21. Obat Tetapi Tidak Menyembuhkan

9.8K 434 20
                                    

Kedatangan Jasmine dan Arjuna yang bersamaan memberikan jawaban atas pertanyaan yang sempat tertoreh di pikirannya.

“Nara? Kamu ke sini, Ra?” tanya Jasmine saat sampai. “Ra? Kamu abis nangis?”

“Lo kenapa?” tanya Arjuna yang menatap Nara dengan seksama.

“No!!” Teriak teman-temannya yang ada di sana.

Air mata Nara keluar kembali, alasanya saat ini bukan tentang Pandu tetapi tentang Arjuna Bagaskara, tentang pria didepannya, pria yang ia sukai sejak dua tahun lamanya, pria yang datang bersamaan dengan sahabatnya.

Jasmine melangkahkan kakinya mendekat ke arah dimana Nara duduk, mengelus pundak Nara dengan wajah yang terlihat khawatir. Nara dengan hati yang kacau secara tidak sengaja menepis tangan Jasmine yang menyentuhnya. Arjuna mulai mengerutkan dahi saat melihat perlakuan Nara kepada Jasmine.

Nara menatap Faya dengan air mata yang mengalir, menutup mulutnya dengan tangan berusaha agar isakannya tidak keluar kembali. Tatapan memohon agar dirinya dibawa pergi meninggalkan tempatnya saat ini, naasnya satu isakan tangis itu lolos begitu saja, ia pukul dua kali dadanya yang terasa sesak.

“Jangan pukul,” teriak Arjuna dengan menahan tangan kanan Nara. “Lo kenapa si, Ra?” tanya Arjuna serius.

“Nggak usah tanya, Jun!” tukas Faya yang menarik tangan Nara dari genggaman pria itu lalu membawa kepala sang sepupu kedalam kukuhannya.

“Ya enggak Fay, tiba-tiba dia nangis, terus sensi, orang juga bingungkan?” bela Arjuna.

“Bawa ke dalem aja, Yang.” Leo memutus pembicaraan Faya dengan Arjuna.

“Ayo pulang sama gue.” Tio berdiri dan menggenggam tangan Nara, melepaskan kukuhan Faya dan membawa wanita itu pergi dari perkumpulan, meninggalkan Jasmine juga Arjuna yang masih penuh pertanyaan.

Mereka menatap Tio dan Nara yang pergi hingga punggung keduanya sudah tidak terlihat lagi.

“Lo si! Pake nanya kenapa,” sindir Dean.

“Gue nggak tau,” jawab Arjuna.

“Maaf Kak, Nara nangis kenapa?” Jasmine bertanya dengan wajah yang masih terlihat khawatir.

“Masalah keluarga,” jawab Nathan.

“Kamu mau nyusul Nara pulang?” tanya Arjuna hangat.

“Nanti aja, Min. Nara kayaknya lagi mau sendiri,” jawab Faya dan di setujui oleh Jasmine.

Arjuna menatapnya manik Jasmine yang belakangan ini sangat disukainya, dalam kurun waktu dua minggu, hubungan mereka benar-benar dekat.

Saat ini Jasmine mengikuti Faya untuk sekedar memesan minuman.

“Bro, udah aku-kamu aja?” tanya Nathan saat punggung Jasmin dan Faya mulai menjauh.

“Nara nangis dari tadi?” Arjuna mulai mengalihkan pembicaraan.

Wajah arjuna ditatap dengan sinis oleh Leo. Pria ini ingin Arjuna berhenti mempermainkan perasaan wanita. "Iya tadi sebelum lo dateng. Lo abis jalan?"

“Iya.”

“Lo kok cepet banget si Jun deketin Jasmine-nya?” tambah Leo.

“Ngapain lama-lama, nyaman ajak jalan. Lo tau itu, kan?” Arjuna tidak kalah sinis memandang Leo.

Di sisi lainnya Nara yang berada di dalam mobil Tio hanya mematung, menahan semua rasa yang berkecamuk, sakit, penghianatan, kekecewaan, hatinya patah, ingin marah tetapi tidak tahu alasan apa yang menjadi dasar kemarahannya.

feel so fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang