Chapter 7

4.2K 387 79
                                    

Hai, double nih 🙂😆
Happy reading....

Nabila membelalak tidak percaya, saat orang yang baru bergabung dengan Moon Event itu mengatakan bahwa sebelumnya dia bekerja di Heavenly d'arte, salah satu Event organizer terkenal di Indonesia dan tidak sembarang orang bisa menggunakan jasa mereka. Nabila ingin tidak percaya tapi lelaki itu tampak serius menceritakan pengalamannya.

Nabila yang semula sibuk menyeduh teh di pantry akhirnya ikut bergabung dengan Salma, Novia dan Rahman yang sama terkejutnya saat mendengar cerita Rony, si pegawai baru itu.

"Diminum Kak." Nabila menyerahkan secangkir teh yang tadi ia buat pada Rony. Lelaki karismatik itu tersenyum karena merasa terkesan dengan sambutan hangat dari gadis itu dan juga ketiga orang lainnya.

"Terimakasih-" Rony menggantungkan kalimatnya karena ia belum tahu nama gadis di depannya.

"Nabila" Ujar Nabila lugas. Ia kemudian duduk dibawah sofa untuk mendengar kelanjutan cerita Rony.

"Kenapa resign dari sana dan milih di EO kecil begini?" Tanya Novia mewakili rasa penasaran yang lain.

Nabila bertompang dagu menunggu jawaban Rony. Lelaki itu sebenarnya sudah mengira bahwa ia akan mendapat pertanyaan seperti itu, sebelumnya orang tuanya juga begitu. Tapi ekspresi Nabila memberikan kesan lain bagi Rony, Ekspresi gadis itu seperti anak kucing yang meminta makan.

"Ya ada value mereka yang udah gak bisa sejalan lagi aja sama gue, dan itu menyangkut hal prinsip buat gue, makanya gue milih resign aja." Jelas Rony.

Keempat orang di sana mengangguk paham. Yang Nabila tangkap dari penjelasan Rony, yaitu bahwa sepertinya Rony adalah lelaki yang sangat idealis, terbukti dari dia yang memilih resign kemudian bekerja di tempat ini padahal kan perusahaan sebelumnya lebih besar, secara jenjang karir, prestise dan salary pasti lebih menjanjikan di tempat lamanya.

"Kan gaji lo pasti gedean disana, eh betewe si bos udah ngasih tau lo kan gaji yang bisa lo dapet disini?" Tanya Salma seraya menaikan kacamatanya.

"Iya kalo gue sih pengen banget bisa kerja di heavenly." Sela Rahman.

"Waaaah Bang Aman waaah, laporin si bos nih." Gurau Nabila mengeluarkan ponselnya pura-pura hendak menghubungi Paul.

"Laporin Nab, laporin." Novia malah ikut mengompori.

"Becanda Nab, becanda!!" Rahman menepis ponsel Nabila, beruntung Nabila tidak sampai menjatuhkannya.

Rony tertawa melihat interaksi mereka yang terlihat sangat dekat dan intens.

"Udah sih gue dikasih tau sama Paul. Ya gimana ya, susah  kalo udah gak sesuai sama life value gue. Bicara salary mah emang iya gedean di sana, lingkungannya juga supportif banget, asyik lah, cuman kan balik lagi setiap orang punya nilai hidup yang harus dipertahankan." Terang Rony, ia berbagi atensi dengan keempat orang yang menyimaknya sejak tadi, saat matanya  bersirobok dengan milik Nabila Rony sempat terjebak untuk beberapa detik ketika melihat senyum gadis itu yang sampai ke matanya.

"Waaah bisa banyak belajar dari Kak Rony nih. Kapan lagi kan belajar dari ex heavenly." Cakap Nabila semangat. Rony menanggapinya dengan tawa yang berderai.

"Hei Ron, udan dateng ternyata."

Semua orang menoleh ke arah pintu begitu mendengar seruan dari bosnya. Rony kemudian berdiri menyambut tangan Paul yang mengajaknya berjabatan.

"Long time no see ya, Ul." Balas Rony, mereka saling meluk bahu tampak akrab.

"Lho emang lo udah kenal Rony sebelum ini?" Tanya Rahman, yang lainnya kembali ke meja mereka masing-masing untuk meneruskan pekerjaannya.

Redefining Us (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang