22

19 5 0
                                    

.

Jeano melalui hari-hari seperti biasanya. Sama sekali tidak ada yang spesial. Hidupnya sangat monoton akhir-akhir ini, membuat dirinya mulai bosan. Hingga di sinilah ia akhirnya, berada di sebuah restoran menemani mamanya yang ikut arisan. Sebenarnya ini bukan kebiasaan Jeano sekali, yang selalu ikut acara mamanya ke mana-mana. Namun, karena hari libur kali ini Jeano sangat bosan, alhasil ia memilih ikut mamanya, membuat mamanya sendiri terkejut sekaligus bingung.

Dan entah kebetulan atau memang Jean sedang tidak beruntung, kali ini ia malah mendapat job menjaga anak-anak dari teman-teman mamanya. Ia pun tersenyum ketika melihat ada aura bocil kematian di antara anak-anak itu. Sudahlah Jean pasrah.

"Abang! Ayok main bonekaaa" teriak salah satu anak perempuan yang duduk di sebelahnya.

"Ehh... abang gak bisa main boneka..." jawab Jean.

"Ihhhh, cemen, huuuuuuu!!" anak-anak lain ikut menyurakinya.

"Abanggg, Jena mau es krim!"

"Jena?" Jeano memastikan.

"Genaaa abang, nama aku Genaa, ayoo ambil es krim!!"

"Iyaaa, aku juga mau!"

"Aku juga!" sahut anak yang lain.

"Iya iya sabar yaa, jangan teriak-teriak" Jeano mulai kewalahan. Ia dan anak kecil yang bernama Gena pun mengambil beberapa es krim. Setelahnya, ia langsung membagikan es krimnya. Anak-anak pun langsung memakannya. Ada yang duduk di kursi, ada juga yang memilih duduk di bawah. Melihat itu Jeano merasakan deja vu ketika dirinya berada di panti asuhan, dan lagi pikirannya kembali pada Jena.

"Main polisi-polisian yuk" bisik salah satu anak laki-laki yang langsung membuat Jean menoleh.

"Ehh, gak boleh main polisi-polisian, kan ini lagi di tempat makan, main yang lain aja ya?"

"Kenapa?"

"Nanti nabrak orang, terus jatuh gimana?"

"Jangan percaya Sa, orang gede suka bohong" ucap anak yang lain.

"Kok ngomongnya gitu?"

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Jean. Salah satu anak malah mendekatinya lalu menepuk tubuh Jean dan langsung berlari.

"Bang Je polisinya, kabur!" seketika itu juga semua anak laki-laki yang berjumlah lima orang itu berlarian ke mana-mana membuat Jeano seketika panik.

"Anjirrr, sumpah gue nyesel ikut ke sini. Kenapa harus banyak bocil sih!" Jeano bergumam kesal. Ia pun mengejar satu persatu anak laki-laki yang berlarian itu.

Sampai ketika ia berusaha mengejar anak laki-laki yang masih memegang es krim di tangannya. Anak itu terlalu fokus untuk menghindari Jean, hingga akhirnya ia tidak sadar ada orang lain di depannya. Dan ketika itu juga, ia menabrak orang tersebut lalu tanpa sengaja menjatuhkan es krimnya hingga mengenai baju orang yang di depannya.

Ketiganya pun terdiam. Baik Jean, anak laki-laki dan orang yang ditabraknya. Jeano langsung menghampiri anak laki-laki itu.

"Gak kenapa-kenapa kan?" tanya Jeano khawatir sembari mengecek kondisi anak itu. Anak laki-laki itu pun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, membuat Jean merasa lega. Ia pun kemudian menoleh ke arah wanita yang sedang membersihkan baju di depannya. Dress putih yang dikenakan wanita itu, kini terlihat kotor terkena tumpahan es krim coklat.

Dengan merasa bersalah, Jeano pun mendekat dan ingin meminta maaf.

"Maaf-" belum sempat Jeano membereskan perkataannya, wanita yang sedari tadi menunduk pun mulai mendongak dan menatap Jean. Hingga mata keduanya bertemu, suasana pun tiba-tiba menjadi berubah.

Double J || Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang