24.

308 5 0
                                    

Aku yang melihat Yora terlelap disampingku " akhirnya kau membuka hati untukku Yora " batinku yang sambil mengelus rambut halusnya.

Melirik jam dinding yang sudah hampir setengah 20.40, bergegas aku bangkit dari kasur untuk segera keluar takut kala Yeza sudah pulang melihat aku dan Yora bersama aku tak tahu apa tanggapannya nanti.

Mengalihkan kepala Yora dari lenganku ke bantal ternyata membuatnya bangun, " tidurlah lagi aku harus keluar nanti Yeza melihat kita " kecupku pada keningnya. Tapi Yora tidak mendengarkanku ia menarik kembali tubuhku keatas kasur dan mendudukiku.

" Apa boleh tidur disini saja ?? " Ucapnya yang memelas seolah takut aku meninggalkannya.

" Yoraaa, bagaimana pendapat Yeza kalau melihat kita bersama disatu ranjang?? Kita harus memberitahunya secara perlahan, Akupun sebenarnya ingin berlama-lama denganmu tapi kita satu atap dengan Yeza !!". Jelasku yang mengelus perut buncitnya.

" Mamaku tidak ada dirumah !!".

" Tapi ada Yeza??, Yeza temanku dan sepupumu !!, Simpan nomorku kau hubungi aku kalau perlu sesuatu!!!". Ucapku yang menjelaskan keadaan padanya dengan cara yang halus agar ia tak salah paham, ibu hamil sangat sensitif makanya aku harus berhati-hati dalam berbicara.

Dengan wajah yang ingin menangis, Yora turun dari pangkuanku menatapku melangkah pergi dari kamarnya setelah menyimpan nomor ponselku.

Akupun menghubungi Yeza menanyakan kapan ia akan pulang.

" Hallo !!".

" Hallo Yeza, kau pulang jam berapa ?? Apa kau mabuk ?? Perlu aku jemput ??".

" Tidak usah aku sudah dipekarangan rumah ".

" Baiklah, aku tutup telponnya ". Ucapku tanpa mendengar jawaban darinya. " Huufttt.. untuk Yeza belum pulang " aku pun melanjutkan langkah kakiku menuju kamarku dimana aku dan Yeza tidur.

________

Yora POV.

Aku yang hampir meregang nyawa dikolam, melihat samar-samar bayangan laki-laki yang membopongku dari dalam kolam, dengan kesadaran yang menipis akupun tak sadarkan diri hingga ketika aku bangun sudah ada sesosok pria disampingku dengan tangan yang melilit dipinggangku sontak akupun kaget dan bangun dari kasurku, namun takku sangka seorang pria yang tidur bersamaku adalah Darren.. yahh.. Darren.

Darren menjelaskan apa yang terjadi akupun tak tahu harus menjawab apa bisaku hanya diam mencerna semua yang melewatiku.

Saat aku mendengar Darren aku keluar dari rumahku seketika itu pula aku berlari kecil dibelakangnya mendekap tubuhnya yang terbilang besar apalagi aku sedang mengandung jadi hanya setengah badanya saja yang bisa gapai.

Aku pikir Darren akan marah atas tindakanku, ternyata aku salah Darren juga membalas semua tindakanku padanya.

Saling melumat satu sama lain, mencurahkan kerinduan yang sudah lama terpendam didiri sendiri.

Aku tak bisa banyak bergerak akibat sedang berbadan dua, aku hanya bisa terlentang menikmati setiap kecapan yang Darren berikan, mengalungkan tanganku pada lehernya begitu juga dengan Darren satu tangan yang mengelus perut buncitku dan satu tangan membelai wajahku, akupun menikmati setiap sentuhan darinya momen yang sangat aku nantikan.

Terlepas dari kegiatan kami pun bercerita tentang masalalu.

" Sudah berapa usia kandunganmu ??". Ucap Darren yang mengelusnya memberikan kenyamanan pada bayiku.

" Sudah 8 bulan !!". Jawabku yang meletakkan tanganku diatas tanganya.

" Maafkan aku yang tidak berada disampingmu Yora !!".

" Tidak apa, ini semua sudah keputusanku maafkan aku yang sudah egois Darren !!".

" Kau ingin melahirkan disini ??".

" Mama ingin aku melahirkan disini !!".

" Apa tidak bisa di Amerika saja, aku akan turun langsung untuk persalinanmu !!!".

" Aku tidak bisa berjanji akan hal itu !!".

" Kita harus segera menikah sebelum anaknya lahir, aku ingin berada disampingmu setiap saat untuk menjagamu dan anak kita !!".

" Kenapa kau PD sekali ini anakmu ??".

" Karna aku ayahnya pasti terjalin kuat ikatan batinku menyatakan ia darah dagingku !!".

" Kapan kita akan menikah??".

" Secepatnya, aku akan menyelesaikan pekerjaanku disini dan pulang ke Amerika untuk memberitahu ibuku, tidak.. itu kelamaan aku harus meneleponnya sekarang!!".

" Darren..Darreeennn... Dengarkan aku ibumu pasti kaget mendengarnya nanti !!".

Namun tak kusangka Darren sudah dulu menelpon orangtuanya,

" Hallo, bu !!".

" Ada apa sayang ?? Tumben menelpon ??".

" Bu, ada yang ingin aku bicarakan aku akan segera menikah ibu tolong persiapkan semuanya setelah aku pulang dari dinas ini !!".

" Sayang perlahan kau jelaskan perlahan ".

" Bu aku sudah bertemu dengan pacarku, dan sekarang ia sedang mengandung anakku, ku mohon restui kami dalam kurang seminggu ini aku harus menikahinya ".

" Kau menghamili anak orang ?? ". Teriakan histeris dari ibuku terdengar ditelinga Yora membuatnya sedikit kaget.

" Buuu.. ".

" Darren kau selama ini berpacaran?? Kenapa ibu baru tau sekarang apalagi mengandung?? Haaa mengandung?? Dasar gila kau yaaahh.. tunggu kau pulang ibu akan memberikan pelajaran untukmu !!".

" Bu, ini semua terjadi ketika kami sama-sama mabuk, tapi aku tak tau ternyata aku mulai menyukainya bukan inginku menyembunyikan ini dari ibu, hanya saja wanitaku menyembunyikannya juga dariku !!".

" Sudah berapa usia kandungannya ??". Ucap ayahku yang ternyata sedang bersama ibuku.

" 8 bulan ayah, perkiraan bulan Agustus nanti ia akan melahirkan!!".

" Ingin menikah dimana ??".

" Di Korea, detailnya aku akan jelas saat pulang nanti !!!".

" Ayah sedang berada di Amerika nak !!".

" Baiklah yah, aku tutup dulu telponnya !!".

Mendengar semua perkataan Darren yang terlihat sungguh-sungguh akan niatnya padaku membuatku meneteskan air mata yang mengenai bajunya.

" Sudah jangan menangis, aku akan mempersiapkan dengan matang Yora kau tidak usah repot-repot nantinya biar aku yang urus pernikahan, kau cukup jaga bayi kita !!".

" Bagaimana dengan Mama ??".

" Kita rahasiaku dulu semua ini, H- 1 aku akan menjelaskan pada mamamu dan meminta restu padanya !!".

" Baiklah ".

Terlepas dari semua itu aku pun terlelap kembali entah apa yang memberikanku kenyamanan ditubuhnya hingga mudah sekali mengantuk, Darren pun membuat tidurku pulas dengan menggosokkan tanganya dipunggungku menyanggahkan bantal dipunggungkuh.

Gabriella Yoraza" On Going"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang