21. Different

569 58 6
                                    

Kepopuleran sosok Theo sebagai si perundung yang ditakuti membuat kabar tentang hubungan persaudaraan antara ia dan Rei menyebar secepat kilat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepopuleran sosok Theo sebagai si perundung yang ditakuti membuat kabar tentang hubungan persaudaraan antara ia dan Rei menyebar secepat kilat. Hanya dalam satu hari, seluruh penghuni SMA Nusa Pelita mengetahui fakta itu. Bahkan ketika baru saja turun dari mobil dan berjalan menyusuri koridor sekolah, Rei sudah mendengar bermacam bisik-bisik yang membuatnya tak nyaman.

Hampir seluruh dari mereka membicarakan tentang perbandingan sifat keduanya yang sangat bertolak belakang. Hal inilah yang dibenci Theo ketika hubungan mereka akhirnya diketahui orang-orang di sekolah, dan pada akhirnya Rei kembali ditimpa rasa bersalah karena terlalu gegabah dalam bertindak.

Setibanya di kelas, bocah itu langsung menuju bangkunya dan menyembunyikan wajah di lipatan lengan. Sebisa mungkin menghindari interaksi dengan teman-teman sekelasnya yang sudah menatapnya sejak pertama kali Rei menapakkan kaki di sana. Melihat sikap yang Rei tunjukkan, anak-anak kelas pun seolah paham dan memilih untuk tak mengusiknya. Namun, bukan berarti perbincangan berhenti di situ, mereka masih meneruskan topik itu dengan berbisik.

"Tangan lo kenapa?"

Calvin yang sedari tadi duduk di bangkunya tiba-tiba buka suara usai memilih untuk terus diam ketika berbagai pertanyaan tentang Rei dilontarkan. Meski dia setuju dengan pergunjingan tentang bertapa buruknya sifat Theo jika dibanding dengan Rei, tetapi Calvin merasa tidak berhak untuk berat sebelah. Sebab masih ada banyak hal yang tidak ia ketahui tentang sahabat sekaligus putra dari atasan sang ayah ini.

"Sakit," sahut Rei singkat tanpa mengubah posisinya.

"Iya, gue tahu kalo tangan sampai diperban gitu sakit. Tapi karena apa?"

Seperti biasa, Calvin tak akan menyerah untuk bisa tahu apa yang terjadi pada Rei. Terkadang meski mereka sudah dekat, masih sangat sulit baginya untuk menembus dinding pertahanan orang ini.

Decakan pelan keluar dari bibir Rei, bocah itu akhirnya mengubah posisi menjadi duduk dan menatap jengkel pada sang kawan sebangku.

"Kepo banget kayak Dora. Kalo sakit, ya, sakit. Pake nanya alasannya. Udahlah, lo diem aja. Sekarang gue bener-bener lagi nggak mood buat ngomong." Sungguh, Rei tak bermaksud untuk meluapkan emosi pada Calvin, tetapi dia benar-benar sedang tidak ingin diganggu. Terutama pertanyaan tentang asal luka di tangannya dan hubungannya dengan Theo.

Namun, seolah takdir sengaja mempermainkannya, seorang gadis dengan sweater merah muda membalut seragam tiba-tiba muncul di hadapan Rei. Wajah cantiknya menampakkan raut kesal yang sama sekali tidak diketahui penyebabnya.

"Sebenernya gue nggak mau ngomong ini ke elo, tapi gue juga nggak bisa pendem dan diem terus," ucap gadis itu dengan mata menatap tepat ke arah Rei.

"Maksudnya? Gue nggak paham omongan lo, Cha."

Rei mengernyit dan menatap balik gadis yang berdiri di depan bangkunya itu. Namanya Chacha, teman sekelasnya yang memiliki paras cantik dan sering menjadi incaran banyak cowok di kelas maupun luar kelas. Namun, Rei justru tak pernah tertarik padanya apalagi sampai melakukan hal yang membuat gadis ini marah.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang