9.

411 6 0
                                    

Tak ingin berlarut dalam pikiran yang rumit, aku hanya bisa melupakan kejadian sesaat itu dengan berkutak pada laptop mengerjakan tugas yang belum sempat aku selesaikan.

Sarapan yang sudah aku tandas habis, dan bersiap untuk pulang kenegara asal, aku yang hanya memakai kaos putih dengan perpaduan celana hitam polos, untuk pulang.

" Tokk..tookk.. kau sudah siap ??"

" Hmm.... Ayo berangkat!!"

Disepanjang perjalanan kota London sedikit mengalami kemacetan, tak ingin membuat waktu ku sempatkan untuk kembali mengcek laporan yang sudah dikirim bawahanku melalui email, berbeda dengan Luvi dan Dizon mereka sibuk pamer kemesraan dihadapanku bahkan tak segan-segan mereka berciuman didepan supir yang tak kami kenali.

" Anggap kau tak melihatnya Yora " ucap Dizon yang mendengar tarikan kasar nafasku.

" Aku juga tidak berniat untuk melihatnya !!!"

" Kalian ini bisa tidak untuk berdamai ?? Dizon bukankah aku sudah mengatakan untuk akur terhadapa Yora ??".

" Sayang, Yora terlalu keras kepala untuk berteman denganku !!"

" Siapa juga yang ingin berteman denganmu Dizon !!".

" Yora, Dizon berhenti kalian ini sudah besar !!"

Aku dan Dizon yang sempat adu tangan terhenti ketika taksi yang kami tumpangi sudah tiba.

Tak ingin berlarut dengan kekesalan akibat Dizon, sengaja aku turun duluan meninggalkan mereka berdua.

" Heyy...kopermu Yora, nah kan sayang kau lihat tingkah kekanakan Yora !!" - Dizon.

" Sudahlah sayang, kau bantu saja aku membawanya, bayar dulu ongkos taksinya !!".

Menunggu keberangkatan pesawat, aku hanya berkutak pada laptop dengan bantuan Luvi yang ikut mengcek laporan keuangan perusahaan, sebenarnya pekerjaan tak selalu aku yang handle terkadang Luvi juga ikut menghandle ketika aku sedang tidak diperusahan, karna Luvi juga termasuk pemegang saham terbesar yang kedua diperusahanku.

" Keberangkatan London ke Amerika Serikat, akan berangkat 5 menit lagi, mohon penumpang untuk bersiap-siap "

" Ayo, Yora !!"

" Hmm..!!!".

Selama didalam pesawat aku sengaja untuk tertidur lebih lama, mengingat jadwal padatku besok sepertinya akan kesulitan untuk tertidur, dengan tidur belasan jam, akhirnya kami mendarat dengan selamat...

" Yora, aku akan pulang kerumah akan kupesankan taksi yang berbeda denganmu !!"

" Hmm..baiklah kau sungguh akan pulang, bukan ketempat Dizon kan?? Kau ingat kita ada meeting dengan client yang merepotkan besok !!".

" Aku pulang, aku pulang Yora, itu taksimu hati-hati dijalan !!".

Tak ambil pusing aku memapah tas coklat yang selalu kubawa, dengan bantuan supir taksi aku hanya melihat saham akhir-akhir ini naik dengan pesat melalui ponsel pintarku.

" Permisi nona, kita sudah tiba !!"

" Terimakasih pak, ini ongkos taksinya !!".

Disambut Artku, dengan bantuannya aku tak memperdulikan barang bawaanku naik kelantai 2 dimana kamarku berada dan kembali aku merehatkan tubuh untuk tidur.

______

Part Darren.

Begitu juga dengan Darren, sebenarnya hari ini kepulangannya ke Amerika Serikat, tanpa sengaja Darren melihat Yora dan juga Luvi sedang duduk dikursi tunggu penumpang.

" Sebaiknya aku berpura-pura tidak melihat saja ". Batinku hari ini sungguh tidak enak sejak kejadian tadi malam, banyak pemikiranku yang terbelit perkara Yora, tapi aku melihat Yora baik-baik saja seperti tidak terjadi apa-apa.

Pesawat yang hendak berangkat terjadi tempat duduk yang akan aku tempati bersebalahan dengan kursi Yora, dengan siaga aku meminta pertolongan dari kursi belakang untuk bertukar posisi, untung saja bapak-bapak itu mau untuk bertukar denganku.

Sepanjang perjalanan aku sama sekali tidak bisa tidur, mata yang tidak bisa diajak kompromi selalu saja melirik keberadaan Yora. " Apa aku mulai tertarik dengan Yora ?? Sepertinya tidak mungkin !!".

Mengambil kesibukan dengan membaca laporan yang akan aku serahkan kepada Profesorku nanti, aku hanya bisa berkutak-katik pada laptopku, walaupun sudah 3x aku membaca ulang laporanku.

Tak terasa pesawat yang aku tumpangi kini mendarat dengan selamat, sengaja aku menutupi wajahku dengan majalah yang disediakan didalam pesawat agar tidak ketahuan oleh Yora maupun kakak sepupuku.

Aku hari ini dijemput teman seklinikku.

" Kau sudah tiba " - Aska.

" Hmm... " Jawab ku malas yang meladeni Aska teman sekaligus atasanku ditempat aku bekerja.

" Ingin makan atau langsung pulang ??"

" Pulang, aku sudah lelah dipesawat aku tidak bisa tidur" aku melihat Yora yang masuk kedalam taksi sekita pula aku " eehh...tunggu dulu kau ikuti kemana taksi itu pergi".

" Taksi ?? Oh yang itu ada apa Darren ??"

" Jalan saja kau tak usah banyak tanya  Aska "

Aska mengekori kemana perginya taksi itu, hingga berhenti dipekarangan perumahan elit kelas atas, dengan rumah nomor 69 atas nama Yoraza. " Hmm.. ternyata disini kau tinggal ".

" Siapa Darren ?? Pacar??"

" Bukan pacar, tapi calon hahha ".

Sejak kejadian malam itu aku ingin memastikan bahwa Yora hamil atau tidak, jika hamil aku bersedia bertanggung jawab atas anakku nantinya.

Gabriella Yoraza" On Going"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang