Nabila terawa lucu saat Rony dan Rahman datang bersamaan ke kantor. Masalahnya hari ini sebenarnya hari off mereka. Nabila sendiri sengaja mengabari Paul bahwa dia akan ke kantor, jadilah tadi Paul menemani gadis itu. Sebenarnya Nabila merasa bosan di rumah, belum lagi mendengar celotehan ibunya yang masih mengungkit topik yang sama, tentang dia dan Satya.
Ibunya memang membelanya, tapi dia semakin tidak suka saat dikasihani seolah dia orang paling malang sedunia seperti yang dilakukan ibunya pada Nabila. Maka alih-alih rumahnya sendiri, Nabila memilih kantor sebagai tempatnya untuk bermalas-malasan di hari liburnya ini.
"Laaah, ngapain pada kesini kalian? Tau gitu gak usah libur aja." Canda Paul saat melihat Rony dan Rahman masuk.
"Gue mah dikabarin Nabila, ya udah mau ikutan." Jawab Rahman enteng, dia menghampiri Nabila lalu berbagi tos dengan gadis itu.
"Ayo sini Bang Aman, kita mager berjamaah disini. " Sambut Nabila.
"Terus lo ngapain Ron? Ada yang mau lo ambil?" Tanya Paul pada Rony.
"Gu- gue bosen aja di rumah." Jawab Rony sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"Lo waktu di tempat kerja yang lama gitu juga gak Ron?" Terdengar nada jahil dari cara Rahman bertanya.
"Gitu gimana?" Tanya Rony yang kini sudah mengambil tempat duduk di samping Nabila.
"Kalo bosen di rumah suka maen ke kantor juga? Engga nongkrong atau maen gitu??" Sambung Rahman. Nabila menoleh pada si penanya lalu pada Rony, menunggu laki-laki itu menjawab.
"Ya gimana moodnya aja sih." Rony mencoba mencari jawaban aman. Sebenarnya ia tadi melihat instagram story yang diunggah Nabila, dia kira Nabila di sini sendiri.
"Nab, aku bikinin infused water nih." Kali ini Rony memberikan tumbler bening dengan tetes air yang menempel di permukaannya membuat minuman itu terlihat menggiurkan.
"Waaah kak Rony lama-lama aku bisa ketagihan minuman sehat ala kak Rony, Makasih by the way." Senyum Nabila mengembang. Ia langsung mencoba minuman dengan potongan semangka, lemon dan kurma.
"Nyobain dong." Paul merebut botol minum itu dari tangan Nabila bahkan saat gadis itu masih menempelkan nya ke bibir.
"Apa siiih, sabar bos." Protes Nabila namun tetap membiarkan Paul menenggak minuman tersebut.
"Seger ya." Aku Paul. "Buat gue aja ya Ron." Mata Paul beralih pada Rony, ia menaik turunkan alisnya dengan senyum yang menyebalkan.
"Powl!!!" Kesal Nabila saat Paul membawa minuman yang tadi diberikan Rony.
Sementara itu Rony hanya menghela napas pasrah. Padahal semalam ia sengaja membuat infused water itu untuk Nabila. Sebelum tahu kalau Nabila akan ke kantor di hari libur, Rony memang sudah berencana akan mengajak gadis itu bertemu.
Rahman menundukkan kepala berharap tidak ada seorangpun yang mengetahui tawanya.
"Gue mau masak ya. Bos." Izin Nabila. Paul yang sedang mencari remote televisi mengacungkan ibu jarinya.
"Kalian mau makan apa?" Tanya gadis itu sebelum pergi ke pantry.
"Ayam teriyaki."
"Capcay."
Sahut Paul dan Rony bersamaan. Keduanya kontan menoleh satu sama lain. Rony menghela napas malas, sementara Paul menatap laki-laki itu dari ujung ke ujung. Maksud Paul, sejak kapan Rony berani meminta Nabila memasak untuknya?!
"Ngalah lah Ron, gue pengen banget capcay nih." Ujar Paul setelah menetralkan mimik wajahnya.
"Yaaah, lo kan udah sering banget dimasakin Nabila, kapan lagi gue bisa request, Ul." Balas Rony. Jujur Rahman sempat mengangkat alisnya kaget karena tidak menyangka Rony malah berusaha membuat Paul mundur.