3

56 5 0
                                    

Maaf bila ada typo

.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, sudah terhitung hampir satu bulan semenjak Jean dan Jena mulai dekat. Bahkan keduanya kini sudah sibuk kembali dengan kegiatan sekolah masing-masing.

Kak Jeano

Gueee anterrrr

Ga usah kak, lo kan ngampus siang

Ya terus kenapa?

Ya ga usah aja, ngerepotin

Udah selama ini, lo ngomong repot mulu padahal gue b aja

Ya pokoknya gak usah deh kak

Kenapa deh? Bareng cowok laen?

Apaan, ngga kokkk

Gue depan rumah lo, cepetan tar telat

"LAH?!" Jena dengan cepat mengintip dari jendela rumahnya.

"Ngapain lo ngintip-ngintip? Kayak maling" tidak menghiraukan pertanyaan kakaknya, Jena mengambil kotak bekal dan tasnya di meja makan. "Ma, Jena pamit yaa!" teriaknya.

"Dih, dikacangin gue" gumam Abina.

"Gak bareng papa, Jen?" tanya mamanya teriak karena Jena sudah menjauh. "Gak, maa" jawab Jena berteriak juga, setelah itu dia benar-benar sudah keluar dari rumah.

"Jena berangkat naik apa?" tanya mama saat menghampiri Abina yang masih sarapan. "Biasalah, sama gebetan" jawab Abin sambil mengunyah, mamanya pun hanya mengangguk.

Di motor, Jeano melihat dengan jelas Jena yang buru-buru memakai sepatu, dengan tas yang belum terpakai sempurna dan kotak bekal yang masih dipegangnya. Jean pun terkekeh. Lucu, batinnya.

"Kenapa buru-buru banget?" tanya Jean saat Jena menghampirinya. Ia mengambil kotak bekal di tangan Jena, lalu menyuruh gadis itu berbalik membelakanginya. Dengan telaten, Jean memasukan kontak bekal itu, menutup tas Jena, lalu memakaikan tasnya dengan benar. Percayalah, jantung Jena sedang berdisko sekarang. "Gue takut lo nunggu kelamaan" jawab Jena.

"Takut gue nunggu, atau kebelet kangen?"

"Dih! Ngaco!"

"Ngaco, atau bener nih?"

"Ihh! Udah ah, nanti gue telat. Lagian lo kak, dibilang ga usah, tetep aja ngeyel"

"Ya soalnya, apa si yang ngga buat lo?" Jena pun kemudian mengambil helm di tangan Jean. Dia sengaja tidak membalas lagi perkataan Jean, dia tidak ingin lanjut mengobrol, nanti jantungnya kewalahan gara-gara gombalan Jean, kan bahaya.

"Pulang jam berapa?"

"Belum juga sekolahnya, udah nanya pulang"

"Ya gapapa. Jadi, pulang jam berapa?"

"Kasi tau ga yaaaa"

"Ohh, jadi gitu mainnya?"

"Ya lagian kak Jean, sebenernya alumni SMA mana sih? Masa gak tau jam pulang sekolah biasanya"

"Ya kan, barang kali aja udah beda"

"Nggak, masih sama kok"

"Ya udah, nanti gue jemput"

"Gak usah deh, lo jadi anter jemput gue mulu kak. Emangnya lo gak ada kesibukan lain?"

"Ya kan, kesibukan gue tu lo, Jenaaa" jika Jean bisa melihat, mungkin dia akan gemas melihat wajah Jena yang memerah sekarang.

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang