Sudah 5 hari kepulanganku dari Rumah Sakit namun belum juga ada kabar dari Darren mengenai keputusannya. Berulangkali pula aku bertanya kabar pada Luvi mengenai Darren namun hasil yang ia dapatkan selalu nihil.
" Apa jadwalku besok??" Ucapku yang selalu tidak bersemangat setelah kejadiaan dirumahsakit.
" Besok kau harus terbang ke London BA yang kita temui masih belum yakin akan kerjasama dengan kita, aku akan mengosongkan jadwalmu 5hari untuk kedepannya agar kau bisa beristirahat sejenak, kau sudah terlihat pucat Yora " - Luvi.
" aku tidak apa-apa, besok malam saja kita berangkat aku bosan dirumah, " membereskan berkas diatas meja aku langsung bersiap untuk pulang.
Sekretaris yang selalu siaga selalu mengikuti kemanapun aku pergi " kau bereskan saja barangmu yang akan kau bawa nanti malam" ucapku terhadap sekretaris sekaligus sahabatku itu, akupun pulang meninggalkan kantor sendirian.
" ada apa denganya?? Tumben sekali tidak banyak omong, sebenarnya ada apa siih dengan Darren ?? Kenapa tiba-tiba hilang kabar!! Kau sudah berapa lama disini??" Tanya Luvi pada seorang pria yang sudah duduk diruanganya yang entah berapa lama ia disana.
" Sekitar 1jam yang lalu!!" Jawab pria yang bernama Dizon pria yang sudah lama Luvi pacari secara diam-diam hanya Yora-lah yang tau bahwa mereka sudah berpacaran sejak kelas 2 SMA, Dizon anak dari teman mamanya Yora, awalnya Yora hendak dijodohkan dengan Dizon sebab itulah Luvi terpaksa memberitahu Yora bahwa Dizon dan Luvi berpacaran.
" kita tidak jadi ngedate, malam ini akan berangkat ke London selama 5hari ada perjalanan bisnis " - luvi.
" Kenapa sampai 5hari??biasanya paling lama 3hari kalian melakukan perjalanan bisnis??" Tanya Dizon yang mengambil tangan Luvi dari atas kepalanya.
" Suasana hati Yora sedang tidak baik sayang !!" Jawab halus Luvi yang memberi pengarahan terhadap Dizon.
" Ada apa?? Masalah kemarin??" Tanya kembali Dizon yang mengekori Luvi yang sedang membereskan meja kerjanya.
" Iya, aku juga bingung dengan Darren tidak biasanya ia sulit dihubungi aku juga sudah mengunjungi rumah dan juga tempat ia bekerja namun ia selalu menghindar dariku" ucap kesal Luvi yang kedua tangganya sudah mengepal kertas yang hendak ia susun, bergegaslah Dizon menenangkan Luvi agar ruang kerjanya tidak berantakan.
" Kau duduk saja, biar aku yang bereskan sayang heheh !!" Tak ingin menjadi bencana Dizon segera membereskan meja kerja Luvi dan juga menyiapkan materi yang akan ia bawa ke London.
" jam berapa akan berangkat sayang?? " melangkah meninggalkan ruang kerja Luvi, Sambil menggandeng tangan Luvi memasuki lif.
" Aku baru akan memesan tiket pesawat, Dizon apa kau tidak bisa ikut aku ke London?? Kita bisa sambil liburan?? Bukankah sudah lama kita tidak liburan??" Dengan menakupkan kedua tangan dipipi Dizon yang terlihat gembul membuat Luvi merayu Dizon dengan mencium kilas bibir yang mengkeriput akibat tangkupan kedua tangannya.
" Akan aku usahakan sayang, tapi aku tidak janji aku akan menghubungi Sekretarisku terlebih dahulu perkara jadwalku selama 3 hari nanti okey?? " Jawaban Dizon mampu membuat Luvi berbunga-bunga walaupun belum dengan jawaban yang pasti.
" Aku akan membantumu membereskan kopermu " ucap kembali Dizon yang membuka pintu mobil untuk Luvi dan menuju Apartemennya.
Berbeda dengan Yora yang malas-malasan mengemas kopernya..
" Huufftttt...haruskan aku membawa koper?? Ini sangat melelahkan aku akan membawa seperlunya saja " - Yora.
Tak banyak yang kubawa hanya tas jinjit, dompet, charger, dan setelan baju yang akan aku gunakan menuju London.
Merebahkan diri diatas ranjang dengan nafas yang berat aku tertidur tanpa disengaja, masih menggunakan kemeja kantor yang tadi siang aku gunakan untuk bekerja. Entah berapa lama aku terlelap hingga terbangun akibat gangguan Luvi yang sudah tiba dirumahku.
" Heyy...bangun apa kau tidur dari tadi??? Kau belum berkemas ??" Goncangan luvi yang membuat tubuhku terbangun seketika.
" Hmmm... Ini jam berapa?? Huaahhh... Kenapa aku bisa tertidur?? " melihat jam dinding yang tertempel diatas televisi kamarku, seketika aku kaget dan langsung berlari menuju kamar mandi.
" Dasar gila, kau bahkan belum mandi Yoraaaa.... " Teriakan Luvi membuatku tertawa lepas.
" Kau buruan mandi jam 21.00 kita harus tiba di bandara Yoraaa... ".
" Aku tak membawa koper, semua barang yang aku butuhkan ada didalam tas coklat itu, kau bawa ke bawah dan ingat cek kembali berkas yang akan dibawa jangan sampai lengah Luvi"
Tak memakan waktu lama akibat mengejar waktu, aku hanya memakai Hoodie hitam pekat dengan bawahan celana jeans yang ketat, berpadu dengan sepatu sneakers putih.
" Kau sudah siap??" Tanya Luvi yang mengemas barang bawaan kedalam bagasi dengan Dizon yang membantunya.
" Hmm.. kau disini Dizon?? Pasti kau akan merindukan kekasihmu kan hahhah... Akhirnya aku bisa memisahkan kalian berdua..hhahaa !!!" Gelak tawaku membuat kekasih seketarisku melemparkan berkas dari tangan Luvi.
" Dasar gila !!! Ayo sayang masuk biarkan saja dia !!" Dizon berpaling meninggalkan Yora yang masih tertawa dan berlari Membuka pintu depan untuk Luvi membuat Yora semakin kencang untuk tertawa.
Tak menjadi persoalan siang dan malam bandara masih saja dipadati pengunjung yang ingin berpergian.
Menunggu kisaran 15 menit Mereka pun lepas landas dengan segala persiapannya,
Aku yang sudah tertidur kini ia tak merasakan ngantuk sama sekali alhasil kembali mempersiapkan materi untuk bekal cadangan kala BA kurang menyetujui rencana A, berbeda dengan Luvi setibanya memasuki pesawat langsung tertidur tanpa memikirkan keadaan disekitarnya.
Dengan ditemani Americano 3 shoot membuat mataku sangat amat cerah, berkutak-katik dengan laptop yang senantiasa menemani dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabriella Yoraza" On Going"
RomanceGabriella Yoraza, wanita yang sukses dalam segala hal Namun, gagal soal percintaan bukan berarti ia tak menarik dimata lelaki, tetapi akibat ulah dari ayahnya sendiri membuatnya enggan mengenal sesosok pria dalam segi apapun. hingga terbesit dipikir...