25

23 6 0
                                    


.

Pagi ini, seperti biasanya Jeano bangun tidur dan langsung mencari segelas air putih. Entah mengapa, itu tiba-tiba sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil. Dan ketika Jean sedang meneguk segelas air, pandangannya tiba-tiba tertuju pada benda yang melekat di tangan kanannya.

Setelah Jeano perhatikan, ia jadi mengingat-ngingat sejak kapan ia memakai gelang ini. Rasanya terasa aneh, seperti ia tidak pernah memakai atau bahkan melihat gelang ini sebelumnya.

Tidak ingin terlalu serius memikirkan itu, Jeano pun memutuskan ke kamar mandi untuk bersiap-siap pergi ke kampus. Jadwal kelasnya hari ini pagi sekali, sehingga Jean tidak punya waktu untuk bersantai.

Hanya memakan waktu sekitar lima belas menit, Jeano sudah selesai dengan semua persiapannya. Ia mengambil kotak bekal yang sudah disiapkan oleh mamanya karena Jean tidak akan sempat sarapan. Tidak butuh waktu lama, Jeano pun mengendarai motornya menuju kampus.

Setibanya di area parkir, ponsel Jeano berbunyi. Jean yang belum sempat melepas helm, bergegas untuk melihat terlebih dahulu ponselnya. Seketika moodnya langsung turun ketika dosen mengirim pesan bahwa kelasnya diundur. Jeano tersenyum miring, ia benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi.

"Sumpah ya anjir kenapa dosen-dosen tuh, gak pernah liat jadwal dulu apa gimana sih, gue udah cape-cape bangun pagi, sialan!"

"WOI!" suara itu seketika membuat Jeano terkejut. Dan ternyata, seperti biasa itu adalah Arsa.

"LO LAGI! Kenapa sih hobinya ngagetin mulu, lo hantu?!" ucap Jean kesal.

"Lah, kenapa sih pagi-pagi udah marah-marah aja, pms lo?"

"Iya! Kenapa? Gak suka?"

"Ck, tai lah" Arsa pun kemudian melenggang pergi meninggalkan Jean begitu saja.

"Emang aneh tu orang" gumam Jean yang kemudian melepas helm lalu turun dari motornya. Jeano pun melangkah cukup cepat untuk mengejar Arsa yang berada di depannya.

"Kenapa lo gak minta gue jemput?" tanya Jean ketika sudah berada di sebelah Arsa.

"Gue kira lo enggak pagi"

"Terus sekarang mau ke mana?"

"Ke kelas lah!"

"Yah, gue gak ada temen dong" Jean cemberut.

"Makanya Je, ayok balikin ingatan lo, semangat yaa!" setelah mengucapkan itu, Arsa pun berjalan terburu-buru meninggalkan Jeano di belakangnya. Mendengar apa yang Arsa ucapkan, membuat Jeano kembali teringat dengan hal apa yang sebenarnya ia lupakan. Tentang semuanya, dan satu orang yang selalu membuat ia bertanya-tanya. Jena.

°°°

Jeano duduk sendirian di kantin. Ia hanya melihat kotak bekal yang mamanya berikan tanpa berniat untuk membukanya. Entahlah, Jean tidak berselera makan.

Di tengah tatapan hampa Jean, ia tiba-tiba merasa ada seseorang yang menarik perhatiannya. Itu Reyna. Dengan cepat Jeano pun memanggil Reyna. Reyna yang berjalan tidak jauh dari tempat Jean, langsung menoleh. Ia mendapati Jeano yang melambaikan tangan, mengisyaratkan agar Reyna menghampiri. Reyna sempat ragu ketika akan menghampiri Jeano, namun akhirnya ia tetap menghampiri karena tidak ada pilihan lain.

"Kenapa, Je?" tanya Reyna saat menghampiri Jean.

"Lo mau ke mana?" tanya balik Jeano.

"Ohh, ini gue mau ke kelas" Jeano pun menganggukkan kepalanya menanggapi jawaban Reyna. Ia tiba-tiba saja teringat sesuatu yang membuatnya penasaran tadi pagi. Mungkin saja Reyna tahu sesuatu.

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang