Helloooooo 🤭
Demi apa doooong aku jadi update niiiih
Sarapan pake cerita Panak ya kalian 😆
Happy Readiiiing 😘
*
*
*Wajah laki-laki itu berubah pias begitu melihat Nabila. Sementara Nabila masih mematung dengan tatapan yang bertumpu pada sepasang manusia di hadapannya. Paul dengan jelas bisa menangkap gestur tidak biasa yang ditunjukkan oleh kedua orang itu, gestur itu tidak seperti yang ditunjukkan orang yang baru bertemu di hari pertama.
Nabila menarik napasnya dalam, ia berusaha menguasai dirinya secepat mungkin. Paul menoleh padanya, namun tak berniat bertanya apapun.
"Oh iya kami dari Moon Event, dengan Mas Satya dan Mbak Diandra?" Tanya Paul retoris. Paul mulai menyadari apa yang terjadi setelah menyebutkan nama lelaki yang masih berdiri di depannya itu.
Laki-laki bernama Satya itu mengangguk kaku, berbeda dengan Diandra yang terlihat lebih santai dan luwes disertai dengan senyum manis meski tanpa menunjukan geliginya.
"Silahkan duduk." Paul mengupayakan dirinya untuk bersikap profesional, meski sebenarnya ia ingin mengkonfrontasi lelaki di hadapannya, ah tidak lebih tepatnya ia ingin melayangkan bogem pada lelaki itu.
"Saya Paul dari Moon Event menggantikan rekan kami Novia yang tidak bisa datang hari ini untuk melanjutkan diskusi terkait acara pernikahan mbak dan mas nya." Mulai Paul.
"Oh iya, ini partner saya, Nabila."
Nabila berdeham sekali lalu tersenyum seraya mengangguk pada Diandra dan Satya, Diandra menyampirkan anak rambutnya ke belakang dengan gerakan anggun lalu membalas senyum Nabila.
"Mas-"
"Just call me Paul." Potong Paul saat Diandra hendak memanggilnya.
"Oke Paul, sebelumnya kita sama Novia udah ngomongin masalah venue, dekor dan catering, tapi kemaren MUA yang kita mau gak bisa, ya kan sayang?" Diandra menyentuh lengan Satya di atas meja.
Mata Nabila mengikuti gerakan itu, dan membuatnya ingin pergi detik itu juga. Paul menarik jemari gadis itu di bawah meja dan menggenggamnya erat.
"Iya mbak, Novia juga udah nyampein itu, jadi hari ini kita bawa list MUA denga kualitas yang sebanding dengan MUA yang mbak dan mas pengen." Paul menunjukkan list yang kemarin diberikan Novia.
Diandra melihat daftar itu dan melihatnya satu persatu dengan seksama. Lelaki di sebelahnya diam-diam mencuri pandang ke arah Nabila, dibalas dengan gestur membuang muka dari gadis itu.
Nabila sudah tidak ingin mengikuti diskusi yang dilakukan oleh Paul dan kedua kliennya itu. Ia mengalihkan pandangan ke sembarang arah asal tidak pada kedua orang di hadapannya. Dan ia berterimakasih karena Paul membiarkannya dan tidak melibatkan Nabila dalam diskusi itu.
Perlu waktu sampai hampir satu jam hingga wanita bernama Diandra itu akhirnya merasa puas dengan segala apa yang ditawarkan Paul untuk menyempurnakan hari pernikahannya nanti. Dan Nabila bersumpah satu jam itu adalah satu jam paling menyiksa dalam hidupnya.
"Thank you Paul, its nice to have you to perfect our moment." Wajah Diandra terlihat berseri, beberapa kali ia menoleh pada calon suaminya dengan senyum bahagia.
"My pleasure." Sahut Paul dan menyambut jabat tangan Diandra, tapi tidak dengan tangan milik Satya. Diandra sempat heran menyaksikan hal itu namun dengan cepat ia melupakannya.
"Oke kalau gitu mbak, saya dan rekan saya pamit." Ujar Paul, lalu menarik tangan Nabila untuk segera keluar dari restoran tersebut.
-oOo-