2. Albiru

183 7 0
                                    

GAYS! FOLLOW DONG AKUN AKU! VOTE DONG YANG BACA CERITA INI! KOMEN DONG YANG BACA CERITA INI! AKU SUSAH PAYAH BIKIN CERITA INI, TAPI KALIAN KAYA GAK NGEHARGAIN BANGET!
SERIUSAN KALIAN CUMA MAMPIR BACA DOANG?
.
.
.
.
.
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

"Sayangg, ayo bangun nak." Di jam empat pagi Kinan membangunkan Anetta.
"Sayangggg...."

"Nghh... Bunda?"

"Iya sayang."

"Ini jam berapa bund?"

"Jam empat."

"Kenapa koper Anet ada di situ? Terus bunda, mau ke mana kok udah rapi?"

"Kita berangkatnya sekarang sayang.."

"Bukanya nanti sore?"

"Ayah bilang kalau nanti sore jalan nya bakal macet, apalagi sekarang hari Minggu, jadi berangkatnya sekarang biar gak macet..."

"Tapi bund-"

"Udah sayang cepet mandi, bunda sama ayah tunggu di bawah." Akhirnya Anetta pun beranjak untuk mandi.

~°°°°°~
•••••••••••••••••
~°°°°°~

"Ayah Anet mau pamit dulu sama Enjan boleh?"

"Jangan lama ya sayang." Anet pun segera menyebrang untuk menuju rumah Farzan.

Tok...tok..tok...
"Enjannn... Assalamualaikum...."

Farzan yang sedang berkumpul diruang tengah keluarga pun langsung beranjak menuju pintu utama yang diikuti oleh kedua orang tuanya.

"Anet.." Kaget Farzan sesaat membuka pintu Anet langsung memeluk erat Farzan.

"Kamu mau kemana, kok udah siap gini net?"

"Aku berangkatnya sekarang."

"Bukanya nanti sore?"

"Ayah bilang kalo nanti jalanan nya bakal macet, makanya aku berangkat sekarang.." Anet terdiam sebentar lalu kembali berbicara... "Maaf kita gak jadi buat jalan jalan seharian..hikssss..."

"Gak papa lain kali juga bisa." Anet pun melepas pelukannya dan menghapus air mata nya yang membasahi pipi. Lalu berganti memeluk Gita dan Devan.

"Om, Tante, makasih ya selama ini Anet udah diperlakukan selayaknya putri om dan tante sendiri, maaf kalau Anet punya salah sama om dan tante, Anet bersyukur banget bisa kenal sama om dan tante, Anet udah anggap om dan tante sebagai orang tua Anet sendiri, Anet sayang sama om dan tante..."

"Iya sayang, kita juga sayang sama kamu." Ucap Gita.

"Anet pasti kangen sama Tante dan om."

"Om dan Tante juga pasti bakal kangen sama kamu." Kini Devan yang berbicara.

"Anet ayo kita berangkat." Teriak Kinan.

"Iya bund." Anet pun melepas pelukannya lalu berlari menghampiri mobil ayahnya dan masuk.

"Git, kami pamit ya.." Teriak Kinan dari dalam mobil.

"Iya mbak, hati hati." Mobil pun melaju. Namun beberapa saat kemudian Farzan berlari mengejar mobil Anet dengan kesusahan karena ia memakai sarung.

LAUTAN ALBIRU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang