6

32 4 0
                                    

.

Malam ini Jean dan Jena sedang berada di supermarket. Mereka baru saja selesai jalan-jalan sore mengelilingi kota, sebelum pulang mereka sengaja mampir untuk membeli camilan.

Kebetulan mamanya Jena memesan sesuatu ke putrinya itu. Dan Jena kini sibuk mencari-cari barang yang mamanya suruh untuk dibeli.

Karena Jena benar-benar fokus mencari barang, Jean memilih untuk mencari sesuatu yang ia butuhkan dan pergi tanpa memberi tahu Jena.

Jean pun mulai berkeliling, sampai akhirnya ia tidak sengaja melihat perempuan yang seperti tengah berusaha mengambil barang di rak tinggi. Tanpa berlama-lama, Jean pun membantu mengambilkan barang itu.

Saat akan memberikan barang yang ia ambilkan, betapa terkejutnya Jean saat mengetahui perempuan itu ternyata adalah Reyna. Suasana pun seketika menjadi canggung. Keduanya terdiam tidak tahu harus melakukan apa.

Jean pun kemudian memberikan barang yang diambilnya. Dengan cepat, Reyna mengambil barang itu "Makasih" ucapnya.

Suasana kembali hening. Jean pun tiba-tiba penasaran saat melihat keranjang belanja milik Reyna. Banyak buah-buahan, susu, roti, dan lain sebagainya. "Belanja bulanan?" tanya Jean akhirnya.

"Ohh, ngga kok, ini buat keperluan nenek gue di rumah sakit" mendengar jawaban itu Jean tentu saja terkejut. Bagaimana pun juga, Jean mengenal nenek Reyna.

"Sakit apa? Sejak kapan??" mendengar nada bicara Jean itu membuat Reyna sedikit terkekeh.

"Ga usah kaget gitu, nenek gue udah sakit dari lama kok"

"Gue bukan kaget, gue khawatir"

"Kalo khawatir jenguk dong" setelah mengatakan hal itu, keduanya tiba-tiba kembali terdiam. Sepertinya Reyna membuat suasana kembali canggung.

"Emang boleh?" tanya Jeano, yang tidak langsung dijawab oleh Reyna. Reyna menatap Jean sekejap.

"Boleh..." jawab Reyna sedikit ragu. Keduanya pun kembali diam. Jeano sebenarnya sedang berpikir keras agar suasana tidak canggung.

Sementara itu, mereka tidak menyadari seseorang sedang  memperhatikan dari jauh. Jena yang melihat Jeano ternyata sedang berbincang dengan Reyna, memilih untuk tidak mengganggu dan pergi dari sana.

Jena pun membayar belanjaannya lalu duduk di luar supermarket, sembari menunggu Jeano datang. Bermenit-menit ia menunggu di sana sambil sesekali melihat sekeliling, kalau-kalau ternyata Jeano sudah berada di dekat sana. Namun ternyata tidak, cukup lama juga Jena menunggu. Ia menjadi penasaran dengan apa yang dibicarakan Jeano.

"Jen" panggilan itu memecah lamunan Jena. "Udah lama nunggu ya? Maaf barusan aku ke toilet dulu" mendengar ucapan itu, Jena sedikit termenung. 'Kak Jean bohong?' batinnya.

"Udah kan? Yuk pulang!" ajak Jeano kemudian yang langsung diangguki oleh Jena. Keduanya pun berjalan ke parkiran, dan mengendarai motor menuju rumah Jena.

°°°

Jumat pagi Jena sudah berada di mejanya sembari menelengkupkan kepala. Rasa-rasanya Jena sangat tidak bersemangat hari ini. Padahal, tidak ada masalah yang serius. Mungkin Jena hanya lelah, atau... dia gelisah menunggu Jeano yang tidak mengabarinya sejak malam saat ia meninggalkan rumah Jena.

Tiba-tiba saja Alma yang baru datang, menepuk pundak Jena.

"Pagi-pagi gini udah ngantuk lo?" tanya Alma.

"Iyaa nih, sama lagi lemes aja" jawab Jena dengan volume suara yang nyaris tidak terdengar.

"Jangan bilang lemes karena kak Jean"

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang