4.

885 10 0
                                    

Memakan waktu 6jam lamanya, akhirnya mendarat dengan selamat.
Membereskan barang bawaan dengan bantuan pramugari aku dan Luvi bergegas menuruni pesawat keluarnya dari bandara semua sudah dipersiapkan dengan baik oleh sekretarisku mulai dari kendaraan yang akan menemani kami dikota London, hingga penginapan hotel.

Sengaja aku menyuruh Luvi memesan 2 kamar yang terpisah untuk menjaga privasi satu sama lain, setibanya dihotel, aku dan Luvi langsung menuju kamar yang dibimbing pegawai hotel.

" Terimakasih bantuannya, ini tips untukmu " - Yora.

" Terimakasih Nona" - pegawai hotel.

" Aku dikamar 107 dan kau 108, kirimkan jadwalku besok melalui email tidurlah kembali dengan nyenyak Luvi" ucapku yang memberi perintah dan meninggalkan Luvi yang masih berdiri dipintu kamarnya mendengarkan arahan dariku.

Merebahkan diri dan melepaskan Hoodie dengan mengganti kaos oversize yang dari rumah ia gunakan.
Setelah menerima email dari Luvi, aku membuka dan membaca dengan teliti isi email yang baru saja aku terima.

" Baiklah, aku punya waktu 4 jam untuk tidur dan aku akan berbelanja terlebih dahulu. " sengaja aku mengatur alaram pukul 08.40 agar tidak terlambat.

Waktu cepat berlalu ketika kita sedang tertidur, itulah yang aku rasakan alarm yang sudah diatur kini berbunyi lantang memekakkan telinganku. Menjangkau ponsel diatas nakas kamar hotel aku mematikan alarm yang sedari tadi berbunyi.

Sudah pukul 9pagi dikota London, membuka gorden kamar hotel dengan disuguhi pemandangan menakjubkan untuk dilihat, kendaraan yang padat namun membuat kesan yang mendalam berbaris dengan rapi tanpa ada yang melanggar aturan.

" Huffttt... Sungguh kota yang indah". menekan tombol telpon yang terhubung langsung dengan resepsionis hotel, " haloo?? Bisa antar sarapan kekamar 107??aku ingin secangkir kopi Americano 3 shot dan omlet setengah matang !!!" Setelah terdengar pegawai hotel menyanggupi permintaan dariku, sambil menunggu sarapan pagiku, aku akan membersihkan diri terlebih dahulu.

Terdengar bel yang berbunyi diluar pintu, aku bergerak menuju pintu kamar dengan pegawai hotel yang sudah menunggu didepan pintu.

" Biar saya saja yang bawa " dengan satu tangan aku mengambil alih nampan dari pegawai hotel itu.

" Terimakasih Nona!!" Jawab sang pegawai dengan ramai dengan menutup pintu kamar nyari tak terdengar.

Tak menghabiskan waktu yang lama aku menyantap sarapan sambil memandangi pemandangan dari balik kaca mengesap air terakhir yang masih tersisa sedikit, aku bergerak mengambil ponsel dan memberi kabar pada Luvi aku akan keluar membeli baju dan juga sepatu.

Dengan bantuan satpam yang bertugas diluar lobi Hotel aku berhasil mendapatkan taksi yang akan membawanku ke perlengkapan baju dan aksesoris, Membayar supir taksi menggunakan uang dollar, aku turun tepat didepan pintu toko yang menjadi tujuanku hari ini.

Menampilkan berbagai macam bentuk baju membuatnku jatuh pandangan ke dress cream dengan motif polos, memasuki toko dan disambut hangat pegawai toko tak berbasa-basi lagi, aku langsung meminta dress dengan ukuran M, melihat sekeliling toko kembali aku mendapatkan baju yang menarik perhatianku tanpa mencoba terlebih dahulu aku langsung membayar dan membawanya pergi.

Melanjutkan perjalanan kembali menuju toko sepatu, " hmm... Ternyata semenyenangkan ini berbelanja " masuk kedalam toko sepatu aku mencari yang senada dengan baju yang akan aku gunakan nantinya, membuat aku bingung terlalu banyak sepatu yang aku lihat, seketika aku mengusap mata akibat debu yang masukke mataku dan seketika pula aku melihat seorang pria yang sangat familiar menurutku.

Mendekat tanpa aba-aba aku menyentuh bahu seorang pria itu, merasa terganggu dengan sentuhanku pria asing itupun berbalik melihat diriku yang ia dapati.

" Yaaaa... Kauu kenapa kau disini??bukannya kau di Amerika???heyy..dasar gila aku stres memikirkanmu dan kau mala liburan???haaa????" Pertanyaan yang berbondong-bondong membuat Darren terkejut dengan kehadiranku didepannya.. yahh.. pria yang baru saja aku pegang itu adalah Darren, dokter yang sudah 5hari ini mengusik pikiranku.

Tanpa menjawab pertanyaan dariku yang sudah panjang kali lebar Darren hendak meninggalkan diriku yang masih setia menunggu jawaban dari mulutnya sendiri, dengan sigapnya aku menarik lengan baju Darren yang memutar balik tubuhnya dari hadapanku membuat Darren oleng dan menabrak diriku yang tepat didepannya hingga membuat kami berdua terjatuh kelantai dengan bertumpuk tindih satu sama lain.

Terdiam sejenak kalang kabut dengan apa yang terjadi, aku tersadar saat pegawai toko yang membawa sepatu yang dipinta Darren sebelumnya.

" Maaf  Tuan, Nona apa kalian tidak apa-apa???" Tanya pegawai wanita yang membantuku untuk berdiri.

" Iya aku tidak apa-apa!! Yaahhh...Kau ikut aku !!" Teriakku pada Darren yang merapikan bajunya.

" Apa tidak bisa membicarakan diluar saja???" Tanya Darren yang berkacak pinggang akibat malu dengan kejadian yang barusaja menimpannya.

" Hmmm..iya yaahh... Ayo ikut aku kita bicarakan ini diluar " menarik tangan Darren, kali ini aku tidak akan melepaskan sepupu sahabatnya, akibat ulah Darren membuat diriku tak fokus bekerja hingga mengatur lebih cepat untuk datang ke London.

Gabriella Yoraza" On Going"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang