22.

442 6 0
                                        

Sudah setengah hari kami di Korea, bermalam di keluarga Yeza dimana aku belom bertemu dengan tuan rumah.

Disepanjang sudut ruangan tak ada satu pun foto tuan rumah yang terpajang di dinding hanya figuran lukisan yang terpampang membuatku semakin penasaran.

" Yeza !!!" - ucapku yang melihat gelas minumku sudah kosong.

" Ada apa ??".

" Tolong !!" Akupun menyodorkan secangkir gelas kosong meminta diambilkan air putih.

" Kau ambil sendiri, keluar dari pintu kalau kau lihat kaca tembus pandang melok kekiri naahh dapurnya disana, bawa ponsel kalau nyasar tinggal telpon hahah !!" Ledek Yeza yang membuatku melemparkan bantal pada mukanya.

Mau tidak mau akupun harus mendiri, aku terlalu segan menyuruh pembantu rumah ini karna aku sadar aku juga menumpang disini.

Hendak melewati kaca tembus panjang aku melihat bayang semu yang mirip dengan Yora, berulang kali aku menggosok mataku mencoba melihat kembali dan ternyata benar adanya ia wanita yang selama ini aku cari.

Bersender disamping dinding berwarna putih bersih aku memandangi Yora yang sibuk mengikuti kelas renangnya, terukir kilas ujung bibir yang tertarik aku menahan diri agar tidak menghampirinya.

Seketika aku berbalik hendak melanjutkan langkah kakiku kedapur seketika itu pula aku melihat Yora yang kewalahan menyeimbangi tubuhnya, aku pun berlari menuju kolam dan langsung terjun menyelamatkan ibu dari anakku.

Menarik tubuh yang terbilang seksi membuat binariku naik saat melihatnya, segeralah aku membopongnya menuju kamar dengan kondisi Yora sudah tidak sadar.

" Yeza.. Yezaaaa... Buruan kesini !!!".

Yeza yang mendengar teriakkan ku berlari melihatku menggendong tubuh Yora yang sudah aku tutup menggunakan handuk kimono.

" Ada apa denganya ??" Tanya Yeza yang terlihat jelas pucat pasi diwajahnya.

" Ini tuan ibu Yora tergelincir dan hampir tenggelam untung ada tuan ini " jawab Evie yang menjelaskan keadaannya.

Berjalan menelusuri anak tangga, Yeza membukakan pintu kamar Yora yang baru pertama kalinya aku memasuki pekarangan pribadi milik Yora.

" Kau ambil kotak P3k " teriakku yang kewalahan melihat Yora tak sadar diri. " Kalian keluar dari sini " teriakku kembali pada Pelatih renang Yora.

" Baru pertama kali bertemu setelah sekian lama kenapa aku harus melihat kau begini Yora " isakku tersadar setelah Yeza sampai dikamar dengan membawa p3k.

Dengan sigap Yeza menyikirkan tubuhku dan memeriksa keadaan Yora. Aku yang tak sanggup melihatnya hanya bisa menunggu diluar kamar dan menutup pintu kamar.

" Bik, tolong buatkan teh hangat untuk Yora air untuk kompres ya " ucapku yang melihat pembantu rumah berjalan menuju kamar nonanya.

" Baik tuan !!".

Selang beberapa menit apa yang aku pinta pada Weri pun sudah ada, mengetuk pintu berulang kali hingga terdengar " masuk " dari Yeza, aku pun membuka pintu dengan membawa nampan yang berisikan teh dan air kompres tak lumpa handuk kecil.

" Aku bawa teh hangat, bagaimana kondisinya ??" Tanyaku basa-basi pada Yeza padahal jantungku mau copot melihat Yora lemas terkulai.

" Ia baik-baik saja sepertinya ia sedikit shock" ucap Yeza yang mengambil nampan dari tanganku dan mulai mengopres kening Yora.

Menyisihkan rambut yang menutupi jidatnya, seketika itupula aku beriiri hari melihat adegan yang sangat ingin aku lakukan tapi apa dayaku tak mungkin aku melakukannya sementara ada Yeza.

Selesainya mengopres Yeza mengajakku keluar kamar, dan duduk diruang tamu yang sudah ada buah diatas meja.

" kau sudah melihatnya bukan, ia sepupuku Yora, tanteku sedang dinas luar negeri jadi untuk sementara waktu aku yang menjaganya kau tidak keberatan bukan satu atap dengan wanita ??" Jelas Yeza yang memberitahu hubungannya dengan Yora, aku yang mendengarnya pun legah.

" Iya tidak apa, kau fokus saja dengan sepupunya untuk pekerjaan biar aku yang handle " ucapku yang mengupas kulit jeruk, namun dalam hatiku pun ingin ikut menjaga Yora bahkan aku lebih suka jika direpotkan olehnya.

" Baguslah kalau kau tidak keberatan, untuk pekerjaan aku tidak bisa mencampur adukkan aku gak akan lalai untuk pekerjaan!!".

" Santai saja seperti dengan siapa saja, bukannya kau ada urusan diluar ??" Tanyaku yang melihat Yeza tadi mengemas berkas untuk dibawa pergi.

" Aku tidak mungkin pergi dengan kondisi Yora yang seperti ini ".

" Bukannya kau bilang tadi tidak apa-apa??".

" Iya memang tidak ada apa-apa ".

" Ya sudah kau pergi saja biar aku yang urus disini, nanti aku kabari kalau ada hal yang mendesak ".

" Kau tidak keberatan?? Aku tau betul kau yang tidak suka berdekatan dengan wanita Darren, apa kau juga tidak enak badan ??" Ucap Yeza yang juga memeriksa jidatku apa dalam suhu normal. " Kau baik-baik saja, tapi ada apa denganmu ?? Kau tidak biasanya seperti ini ??".

" Aku baik-baik saja Yezaaaaa, itung-itung juga balas budi udah numpang dirumahnya, lagian dia juga sedang hamil aku juga tidak tega !!". Jawabku yang tersenyum riang jika Yeza tidak mengurungkan niatnya untuk keluar rumah.

" Aku cuma keluar sebentar, aku titip sepupuku !!".

( Yesss, akhirnya yang ingin didengar terucap juga ) batinku.

" Iya hati-hati dijalan, urusan yang dirumah kau tidak usah khawatir".

Seperti dari awal Yeza yang sudah berkemas dari tadi kini sudah siap.

" Aku berangkat dulu, ingat kau harus awasi dia ".

" Baiklah tuan Yeza "

Gabriella Yoraza" On Going"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang