9

22 4 0
                                    

.

Hari demi hari terus berlalu. Hubungan Jeano dan Jena mulai kembali seperti sedia kala. Meski... Ya! Ada 'meski' nya. Meski, mulai ada sikap Jean yang berubah. Dan, meski ada Reyna yang mulai masuk ke dalam hubungannya.

Setiap Jeano dan Jena pergi keluar, Jean lebih sering menghabiskan waktunya memainkan ponsel. Padahal, dulu jika Jean sedang bersama Jena, ia hampir sama sekali tidak memainkan ponselnya. Tapi sekarang, itu sudah tidak sama lagi. Bahkan sepertinya, Jena yang lebih banyak berbicara dibandingkan Jeano.

Sementara untuk masalah Reyna, sebenarnya tidak besar. Hanya saja, akhir-akhir ini Jean sering mengajak Jena bertemu Reyna. Jena sampai bertanya-tanya, mengapa Jean harus membawanya saat akan menemui Reyna? Kenapa tidak dia sendiri saja? Karena sudah pasti Jena tidak mau bertemu dengan Reyna, selain karena malu, ia juga merasa tidak enak. Belum lagi jika Jean dan Reyna sudah bertemu, Jena yang menjadi nyamuk. Entahlah, Jena benar-benar merasa seperti itu. Tapi dia berusaha tidak peduli, dan tetap menjalaninya.

Seperti hari ini. Jeano mengajaknya pergi ke konser band yang diadakan sore hari. Tentu saja yang pergi ke sana bukan hanya Jean dan Jena, tapi juga Arsa, Gino, tidak ketinggalan Reyna. Dinar tidak ikut pergi karena ada kepentingan.

"Beli minum dulu, yuk?" ajak Jean. Jena mengangguk mengiyakan.

"Nitip dong Je" ucap Arsa.

"100 rebu" balas Jeano dengan telapak tangan yang dibuka.

"Dih anjir, lu beli minum ga sampe ke Arab ya nyet!"

"Aelah, becanda doang sih gosah ngegas. Mana sini duit buat minumnya!"

Dengan malas, Arsa mengeluarkan selembar uang 20 ribu.

"Punya gue dari Arsa aja" Gino bersuara.

Setelah itu, Jean dan Jena pun pergi membeli minum. Sedangkan yang lainnya masuk terlebih dahulu.

"Mau minum apa?" tanya Jean saat ia membuka lemari pendingin yang berisikan banyak sekali minuman.

"Yang bersoda aja" jawab Jena antusias.

"Bersoda?" tanya Jean membuat Jena menatapnya bingung.

"Kenapa? Ga boleh emangnya?"

"Em, maaf ni ya aku mau nanya dulu" ucap Jean, Jena pun menunggu apa yang ingin ditanyakan oleh Jean.

"Kamu... lagi dapet ga?" tanyanya kemudian. Entah mengapa Jena tidak bisa langsung mengerti apa maksud Jean. Dia mengernyitkan dahinya bingung.

"Dapet?"

"Iya, dapet"

Jena berpikir keras. "Dapet apa?"

Seketika Jeano menepuk jidatnya. "Itu loh Jen, dateng bulan"

"OHHH! Kirain dapet apa"

"Nah, jadi... lagi dapet ga?" tanya Jean sekali lagi. Jena pun mengangguk sebagai jawaban.

"Ohh, ya udah, jangan soda"

"Loh?? Kenapa??"

"Kalo lagi dapet jangan minum soda Jen. Kopi mau?"

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang