15

27 5 5
                                    

.

Matahari sudah berada di bagian barat. Menandakan hari mulai menjelang sore. Semua rangkaian acara sampai penutupan sudah selesai. Kini mereka semua sedang berpamitan untuk pulang.

Semua orang mulai kembali, dan sekarang hanya menyisakan Risa, Alma dan Jena. Juga ada Dinar dan teman-temannya yang memutuskan untuk berbincang terlebih dahulu dengan kepala panti di dalam sana.

"Kakak gue gak angkat mulu, Al"

"Ya udah, gue tungguin kok"

"Nggak ah, lo duluan aja sama Risa, gue mau naik ojek online aja"

"Masa naik ojek online Jen? Ini lumayan jauh loh" ucap Risa khawatir.

"Ya mau gimana lagi? Masa kita mau cabe-cabean? Udah gapapa, gue naik ojol aja"

"Kenapa nih?" seseorang bertanya tiba-tiba, membuat Risa, Alam dan Jena menoleh. Ternyata itu Arsa, disusul yang lainnya di belakang. Menyadari kedatangan Jeano, Jena kembali mengalihkan pandangannya. Sekarang Jena benar-benar tidak ingin kontak mata dengan Jean.

"Ada masalah ya?" kini Dinar yang bertanya.

"Ini-"

"Ga ada kok, kak" Jena memotong ucapan Risa.

"Hah? Kenapa? Gapapa bilang aja, biar bisa dibantu"

"Jadi..." Alma menggantungkan ucapannya saat menoleh ke arah Jena. Jena mengeluarkan ekspresi wajah seolah mengucapkan 'jangan kasih tau'. Namun, Alma merasa ia harus memberi tahu.

"Jadi, tadinya Jena mau dijemput kakaknya, tapi kakaknya ga bisa dihubungi, kayaknya sibuk" jelas Alma. Jena pun hanya bisa pasrah.

"Ohh, ya udah jok motor kita ada yang kosong kok"

"Gak! Ngga usah kak, gue naik ojol aja"

"Gapapa yaelah. Jadi, siapa yang jok motornya kosong?" tanya Dinar pada teman-temannya.

"Gua bareng Arsa" jawab Gino.

"Lah iya! Gue juga harus jemput Renasa..." ucap Dinar.

"Kalo gitu ngapa lo kasih tawaran?" bisik Arsa.

"Udah kak gapapa, gue naik ojol aja"

"Bentar. Jean?" tanya Dinar. Mereka semua pun menoleh ke arah Jean yang berdiri di paling belakang. Termasuk Jena juga, kini menatapnya.

"Hah?"

"Jok lo kosong kan? Nah udah sama Jean aja" belum sempat Jeano menjawab, Dinar langsung kembali bicara dengan Jena.

"Ehh-" Jena berniat menolak, namun ucapannya terpotong.

"Gapapa Jen, dari pada lo naik ojol. Lumayan jauh loh" Risa ikut menimpali.

"Tap-"

"Ya udah, ayok pulang" kini Dinar yang memotong ucapan Jena.

Mereka semua pun langsung naik ke motor masing-masing, menyisakan Jena dan Jean yang masih berdiri sambil menatap yang lain.

"Mau berdiri aja di situ?" tanya Arsa.

Jeano pun kemudian berjalan menuju motornya, tanpa menjawab pertanyaan Arsa. Ia membuka jok motornya lalu mengambil helm, masih helm yang sama yang selalu Jena gunakan dulu.

Jena pun menoleh ke arah Alma. Alma mengangguk menandakan agar Jena mau dan percaya itu akan baik-baik saja. Dengan helaan nafas, akhirnya Jena berjalan menghampiri Jean, dan mengambil helm yang diberikan Jean.

"Ya udah, gue duluan ya" pamit Dinar, disusul Gino dan Arsa. Terakhir, Risa dan Alma.

"Kak, gue titip Jena ya" ucap Alma. Jeano hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu melihat motor yang Risa dan Alma kendarai mulai menjauh.

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang