43. Masing-masing Luka

13.7K 591 27
                                    

Cafe ini terasa lebih dingin dari biasanya, entah udara malam atau atmosfer yang tercipta dari masalah yang ada.

Arjuna, Leo, dan Nathan ketiga pria ini duduk menikmati minumannya, awalnya semua biasa saja sampai Tio datang dengan tangan yang terkepal, dilayangkan tinjunya tepat di wajah tampan Arjuna.

Perkelahian yang tidak bisa dihindarkan, Leo berusaha memisahkan keduanya, berbeda dengan Nathan, pria ini hanya memandang dengan senyuman.

“Bantuin anjing, bukan diliatin!” maki Leo kepada Nathan.

“Biarin aja ntar juga kelar.”

Leo menyerah, membiarkan kedua temannya baku hantam di cafenya, untung saja tidak ada palanggan yang datang malam ini.

“Udah?” tanya Leo yang melihat kedua temannya yang tersungkur.

“Duduk sini,” ajak Nathan.

“Lo, kenapa mukul gue anjing?!” Suara Arjuna meninggi dengan deru napas yang tidak beraturan.

“Nggak usah sok polos ya bangsat! Nggak perlu gue jabarin!”

“Tio, Nara yang ngancurin hubungan gue sama Jasmine!” ucapan Juna mampu membuat Nathan tertawa kecil.

“Nara gak ngelakuin apa-apa, gue tanya, emang dia minta Jasmine buat mutusin lo? Enggak, anjing! Nara gue nggak mungkin seegois itu. Itu pilihan mantan lo sendiri ya bangsat!”

Arjuna tersadar akan ucapan Tio, diingatnya kembali ucapan yang Jasmine keluarkan saat itu.

“Manusia paling bodoh itu Arjuna Bagaskara,” kata Nathan.

“Maksud lo apa Nath?” tanya sang empunya.

“Lo terlalu sering liat cewe cakep kali ya, maka dari itu yang lo liat Jasmine, cewe cupu yang duduk disamping Nara?”

Arjuna mengerutkan dahinya, mencerna ucapan Nathan dengan perlahan. “YANG JELAS KALO NGOMONG ANJING!”

“Dongo, yang suka sama lo itu Nara.”

“GUE UDAH TAU!” jawab Arjuna.

“Udah tau kalo Nara suka sama lo udah dua tahun?”

Semua yang mendengar ucapan Nathan membulatkan matanya.

“Arjuna, Arjuna, pilihan lo salah, kemarin seharusnya saat lo nyaman sama Nara, ya lo kejar bego!” Tatapan Nathan meledek.

Semua terekam kembali diingatan Arjuna, saat dirinya makan ketoprak dan bercerita dengan Nara. Ucapan Nara yang bilang, kalau dia juga menyukai seseorang yang sudah lama, bahkan harapan yang Arjuna lantunkan, ternyata “dia” yang Nara ucapkan adalah dirinya.

“Kemarin mabok nyebutnya nama Nara, sehat Jun?”

“Memang bener mencintai seseorang itu bakal terus ditanam di hati, membenci seseorangpun juga akan ditanam dipikiran, jadi lo yang mana? Cinta apa benci ke Nara?”

Arjuna yang mendengar itu mengusap wajahnya dengan kasar, perduli setan dengan luka yang tergambar.

Dirinya merutuki semua perbuatannya, ucapan terakhirnya kepada Nara yang sangat ia sesali. Membayangkan betapa sakit hati Nara atas perlakuan yang pernah ia berikan.

feel so fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang