Jangan lupa vote sebelum baca!
~*~
Aisyah mematikan kipas anginnya, semalaman ia gemetaran. Udara hari ini memang tak disangka, padahal baru kemarin udara terasa panas sekarang sudah dingin lagi.
Aisyah termangu sebentar, menatap jam dinding yang masih berdetik di sudut ruangan. Sudah jam satu pagi. Artinya Aisyah terbangun di tengah malam. Well sebelum KKN memang Aisyah sangat rajin melakukan salat sunah, termasuk tahajud. Mungkin kali ini juga.
Aisyah menatap Nina yang masih tertidur di sampingnya. Ia mencoba menggoyangkan sahabatnya itu. Aisyah tak mungkin pergi sendirian ke masjid setelah kejadian Dusyan waktu itu.
Aisyah berpikir, mungkin saja setelah mereka salat tahajud perlahan hantunya akan menghilang. Itu karena memang musala jarang ditempati makanya banyak hantunya. Dengan sering salat dan membaca bacaan-bacaan pengusir setan, mudah-mudahan hantu itu akan pergi dengan sendirinya.
Nina yang masih digoyangkan belum sadar juga. Namun setelah satu menit berlalu, akhirnya ia membuka mata.
"Nin, tahajud, yuk!" ajak Aisyah agak ketakutan. Mukanya putih pucat dengan keringat dingin yang terus mengalir.
Nina berusaha bangun, kemudian duduk di tempatnya. "Kamu ngapain bangun jam segini?"
"Saya terbangun saja. Mari kita salat tahajud, saya sudah lama semenjak di sini tidak melakukan itu," ungkap Aisyah.
"Enggak ah, takut!" balas Nina.
"Yah, kok enggak sih. Ayolah, Nin!" paksa Aisyah kemudian menggelayuti sweter yang dipakai Nina.
Nina menghela. "Terus hantu itu gimana? Kan kamu tahu Dusyan kemarin diapain?"
"Itu karena Dusyan kurang ajar. Seharusnya dia tidak boleh tidur di masjid!" seru Aisyah. "Bagaimana? Ikut saya, ya?"
Nina tampak kebingungan membalas ajakan beruntun dari sahabatnya. Sebenarnya ia ingin sekali salat tahajud, tapi akhir-akhir ini banyak hal ganjil di musala itu.
Aisyah menggaruk kepalanya yang tak gatal, kemudian ia teringat sesuatu. "Ah, saya ingat! Bagaimana kalau besok saya belikan coklat? Coklat kesukaanmu itu!"
Nina langsung tersenyum sumringah. Untuk coklat, apa ada alasan untuk menolak?
Nina mendelik antusias. "A-aku mau! Ya sudah, ayo salat tahajud! Lagi pula dengan kita salat, kita dapat pahala, kan? Dan … pastinya dapat coklat hahaha."
Aisyah berhasil mempengaruhi Nina untuk salat. Memang seram musala itu apalagi saat malam. Namun tidak seram jika bersama-sama.
Nina melipat selimutnya, kemudian melepas sweter yang masih menempel di bajunya. Sementara Aisyah sudah mengambil ruku dan sajadah, disusul Nina yang juga mengambil alat salatnya di lemari.
Nina dan Aisyah kini sudah siap. Mereka pergi hanya berdua, mengendap-endap layaknya detektif. Simpel saja, mereka tak ingin mengganggu orang-orang yang sedang tidur.
Kini mereka tiba di musala. Lalu menyalakan lampu agar musala terlihat lebih terang . Mereka melepas sandal masing-masing menuju tempat wudu wanita.
Ini belum lima menit mereka di sana, angin tiba-tiba terasa lebih kencang. Hal ini membuat Aisyah tambah menggigil. Nina tidak menggigil. Mungkin karena ia merasa vit dan ya, Nina dulu sering ikut orang tuanya petualang di gunung.
"Aisyah, kamu yakin enggak sakit?" tanya Nina.
Aisyah menggeleng. "Saya tidak sakit. Saya hanya merasa kedinginan, Nina. Saya tidak terbiasa dengan udara dingin. Apalagi tampaknya musim sudah memasuki pancaroba sehingga pergantian dari panas ke dingin terasa cepat.
"Baiklah, sekarang kita wudu dulu, ya? Haha tapi heran aku sama kamu. Kamu sakit tapi masih pentingin salat? Hebat ya kamu Aisyah, aku ingin sekali menjadi dirimu. Menjadi lebih baik," puji Nina terhadap Aisyah, membuat Aisyah memancarkan pipi merahnya.
Aisyah dan Nina berwudu. Aisyah merasa seperti ada yang aneh. Badannya langsung merinding semua. Begitu pula dengan Nina merasakan hal yang sama. Nina mengusap tengkuknya berkali-kali, kemudian menoleh ke kanan-kiri memastikan tidak ada apa-apa.
Aisyah berada di sebelah kanan Nina, sementara Nina wudu di sebelah kiri Aisyah. Ya, hawa-hawa misterius itu datang kembali membuat mereka keheranan. Namun mereka tetap saja melanjutkan wudu.
Aisyah sekilas melihat bayangan hitam lewat di samping kirinya. Keringat Aisyah mulai bercucuran dari pelipis matanya. Aisyah menghentikan wudunya dulu. Ia menutup keran itu.
Nina yang heran juga sempat menghentikan wudunya. "Aisyah, ada apa kau menghentikan wudumu?"
Aisyah meneguk salivanya. "Saya melihat bayangan hitam."
Nina mendelik terkejut. Dadanya langsung sesak. Ia melihat Aisyah ngos-ngosan seakan baru dikejar hantu. Benar-benar setakut itu hari ini.
Aisyah dan Nina hanya saling tatap beberapa detik setelah akhirnya mereka melanjutkan wudu.
Kali ini Nina seperti melihat bayangan putih di samping kirinya, kemudian menghilang. Nina menggelengkan kepala.
Wudunya belum juga selesai. Ia terus saja mengulangi wudunya. Aisyah mendelik, seperti terdengar percikan air. Keran di samping kanannya terbuka sendiri. Membuat Aisyah dan Nina berhenti wudu lagi.
"Nin, kamu lihat keran itu? Kerannya terbuka sendiri!" seru Aisyah.
Nina menggelengkan kepala. "Sudah, cepat-cepat saja kita selesaikan wudu!"
Mereka mulai wudu lagi. Di samping kanan Aisyah tiba-tiba ada laki-laki yang wudu bersamanya. Aisyah terkejut mengapa laki-laki itu wudu di tempat wudu wanita.
Nina juga mulai menyadari itu. Sekilas laki-laki dengan jubah putih. Ini membuat Nina dan Aisyah penasaran. Aisyah mengembuskan napas panas. Aisyah yang terlanjur emosi, langsung menoleh ke arah pria di sampingnya.
Aisyah dan Nina menoleh bersama. Muka itu datang lagi. Muka datar yang meneror jamaah salat. Darahnya mengucur di sepanjang tubuh hantu itu. Mengeluarkan belatung yang menggeliat di antara pori-pori wajahnya yang datar. Sontak air berubah menjadi merah darah. Aroma amis menyengat di hidung mereka.
"ARRRKKGGG!"
Mereka semua menjerit, segera langsung mengambil mukenah, sajadah, dan lari terbirit-birit menuju rumah Pak Joko. Kini dadanya sesak sekali, sesekali menarik napas panjang sambil terengah-engah.
~*~
Bagaimana dengan part ini?
Jangan lupa vote dan share kalau kamu suka ^^
Sidoarjo, 16 Juni 2023
Authormu 💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Musala: Imam (SELESAI)
Horror(BILA PLAGIAT DIKENAKAN PIDANA PENJARA) (#1 Paranormal 30/7/23) (#45 Setan 3/8/23) (#26 Hantu 1/10/23) (#4 Novelislami 30/7/23) (#10 Horror 14/11/23) Kisah Urban Legend di salah satu desa di Surabaya. Hantu Musala (Musholla) sering meneror korbannya...