12

21 7 1
                                    

.

Ini hari sabtu, hari dimana biasanya tidak ada pembelajaran di sekolah, kecuali kegiatan ekstrakulikuler, dan Jeano melupakan hal itu.

Pukul 10 pagi ini, Jeano harus keluar dari halaman rumah Jena dengan lesu. Ya, sesuai dengan rencananya kemarin, Jean akan kembali ke rumah Jena untuk menyelesaikan masalah. Tapi, alih-alih bertemu Jena, Jean malah bertemu kakaknya Jena yang ternyata sedang bersama pacarnya.

Jeano lupa kalau Jena biasanya ada kegiatan ekskul. Kalau dipikir-pikir, bagaimana Jean bisa melupakan hal itu?

Jeano pun melajukan motornya, dia tidak memiliki tujuan sekarang. Apa harus ia pergi ke sekolah dan membawa Jena pergi saat sedang berkegiatan? Tapi, sepertinya itu tidak terlalu bagus. Jeano pun memutuskan untuk menunggu di pos satpam sekolah, sambil berbincang-bincang dengan satpam yang memang Jean kenal.

Ditemani secangkir kopi panas, kedua satpam itu sesekali bertanya tentang kegiatan Jean setelah lulus. Perbincangan itu terus memanjang, sampai akhirnya ada beberapa murid yang keluar dari area sekolah. Jean mengecek jam di ponselnya, sudah pukul 1 siang. Cukup lama juga ia menghabiskan waktu di sana.

Jeano mengedarkan pandangannya. Dan saat itu juga, ia menemukan seseorang yang membuatnya menunggu di sini selama berjam-jam. Jean pun berpamitan pada kedua satpam itu, lalu berjalan menghampiri Jena.

Jena yang berjalan sambil terus menunduk, tidak sadar bahwa sudah ada Jean di depannya. Alhasil, ia menabrak dada bidang itu, lalu mendongak, mendapati Jean yang menatapnya dengan lekat.

"Kalo jalan jangan sambil nunduk" ucap Jean. Jena terus diam, dia tidak berniat mengatakan apa pun.

"Mau jalan-jalan ga?" tanya Jean kemudian. Jena masih tetap diam, dia terus saja menatap Jean tanpa mengatakan apa pun. Akhirnya Jean pun menarik tangan Jena. "Aku anggap kamu mau" ucapnya, lalu membawa Jena menuju motor yang terparkir tidak jauh dari sana.

Jeano memberikan helm kepada Jena. Namun, Jena tidak langsung menerima helm itu seperti biasanya. Ia malah diam menatap Jean. Terus seperti itu.

"Ngobrol di sini aja kak" ucap Jena. Wajahnya benar-benar tidak mengeluarkan ekspresi.

Tidak seperti Jean biasanya yang selalu mengusahakan berbagai cara, kini Jean memilih menaruh helmnya kembali di motor. Seolah sudah pasrah. Dan itu tentu membuat Jena bingung.

Tanpa disangka-sangka, apa yang Jeano lakukan selanjutnya membuat tubuh Jena terasa kaku. Ia sangat terkejut dan tidak bisa melakukan apa pun. Jeano tiba-tiba saja memeluknya. Di sini, di area parkir sekolah.

"Kak? Kak Jean ngapain?" tanya Jena panik sembari berusaha melepaskan pelukan Jean. Namun, pelukan itu terlalu kuat.

"Pengen gini dulu, sebentar aja"

"Ya, tapi kenapa harus di sini?"

"Katanya ngobrol di sini aja"

"Tapi ini meluk, bukan ngobrol"

"Ini meluk, sambil ngobrol"

"Kak-"

"Aku mau kayak gini dulu, Jen" Jean memotong perkataan Jena. Jena pun memilih diam. Dia sudah sangat lelah jika harus berdebat lagi dengan Jean.

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang