Haihaihaiii
Sebelumnya maaf banget kemarin aku salah waktu bilang tersisa 6 part lagi
So sorry, its my bad, cerita ini sampai part 31 aja, jadi setelah ini hanya tinggal 4 part, semoga masih bisa dinikmati ceritanya ya...Ini entah kali keberapa Nabila mengecek ponselnya dengan wajah merengut. Setelah dia ingat-ingat ini hari ketiga Paul tidak menghubunginya lebih dulu, tidak ada telfon, tidak ada chat apalagi video call, kalau pun membalas pesan, maka itu hanya kalimat singkat seperti 'oh iya' atau 'oke' yang paling panjang adalah 'kita liat nanti ya' saat Nabila meminta bertemu.
Awalnya Nabila belum peka dengan perubahan aneh itu karena dia sibuk mengurusi printilan wisuda dengan teman-temannya. Tapi setelah tiga hari dia baru menyadari sikap Paul yang tiba-tiba tidak biasa.
Ada yang mengganjal dalam hatinya mendapati perubahan itu. Ia tidak bisa terbiasa didiamkan dan diabaikan oleh seseorang yang selalu memberikan perhatian penuh padanya. Nabila lantas berinsiatif untuk mengunjungi Paul di tempat kerjanya.
Dengan membawa lumpia goreng buatannya, ia pergi ke kantor yang beberapa waktu lalu juga adalah tempat kerjanya. Nabila berharap apa yang dia pikirkan tentang perubahan sikap Paul hanya asumsinya saja.
Dengan mematri senyum lebar gadis itu mengetuk pintu utama bangunan rumah yang difungsikan sebagai tempat kerja itu, juga mengucapkan salam dengan riang.
"Waaaah enaknya yang Sabtu bisa libur." Seru Novia melihat gadis itu muncul di depannya.
"Iya dong." Balas Nabila sesumbar.
"Bantuin sini, Nab." Canda Salma.
"Mohon maaf kak Salma, aku udah bukan kacungnya Paul lagi." Kekeh Nabila.
Ia mengedarkan pandangannya menyapu seisi ruangan, mencari sosok yang menyita isi kepalanya. Mejanya kosong, suaranya juga tidak terdengar sejak tadi. Di ruangan itu Nabila hanya mendapati Salma, Novia dan Rony yang baru kembali dari pantry dengan segelas kopi.
"Bawa apa tuh, Nab?" Seru Rony. Lelaki itu kembali ke meja kerjanya dan kembali mematut diri di depan laptop.
"Lumpia goreng kak Rony, bukan makanan Kak Rony banget lah ini." Canda Nabila mengingat bekal yang Rony bawa biasanya makanan sehat no goreng goreng tentu saja.
"Apaan Nab, nanti aku kesana, awas aja jangan diabisin " Teriak Rony lagi.
Nabila mengecek jam tangannya, sudah hampir jam dua belas siang, dan sosok Paul masih juga belum terlihat di tempat itu.
"Minggu ini lagi banyak kerjaan ya kak Salma?"
Maksud Nabila adalah ingin bertanya apakah Paul sangat sibuk sampai laki-laki itu tidak sempat menghubunginya. Tapi ia tidak mungkin bertanya sefrontal tu kan? Jadilah ia memilih pertanyaan yang lebih umum."Engga sih Nab, biasa aja." Jawab Salma tidak sesuai harapan Nabila dan membuat kondisi hatinya semakin buruk.
Ia menyalakan ponselnya lagi, melihat ruang obrolannya dengan Paul. Tidak ada notifikasi, pesan terakhirnya hanya dibaca oleh lelaki itu tanpa dibalas. Padahal last seen nya baru beberapa menit yang lalu. Nabila semakin yakin ada yang aneh dengan sikap Paul padanya.
"Paul keluar ya kak Salma?" Akhirnya Nabila bertanya.
"Iya lagi ketemu klien sama Azra." Jawab Salma, ia menikmati lumpia isi ayam dengan saus asam manis yang dibuat Nabila.
Gadis itu mengerutkan keningnya. "Azra siapa?" Heran Nabila meras baru mendengar nama itu.
"Eh iya lo belum tau ya, Azra karyawan baru, baru gabung belum lama, minggu-minggu ini lah baru masuk." Salma menoleh sekilas pada Nabila yang mengangguk paham.