Prolog

490 18 1
                                    

.

"Kak, boleh foto bareng gak?" tanya seorang perempuan berseragam putih abu itu.

"Cieee, Jean ada yang ngajak fotbar tuhh!" seluruh teman laki-laki yang bernama Jean itu mulai ribut meneriaki. "Buruan Je, kasian tuh nungguin!" ucap salah satu temannya.

Jean pun akhirnya setuju untuk foto bersama perempuan yang diyakini adik kelasnya itu.

Dengan dipotret oleh temannya, Jena yang berdiri di sebelah Jeano tersenyum ke arah kamera. Begitu pun juga Jean, meskipun dia sedikit kaku, tapi dia tidak merasa keberatan jika ada yang ingin berfoto dengannya. Jean tau kok kalau dia itu famous.

Setelah selesai dengan beberapa jepretan, Jena menyodorkan sebuah tote bag yang ia pegangi sedari tadi. Jeano yang bingung, hanya diam sambil menatap tas berukuran sedang itu.

"Ambil kak" ucap Jena. Dengan deretan pertanyaan, Jean pun menerima tas itu. "Makasih, kak" ucap Jena lagi lalu pergi bersama temannya dari sana.

"Ciee Jean, dapet bingkisan tuh. Buka dong, bagi-bagi!" celetuk Arsa yang langsung dapat sentilan di kepalanya. "Ngaco lo! Jangan di buka di sini lah" saran Dinar.

"Emang kenapa?" Jean malah balik bertanya.

"Buka di rumah aja pokoknya" Gino ikut bersuara.

Di sisi lain, Jena kini sedang salah tingkah sembari melihat foto-fotonya dengan Jeano. Akhirnya keinginannya dari jauh-jauh hari bisa terkabul. Alma yang melihat temannya terus kegirangan, hanya tersenyum sambil sedikit mengejek. "Gak rengek-rengek lagi kek orang gila berarti ya sekarang?" tanya Alma.

"Ya enggak lah, malah nanya lo" jawab Jena sambil terus memperhatikan ponselnya. Alma dan Jena yang memang duduk tidak jauh dari tempat Jeano, melihat sesuatu. Ya, Alma melihat sesuatu yang mungkin akan membuat teman di sebelahnya ini makin salah tingkah. "Jen, itu kak Jean ngeliatin gak sih?" tanya Alma.

"Gapapa, dia punya mata"

"Seriusan Jen!" Karena Alma sangat serius, Jena pun akhirnya melihat ke arah Jeano dan teman-temannya yang sedang berkumpul. Dan benar saja, jauh di sana, Jean sedang melihatnya. Jena pun bingung harus berbuat apa, sampai akhirnya ia pun memilih untuk tersenyum.

Tapi, sayangnya Jena tidak melihat apakah Jeano membalas senyumannya atau tidak, karena orang-orang mulai berdatangan kembali, acara akan segera di mulai setelah beberapa menit istirahat. Ini acara kelulusan kelas 12, dimana setelah ini, Jena tidak akan melihat Jean lagi. Entah sampai kapan.

-to be continue.


Hallo gais, bertemu lagi sama aku di cerita ke-3!
So... enjoy to my story!!!

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang