.
Jeano sedang berada di kamar, bersama 3 temannya yang memutuskan bermain ke rumahnya. Dan kebetulan saat ini juga Jean sedang membuka hadiah yang ia dapat tadi siang.
Setelah tasnya dibuka, ada sebuah boneka graduation dan beberapa cemilan, serta sepucuk surat. Jean pun membuka surat di kertas kecil itu lalu membacanya di dalam hati. Karena tidak mungkin ia membacakan juga untuk teman-temannya, cukup dia yang tau.
Hai kak!
Gimana hadiahnya? Semoga suka yaa. Karena mungkin kita gak akan ketemu lagi, ga tau sampai kapan. Makasih buat waktu singkat gue bisa 'tau' lo. Sukses terus yaa, see u!!"WOI!" tiba-tiba suara yang sangat dekat dengan telinganya itu mengejutkan Jean. "Fokus amat lo bacanya. Apa katanya? Dia confess??" tanya Arsa. "Kepo!" jawab Jean singkat.
"Tapi ya, gak tau cuma perasaan gue atau emang iya. Jean abis kejadian siang tadi jadi kalem anjir" ucap Dinar.
"Lah, iya juga ya? Biasanya gak kenal tempat malu-maluin dia" Arsa ikut bersuara.
"Menurut gue lo mending beli kaca sih, Sa" timpal Gino membuat yang lainnya tertawa.
"Terus ini diapain?" tanya Jean.
"Serius lo nanya?" Dinar balik bertanya.
"Kalo kata gue, cemilannya buat kita, sisanya terserah mau lo apain" ucap Arsa yang langsung mendapat lemparan bantal dari Gino. "Mau enaknya mulu, lo!"
Hening. Jeano pun kembali merenung.
"Dia kenapa ngasih gue ini ya?"
"Emang di suratnya dia ga bilang apa-apa?" tanya Gino. Jean menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Udah pasti suka, ya ngga si?" Dinar berpendapat.
"Iya sih, gue setuju sama Dinar. Soalnya buat apa ngasih-ngasih gitu tanpa alasan, mending gue pake makan sendiri dah uangnya" tambah Gino setuju.
"Gue juga setuju" Arsa ikut bersuara, meski mulutnya kini tengah penuh dengan camilan.
"Terus gue harus ngapain?" lagi-lagi Jean bertanya. Dia benar-benar tidak bisa berpikir sekarang. Se- famous apa pun dirinya, Jean tetap baru pertama kali mendapat hadiah dari orang yang tidak ia kenali.
"Ya udah mau ngapain lagi? Makan aja tuh cemilannya" Arsa lagi-lagi membuat teman-temannya menatap murka. "Makan mulu lo ngomong!" ucap Dinar sambil memasukan gulungan tisue ke mulut Arsa. Emosinya tak tertahan.
Dengan cepat Arsa melepehkan tisue yang ada di mulutnya, "JIJIK ANJIR BEKAS TANGAN MANEH, JOROK!"
"Ya makanya diem! Ngomong yang berfaedah kek!"
"Aing cepuin ya maneh ke si Renasa!" ancam Arsa dengan campuran bahasa Sundanya.
"Jangan lah coy! Tapi tinggal gue cepuin balik ke emak lo sih" ucap Dinar sambil tersenyum mengejek. "Bangst!" umpat Arsa yang langsung disambut tawa teman-temannya.
"Jadi, menurut gue ya, kedepannya itu gimana lo. Mau lo coba buka hati buat dia, atau lo milih ya udah aja" saran Gino, membuat Jean berpikir.
"Kalau gue milih udah gini aja?" tanya Jean.
"Ya gapapa, itu hak lo. Palingan ntar ceweknya sakit hati, tapi ya udah resiko juga gak sih? Kalo suka sama orang kan gitu. Terus siapa tau ternyata ceweknya ga berharap banyak juga sama lo" jawab Gino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double J || Haechan ✔
RandomIntinya, Jeano bingung memilih antara yang baru atau masa lalunya. So, enjoy to my story and happy reading all! August 28'23 May 19'24