16

29 5 0
                                    

.

Jena dengan pakaian olahraga yang sudah lengkap, sedang berjalan menuju lapangan bersama Alma. Sebentar lagi jam pelajaran olahraganya akan dimulai. Entah mengapa Jena menjadi sering melihat ke sekeliling membuat Alma terheran-heran.

"Nyari apaan sih lo? Dari tadi celingak-celinguk mulu" tanya Alma.

"Nyari jodoh"

"Dih!"

Jena pun langsung terkekeh melihat wajah Alma yang langsung berubah menjadi sinis.

Keduanya pun masuk ke barisan teman-temannya yang akan segera melakukan pemanasan.

Jeano yang ternyata sedang duduk di pinggir lapangan bersama teman-temannya, sedari tadi memperhatikan Jena. Jena yang memang mengikat rambut panjangnya, membuat perhatian Jean teralihkan. Apalagi? Kalo bukan ingatan ia pernah melarang Jena untuk mengingat rambutnya di depan umum. Namun sekarang apa? Bahkan Jean tidak punya hak untuk melarang hal yang Jena lakukan.

Kenapa ia masih merasa tidak rela melepaskan Jena? Bukankah Jeano tidak mencintai Jena? Lalu, kenapa juga dulu Jeano mengajak Jena untuk menjadi kekasihnya? Intinya, semua salah Jean karena belum bisa pergi dari masa lalunya.

"WOI!"

"Kaget JIR!"

"Lagian lo ngelamun mulu! Kalo gamon ajak balikan, gimana sih!" omel Arsa.

"Apesih! Sotoy lu!"

"Tapi bener kan?"

"Ga usah balikan lo Je" Gino bersuara.

"Kenapa?" tanya Jean bingung.

"Jena buat gue aja"

"ANJ-"

"HEHHHH SABAR SABAR! Tau tempat lah masa mau gelut di sini!" Dinar melerai.

"Kenapa marah, Je? Bukannya udah lo buang ya Jena?"

"ENGGAA GITUUUU" Jean menggebu-gebu. Tidak setuju dengan apa yang Gino katakan padanya.

"Terus Reyna tuh begimana? Jadi cowok jangan serakah Je, ilang dua duanya kan tuh" sindir Gino.

"Lagian lo sih Je, cewek baik, cakep, gitu di sia siain. Malah milih masa lalu yang sama sekali gak peduli sama lo" Arsa menambahkan.

"Ngomongin gue, lo?" Keempat laki-laki itu seketika menoleh saat mendengar suara seseorang di belakang mereka. Itu Reyna.

"Ngapain lo ke sini? Kayak cicak aja neplok-neplok si Jean" ucap Gino sarkas.

"Dih, gak boleh? Lagian gue ke sini bukan ngikut lo semua, temen gue noh ada urusan ya gue ikut lah sekalian liat sekolah gue dulu"

"Gak peduli" Arsa mendelik. Reyna pun ikut mendelik malas.

"Kenapa juga sih lo semua jadi sinis gitu sama gue?" Reyna ikut duduk di sebelah Gino. Diikuti temannya.

"Soalnya lu bawa peliharaan liar" jawab Dinar singkat. Reyna yang tidak mengerti pun berusaha mencari jawaban melalui Gino.

"Noh curut sebelah lo"

"Shella? Emang dia kenapa?" tanya Reyna berbisik.

"Makanya sekolah tuh jangan pindah-pindah, gak tau kan lo jadinya!" Arsa mencibir.

"Ya udah sih, gue cuma nanya"

Shella yang merasa sedang menjadi bahan omongan, hanya diam dan berusaha tidak mendengar. Ia melihat ke arah lapangan, mendapati perempuan yang sebelumnya ia datangi di halte bus, sedang berolahraga. Ia menatap Jena sangat lekat, sampai-sampai mendapat perhatian dari Jean.

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang