5

36 4 0
                                    

.

"JEE ASTAGFIRULLAHALAZIM"

*PLAK!

"AAAW!!!" Jeano membuka mata lalu mengusap-usap bokongnya yang terasa panas akibat pukulan hebat mamanya.

"Aduhhh, kenapa sih maaa? Sakit tau" Jeano memajukan bibirnya 2cm, membuat mamanya bergidik ngeri.

"Kenapa sih, kenapa sih! Liat Jee jam berapa sekarang, bukannya siap-siap ke kampus malah enak meluk guling"

"Bukannya hari libur ya?"

"Libur dari planet jupiter! Udah buruan sana!"

Dengan beribu omelan dari mamanya, akhirnya Jeano pun dengan berat hati harus meninggalkan kasur kesayangannya. Ia berjalan ke kamar mandi, dengan mamanya yang masih mengawasi sambil berkacak pinggang.

"Kenapa ini kamar kayak kapal pecah ya" gumam mamanya setelah sadar kamar Jeano sangat berantakan.

°°°

Jeano berjalan tergesa-gesa menuju meja makan. Dengan segala barang yang ia pegang, terlihat dia sangat kerepotan.

"Nah kan, makanya jangan begadang mulu. Habis main dari mana sih kemarin?" tanya mama Jean. Jean yang mendengar hal itu, seketika diam mengingat sudah dari mana dia kemarin.

Sikap Jeano berubah 180 derajat, ia tidak lagi sibuk dengan segala barang bawaannya. Jeano pun duduk di kursi meja makan dengan tenang, tepat di depan mamanya sekarang. Tatapannya yang serius, membuat mamanya mengerti sepertinya putranya itu akan mengatakan sesuatu.

"Ada apa?" tanya mamanya.

"Khm, gini maa... sebenernya... Jean punya pacar" mendengar hal itu, ekspresi mamanya berubah. Namun Jean tidak tahu, apakah itu ekspresi terkejut, marah, senang, sedih, atau apa pun itu.

"Kenapa ma?" akhirnya Jean bertanya.

"Sama siapa?" tanya mamanya.

"Apanya?"

"Pacar"

"Ohh, bukan Reyna kok" entah mengapa, setelah mendengar jawaban itu, ekspresi mama Jean kembali seperti sebelumnya. Terlihat ada sedikit rasa lega di sana.

"Jean tau kok mama pasti takut Jean balik sama Reyna dan kejadian dulu keulang" Jean menghela nafas sebelum melanjutkan perkataannya. "Jean usahain Jean gak akan balik ke Reyna. Tapi, kalo seandainya Jean ternyata ga bisa lepas dari Reyna, Jean bakal berusaha ngga ngulang kejadian dulu" jelas Jean. Mamanya pun tersenyum mendengar itu.

"Ehh bentar, kalo kamu masih mikirin kemungkinan kamu balikan sama Reyna, jangan bilang kamu masih punya perasaan Je?"

Jean melotot. "Hah? Ohh itu, ngga kok... kan kalo maa, 'kalo'"

"Ya siapa tau aja Je. Mama tau banget sehancur apa kamu waktu itu"

Hening. Keduanya pun terdiam beberapa detik.

"Ahh, udahlah jangan ngomongin itu. Jadi siapa pacarnya? Kapan dibawa ke sini?" mamanya berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Nah itu, kemarin Jean habis dari rumahnya"

"Ya ampun, masa kamu dari rumah cewek pulang malem banget? Apa gak kena siraman rohani sama orang tua pacar kamu?"

"AHAHAHA, NGGA LAH" Jean tertawa. "Lagian kenapa jadi siraman rohani ma, emangnya pengajian" Jean geleng-geleng kepala sambil memakan sandwich yang mamanya buat.

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang