28.

268 3 0
                                    

Aku mendarat di Amerika dengan selamat disambut hangat oleh kedua sahabatku yang tak lain Luvi dan Dizon.

" heii..disini " teriakan Luvi membuatku menoleh, menyeret koper yang terbilang besar dengan senyum lebar aku melangkah kaki menuju Luvi dengan Dizon disampingnya.

" kau ini, tau sedang hamil besar masih aja mau jemput, udah dibilangin gak usah !!".

" sayang, tolong bantu Yora masukkan kopernya ".

" iya sayang !!".

" maaf ya Yora, luu harus mikirin keadaan diperusahan padahal gua dah janji buat lu gak cemas soal perusahaan". Ucapan Dizon membuat tawaku dan Luvi seketika redam.

" its okey, lagian ini juga udah tanggung jawab gua Dizon, aku masih bisa handlenya malahan gua makasih banget lu udah nolongi gua ngurus perusahaan selama gua gak ada, dahlah gak usah dipikirin nanti bakal ada jalan keluarnya !!".

" iya Yora !!" Kembali Dizon fokus akan mengetir sedangkan aku dan Luvi sibuk mengelus perut satu sama lain, bercerita panjang lebar setelah setengah tahun tidak bertemu.

" Luvi, Dizon ada yang mau aku omongin !!". Nada seriusku membuat Luvi yang awalnya tertawa kini menatapku dengan tajam begitu juga dengan Dizon yang menatap melalui kaca mobil.

" maafin aku ya udah bohongin kalian selama in...ii ".

" bohong ??, Lu bohong kenapa ??".

" Luvi sayang, biarin Yora selesaiin dulu kalimatnya !!".

" sebenarnya anak dalam kandunganku anak sepupu kamu !!".

" sepupu ??". Seketika Dizon mengerem mendadak dengan pernyataan yang terlontar dari mulutku.

" sepupu?? Sepupu aku atau Dizon ??".

Mobil yang terpakir dipinggir jalan, membuat Dizon menolehkan tubuhnya kebelakang mendengarkan penjelasan yang selama ini aku tutup rapat-rapat.

" sepupu kamu Luvi, ".

" kau mengenal sepupuku?? Siapa ?? Kenapa aku tidak tahu ??". Bertubi-tubi pertanyaan yang dilontarkan Luvi membuatku mengambil limeneral yang ada didalam mobil.

" sayang, pelan-pelan minumnya.. Yora apa mungkin Darren ??".

" iyyaa.. !!".

" apaa ????" Keduanya sama-sama terkejut setelah mengetahui pelaku yang telah menghamiliku.

" apa ia memaksamu ??". Tanya Dizon yang mengambil tisu diberikan pada Luvi.

" tidak, kami sama-sama suka dan dalam keadaan sadar saat melakukannya ( padahal dalam keadaan mabuk  batinku ).".

" apa saat kita di London ??".

" hmm..".

" sebenarnya aku udah tau kalau Darren menyukaimu, tapi aku tidak kepikiran kalau Darren yang membuatmu seperti ini ". Jelas Dizon yang kembali mengendarai mobil kejalan besar.

" kau tau dari mana ??". Tanyaku yang mencondongkan badan kedepan.

" hmm.. aku sering mabuk bersama, dengan sepupumu Yeza juga setiap kali Darren tepar dalam alkohol ia sering meracau memanggil namamu, kukira cinta bertepuk sebelah tangan jadi aku tak bertanya lebih takut menyakiti hatinya nanti !!".

" kami merencanakan untuk menikah !!".

" aku akan mendukung keputusanmu Yora " gengaman tangan Luvi terasa sangat hangat dikepalan tanganku lalu kubalas dengan pelukan.

" kapan kalian berencana untuk menikah ??".

" Setelah anak kami lahir, kau tau bukan mereka kembar ??".

" iya iya deeh.. yang anaknya kembar kami bisa apa !!".

_____

Aku tidak pulang ke Apartemendku, kini aku menginap dirumah Luvi yang juga ada Dizon kami banyak melakukan aktivitas melepas rindu bercanda gurau sampai larut malam.

Ddrr...drtttttt...

" Calon suamimu menelpon Yora !!". Teriakkan Dizon membuatku berlari mengambil ponsel dari genggamanya.

" heyy... Jangan lari-lari Yora, Dizon jangan ganggu dia !!".

" aku tidak menganggunya, ia saja yang ketakutan aku mengangkatnya !!".

Setelah kulihat nama yang tertera dilayar ponsel, sedikit terukir guratan senyum dibibirku.

" kenapa baru menghubungiku ??".

" maaf sayang, aku baru pulang dari rumah sakit!!" Senduhan Darren membuatku sedikit mengalami gejolak ingin dimanjakan olehnya.

Entah mengapa sejak aku tidur dengannya membuatku ketagihan selalu ingin berdekatan dengannya.

" Yora ??, Kenapa tidak menjawab ??".

" Darren,  aku merindukanmu ?".

" sudah rindu ?? Aku akan menyusulmu kau tunggulah beberapa hari lagi ".

" baiklah, kau sudah makan ??".

" aku sudah makan dirumah sakit bersama Yeza ".

" ayo tidur ??".

" tidur sambil telponan??".

" apa tidak boleh??".

" boleh sayang !!".

Walaupun hanya sekedar berteleponan membuatku sedikit tenang, akupun tertidur entah dijam berapa.

Gabriella Yoraza" On Going"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang