20

27 5 0
                                    

.

"Je? Gapapa?" tanya mama Jean membuyarkan lamunan putranya itu.

"Gapapa Je? Kenapa ngelamun?" tanya sang mama lagi. Jeano diam, sembari sedikit gugup ia tiba-tiba bingung akan melakukan apa selanjutnya.

"Gapapa kok" jawab Jean, yang akhirnya memilih tidak melakukan apapun dan hanya berdiri sambil menjawab pertanyaan mamanya.

"Ohh iya, ini mama ada tamu, namanya Jena" ucap mamanya memperkenalkan Jena. Jeano hanya diam tidak merespon apa pun.

"Namanya mirip pacar kamu kan..." mama Jean seketika menggantung ucapannya. Melihat sikap Jean yang seperti itu, membuat mama Jean akhirnya menoleh ke arah Jena. Dan benar saja, Jena pun mengeluarkan ekspresi yang sama. Mama Jeano pun termangu. Ternyata Jena yang selalu membantunya itu adalah kekasih anaknya sendiri.

"Ya ampun..., maafin tante ya Jena?"

"Eh? Kenapa minta maaf tante?"

"Kamu pasti kaget ya? Maaf tante gak bisa ngenalin kamu"

"Ahhh gapapa tante" Jena tetap tersenyum ramah. Tidak menghiraukan Jeano yang masih berdiri dengan pikiran kacau.

"Kalo gitu, Jena pamit sekarang aja ya tante, soalnya masih ada urusan"

"Lohh, kamu udah jauh-jauh ke sini"

"Gapapa kok tante, makasih udah undang Jena ke sini"

"Sekali lagi maaf yaa, Jean belum pernah ngajak kamu ke sini, jadi tante gak tau"

"Gapapa tantee, jangan minta maaf"

"Ya udah, pulangnya dianter Jeano aja" mendengar ucapan mamanya barusan, sontak Jean yang awalnya menunduk langsung mendongakkan kepalanya terkejut. Ia dan Jena pun saling menatap.

"Enggak! Gak usah tante, ngerepotin kak Jean juga"

"Kok repot sih? Gapapa. Je buruan! Diem mulu kayak patung"

"Tapi ma, Jean baru bangun tidur" Jeano berusaha mencari alasan.

"Ya terus kenapa? Biasanya cuci muka doang kan? Tuh cuci muka aja di tempat cuci piring" Jeano pun seketika merasa dadanya baru saja ditusuk belati. Sungguh kejam.

Akhirnya, mau tidak mau, Jeano harus mengantar Jena dengan masih menggunakan kaos dan celana pendek.

Selama perjalanan, keduanya sibuk dalam lamunan masing-masing. Siapa yang akan menyangka ternyata Jena mengenal mamanya Jean. Jeano sendiri merasa antara senang dan gelisah. Pasalnya, dia sama sekali tidak pernah berpikir untuk mengenalkan Jena pada mamanya.

Tibalah mereka di depan sebuah gedung, yang ternyata itu adalah perpustakaan umum. Sepertinya Jena akan belajar di sini, pikir Jeano. Jena pun turun, dengan tidak lupa mengucapkan terima kasih.

Ketika Jena akan pergi dari sana, Jean memanggilnya membuat langkah Jena berhenti.

"Beres jam berapa?" tanya Jean.

Jena pun melihat jam yang berada di tangannya. "Kayaknya jam 2"

"Ohh, habis itu lo ada acara lagi?"

"Enggak, langsung pulang"

"Kalo gue jemput, boleh gak?"

Mendengar pertanyaan itu, Jena berpikir sejenak. "Kalo ngga juga-"

"Boleh. Kalo gitu Jena masuk duluan ya, makasih kak" ucap Jena yang langsung masuk ke dalam gedung perpustakaan. Sementara Jean, ia sedang berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Mengapa sekarang jatung Jeano selalu berdebar ketika bersama Jena?

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang