Earphone yang tersemat tanpa lagu yang berputar menemani Nara di dalam bus menuju kosan lamanya, iya benar, selepas Gama mengantarnya, wanita berambut pendek ini memutuskan mencari tempat tinggal yang baru.
Dibukanya pintu kamar kos dan Nara mulai membereskan dan memasukan barang-barang miliknya, ia berniat untuk pindah dua hari lagi tanpa sepengetahuan siapapun.
Nara berjanji kepada dirinya akan mengembalikan semuanya kepada kondisi awal, walau kini yang tersisa hanya ketidaknyamanan.
Lelahnya menerpa, mata itu terpejam dengan harap hari esok akan lebih baik kepadanya.
Berbanding terbalik dengan Nara yang tenggelam akan rasa sakitnya, malam ini di café milik Leo banyak sekali tawa yang tercipta, namun tidak untuk kedua sahabat yang duduk bersebelahan. “Dibales?” tanya Faya kepda Dean.
“Enggak, lo?”
“Apalagi gue. An, kita terlalu jahat sama Nara tapi lo tahu gue kan kalau udah nasehatin orang.”
“Kita sama, Ya, Cuma ngeliat Jasmine tanpa liat kondisi Nara yang ada masalah, lo lain kali jangan kejam-kejam apa kalau ngomong, kasian anak orang,” usul Dean.
“Ngaca anjir!”
Keduanya kini tertunduk dengan segala penyesalannya, Faya dan Dean sadar akan ucapan yang terlalu berlebihan kepada Nara.
“Lo berdua kenapa?” tanya Nathan.
“Biasa, Nara,” jelas Leo.
Jasmine yang melihat kedua lantas berujar. “Kak hari ini seneng-seneng dulu nanti Nara aku bantu omongin.”
Keduanya mengangkat kepala dan mulai menaikan mood dengan melahap makanan dan minuman yang sudah disediakan Jasmine dan Arjuna.
…
Satu suapan bubur ditelannya, hari ini Nara berangkat lebih pagi, tujuannya satu berusaha supaya tidak bertemu mereka, Nara ingat banyak pesan yang dirinya abaikan. Namun kini terdengar satu notifikasi dari ponselnya.
Pesan dari Jasmine mengambil atensinya, ia abaikan begitu saja.
“Huuuh, nggak bisa ngehindar terus,” keluh Nara.
Sarapannya sudah habis tetapi kesal datang. “Nara, kok nggak ajak aku sarapan bareng,” ucap wanita yang duduk di hadapannya.
Otaknya berputar untuk mencari alasan yang akan ia pakai. “Tadi kebangun pagi, terus mau langsung berangkat aja, maaf ya, Min.” Nara kini kembali memasang topeng di wajahnya, tidak ada niatan untuk membuat hati Jasmine sakit akibat perlakuaannya.
“Nggak apa-apa Ra ..., Buk buburnya dua.”
“Dua?” tanya Nara lekat.
“Iya buat Kak Juna satu ..., Buk yang satu jangan pake daun sledri,” ucap Jasmine lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
feel so fine [END]
Romance"Rasa kagum selama dua tahun akan berhenti di sini, gue cukup sadar diri untuk tidak mencinta lagi." Satu alasan yang membuat seorang Naraya Adisthi memutuskan untuk mengakhiri cinta sepihaknya, kini pria yang ia sukai selama dua tahun lamanya sudah...