48. Tentang Dia

13.2K 535 22
                                    

Tio pandang Rhea yang kini tersenyum melihat cicin di jari manisnya.

Lamaran itu sudah jauh dipertimbangkan oleh Tio. Rhea adalah versi lain dari dirinya, wanita cantik dengan tekat yang bulat, keras kepalanya mampu meruntuhkan pertahan seorang Anantio Danuarja.

“Buat Nara di sana, terima kasih sudah pernah menolak Anantio.”
Wanita itu tersenyum dengan cantik, hingga membuat Tio tersipu malu.

“Ayo akhiri kisah lo dengan Nara, gue yang akan jadi saksinya!”

Dipandangnya Rhea dengan lekat, tatapan itu seakan bertanya, harus diakhiri seperti apa lagi? nyatanya kisah Tio dan Nara tidak pernah dimulai.

“Akhiri cinta sepihak lo.”

Tio tersenyum memandang wanitanya. “Itu sudah berakhir saat gue ngajak lo pacaran, Rhe.”

“Iya, maksudnya, hubungi Nara. Undang dia di hari bahagia kita nanti.”

Pria ini mengangguk paham, ia ambil ponsel di sakunya. Banyak pesan yang tidak terkirim membuat Rhea berhasil meledek kekasihnya tersebut. “Kasian banget enam tahun nge-chat nggak pernah dibales.”

Tawa itu sungguh manis, Tio bukan lagi pria yang terlihat seram, kini dia menjelma menjadi pria yang penuh dengan senyum terutama semenjak Rhea berhasil mengetuk pintu hatinya, lelucon ringan tentang cinta sepihak di setiap pembicaraan mampu membuat Tio perlahan berdamai.

Jika mengingatnya kembali Tio akan selalu tersenyum akan kalimat yang pernah Rhea katakan dengan lantangnya. “Sini gue ajarin cara ngejar cinta.” Demi Tuhan, Tio benar melihat usaha yang Rhea lakukan, mulai dari Rhea yang belajar make up sampai memotong rambutnya hingga mirip dengan Nara, itu semua dilakukan demi mengambil hati seorang Anantio.

Namun bukan hanya itu yang berhasil menarik Tio mendekat melainkan binar matanya saat pandang mereka saling bertemu, lalu obrolan yang selalu tercipta dengan mudahnya juga menjadi peran besar akan hubungan yang terbina dua tahun lamanya.

Senyum itu kini beralih pada ponsel miliknya.

“Mau baca chat gue sama Nara, nggak?” tantang Tio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Mau baca chat gue sama Nara, nggak?” tantang Tio.

Rhea menenggak salivanya dengan kasar, ia memang selalu meledek Tio dengan cinta sepihaknya, namun dirinya juga sadar akan rasa cemburu yang akan menyapanya kapanpun.

“Nih.” Tio menyerahkan ponselnya.

Mata itu bergetar, yang awalnya memandang Tio kini turun melihat sebuah room chat dengan nama Nara, pesan yang benar-benar tidak terjawab satupun.

Manik itu membola. “Cewek gila?” Rhea pandang Tio. “Gue?” tanyanya.

Tio mengangguk dengan senyum dan mulai meraih jemari Rhea yang tidak sibuk. Fokus Rhea semakin tenggelam dalam cuitan di ponsel milik kekasihnya, pesan yang ia gulir adalah cerita Tio tentang dirinya, tentang awal mereka bertemu, kunciran yang Rhea hilangkan sampai-sampai pada pesan dua tahun terakhir, saat Tio menjalin kasih dengannya. Pesan itu mampu membuat Rhea tersipu, semburat merah muda kini mendominasi wajahnya.

feel so fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang