Setibanya diBar, dengan disambut dentuman musik yang memekakkan telinga beserta teriakan orang yang berada didalamnya,
Tepat duduk didepan meja bar dengan bartender dihadapanya, aku memesan minuman dengan kadar alkohol yang tinggi, bagiku hari ini adalah hari yang sangat sial.
Dengan alunan musik yang menggema diseluruh ruangan, aku hanya menikmati minuman dengan jenis Balkan 176 Vodka tanpa mempedulikan ponsel yang berdering dari tadi.
"Tambah..." Ucapku yang menyodorkan gelas lowball yang sudah kosong itu.
" Baik,nona!!" Titah bartender yang bertugas menuangkan minuman itu.
Sudah 3 gelas aku minum namun kesadaranku masih bisa teratasi, dengan satu kali tegukan akhirnya aku tumbang, pusing kepala yang melintir serta penglihatan terlihat kunang-kunang dihadapanku.
Mengambil ponsel yang terletak diatas meja, dan memanggil taksi untuk mengantarku pulang malam ini.
Taksi yang dipesan pun tiba didepan Bar, masuk dengan bantuan sopir, tanpa mengucapkan terimakasih aku menyebutkan alamat hotel tempat aku tinggal sementara, dan dengan patuh sang supir langsung menuju kealamat yang sudah aku sebutkan tadi.
menempuh perjalanan yang panjang, setibanya dihotel dengan langkah gontai tanpa meminta bantuan sekretaris aku melangkah menuju lif, menekan lantai 8 yang akan membawa tubuh yang lelah ini kekamar.
tingg.... pintu lif yang terbuka menampakkan sesosok pria yang sangat aku kenali,
" hmmm... bukankah ini pria yang mencampakkan aku ??? " dengan mengacungkan jari telunjuk tepat dihadapan Dareen aku dengan lantangnya berbicara dihadapanya.
" heyy.. ada apa denganmu?? apa kau mengikutiku sampai kesini?? " tanya Darren yang tidak tahu kalau aku dan Luvi juga menginap diHotel yang sama.
" dasar brengsek " jawabku berlalu lalang melewati Darren yang masih terpaku dengan kehadiranku.
begitu juga dengan Darren yang tak ingin berlarut, Darren memasuki Lif sambil bermain ponsel pintar miliknya.
Memiliki pikiran yang sama dengan Yora, ternyata Darren juga didesak orangtuanya untuk cepat menikah, kalau belum juga memiliki pasangan Darren terpaksa untuk ikut kencan buta tapi, jika dengan kencan buta juga tak berhasil maka warisan yang akan jatuh ketangan Darren akan disumbangkan ke pantiasuhan.
Darren yang ingin melupakan ancaman dari ayahnya itu, memilih untuk keBar tak jauh dari minuman bedanya Darren hanya memesan minuman slivovitz karna hanya minuman itu yang sanggup ia minum, tak ingin dirinya terlibat dari masalah sebaik mungkin ia tak ingin melebihi batasnya malam ini.
Namun, tak disangka wanita yang sedari tadi memperhatikan dirinya dari kejauhan membuat dirinya terbawa dari masalah, entah apa yang wanita itu bicarakan membuat Bartender itu menyetujuinya, tanpa sedikit curiga Darren hanya menyimak Bartender melakukan aksinya dalam membuat minuman yang Darren pinta.
Minuman yang sudah siap, sengaja Darren meminumanya sedikit demi sedikit, menikmati setiap kecapan rasa yang bervariasi didalamnya, lama-kelamaan Darren merasakan panas ditubuhnya, memiliki firasat yang diduga bahwa minumannya dimasukkan obat perangsang, Darren langsung keluar Bar dan menelpon supir pengganti untuk dirinya.
Tak lama supir yang dipinta datang dengan cepat.
“ alamatnya sudah tertera di Mpas kau ikuti saja, pergi dengan cepat aku sudah tidak tahan lagi “ ucap Darren memberikan perintah terhadap supir.
“ baik “ jawab supir yang sudah paham dengan tugasnya.
Hanya memejamkan mata diperjalanan tanpa bisa terlelap akibat tubuh yang dirasa panas menjalar disekujur tubuhnya, dengan pikiran yang berkecambuk Darren yang mencoba berpikir positif.
Tibanya diHotel dengan memberikan uang kepada supir, Darren langsung berlari meninggalkan supir menekan lif yang terburu-buru. Darren yang masih setengah sadar Keluar dari Lif dan tanpa disengaja Darren melihat pegawai hotel yang memakai pakaian yang cukup terbuka membuatnya merasakan kehausan dan tubuh yang terbakar.Mengambil dompet dari saku celana, Darren tak menemukan cardlock kamarnya. Semakin diujung tandus Darren terpaksa memanggil pegawai pria yang baru saja lewat dari mengantarkan makanan.
“ tolong bukakan pintu kamar ini, aku lupa membawa kunci kamar. “ ucap Darren yang memegang tangan pria untuk menolongnya dengan nada yang sudah serak.
Pegawai pria itu yang mengenali Darren akibat Darren yang selalu meminta breakfast diantar kekamar “ baik tuan “ jawab sopan peagawai hotel.
Semasuknya Darren dari pintu yang terbuka, Darren langsung melepaskan pakainya sambil berjalan menuju kamar mandi, namun tanpa ia sangka terdapat wanita diatas ranjangnya yang hanya memakai bra dan celana dalam saja, membuat Darren semakin diujung hingga tak tertahankan lagi.
Wanita dengan posisi tengkurap, dengan kasar Darren membalikan tubuh wanita itu hingga membuat wanita itu terbangun dari tidur mabuknya, Yahhh… wanita itu adalah diriku yang terlelap dikamar, Darren-lah yang salah memasuki kamar.
Tanpa memperdulikan lagi siapa yang ada dihadapannya, Darren hanya sibuk meredamkan gejolak hasrat yang memuncak meminta untuk dimainkan.
Kecapan demi kecapan Darren menelusuri setiap jengkal tubuhku, dengan tangan yang sibuk menjelajahi tubuh yang sudah setengah telanjang itu, aku yang masih belum sadar dari mabuk hanya menikmati setiap proses yang diberikan oleh Darren.
Ketika aku yang sudah dipuncak ketegangan hingga terjadi klimaks untuk pertama kalinya dalam hidupku, masih belum sadar dengan apa yang terjadi aku hanya mendesah menikmati setiap pergerakan yang diberikan dan sibuk mencium bau parfum yang membuat diriku nyaman.
Darren yang sudah tak tahan lagi setelah mengetahui aku sudah klimaks dengan tergesa-gesa melepaskan celana dalamnya dan memasukkan rudal yang sudah mengeras sedari tadi.
Aaahhh…… teriakkanku menahan rasa sakit akibat rudal Darren.
" Sayang, ini sakitnya tidak akan lama " kecap Darren yang mencoba membuat nyaman satu sama lain, karna bagi Darren ini merupakan pengalam pertama begitu juga dengan diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gabriella Yoraza" On Going"
عاطفيةGabriella Yoraza, wanita yang sukses dalam segala hal Namun, gagal soal percintaan bukan berarti ia tak menarik dimata lelaki, tetapi akibat ulah dari ayahnya sendiri membuatnya enggan mengenal sesosok pria dalam segi apapun. hingga terbesit dipikir...