya, untuk apa lagi kalau bukan untuk menunjukkan pada rivalnya itu betapa dia tidak peduli dengan afair yang dilakukan suaminya dan Niki.
"Dia baru masuk enterence." Ujar Rahman yang bisa di tangkap jelas oleh Salma.
"Oke Powl, dia masuk." Ucap Salma lalu memberi kode pada Paul untuk melanjutkan instruksinya.
"Let the show begin." Suara Paul yang berkumandang melalui HT menjadi kode untuk semua staff.
Satu menit setelah Paul mengatakannya tiba-tiba ruangan menjadi gelap. Terdengar pekikan kaget dari para tamu diikuti helaan napas juga keluhannya dan bonus umpatan dari beberapa tamu yang sepertinya tidak bisa mengondisikan diri.Nabila merasa risih dengan umpatan yang mulai terdengar ramai bersahutan dengan pekikan dari beberapa tamu. Dan lima detik kemudian lampu LED berwarna emas menyala dan berpendar ke seluruh ruangan, beberapa menyorot tepat ke atas panggung dimana sudah ada Evelyn yang dikurung di sangkar emas nan indah.
Wanita itu memainkan peran sebagai Puteri yang tertawan dalam sangkar emas penuh kemewahan, di iringi dengan penari latar yang ikut bermain peran untuknya.
Nabila mempehatikan pertunjukkan itu, boleh diakui bahwa Evelyn lumayan berbakat untuk pertunjukan langsung seperti ini. Paling tidak dia bukan hanya selebgram yang memanfaatkan kontroversi.
Ia tersenyum melihat orang-orang mengangkat ponsel mereka diam-diam untuk merekam pertunjukan tersebut. Ini yang dia cari, exposure. Selain menguntungkan Evelyn konsep ini juga menguntungkan Moon Event karena akan banyak orang yang membicarakan tentang pesta ini. Orang-orang sudah pasti akan menyebar luaskan hasil tangkapan kamera mereka meski sudah diberikan peringatan untuk tidak membagikan gambar atau video apapun.
Dari kejauhan ia bisa memastikan Salma dan Paul tersenyum puas dengan acara malam ini. Nabila beberapa kali mendengar decakan kagum dari tamu-tamu yang hadir di acara Evelyn tersebut.
Pesta itu semakin panas dan liar seiring malam yang semakin larut. "Let's party for my freedom." Teriak Evelyn. Malam itu semakin berisik dengan penampilan atraktif seorang DJ yang ternyata masih sahabat Evelyn.
Nabila menepi, jenis pesta seperti ini selalu membuatnya tidak nyaman. Keramaian super, dentum musik yang memekakkan telinga dan orang-orang yang kehilangan kendali karena minuman.
"Aiisssh." Ringis Nabila saat bahunya tidak sengaja terantuk dengan tubuh seorang lelaki yang sedang asyik menari. Ia mengusap babunya dan cepat-ceoat menghindar. Ia tahu berada di tempat seperti ini bukan hal yang tepat untuknya, tapi ini tentang profesionalisme.
"Jangan disini." Rony menarik lengan Nabila menuju tempat yang tidak terlalu ramai.
"Thank you Kak Rony, sorry aku rada linglung karena terlalu rame." Kekeh Nabila saat Rony berhasil membawanya ke dekat control booth yang lebih sepi.