18. Janji

91 5 0
                                    

GAYS! FOLLOW DONG AKUN AKU! VOTE DONG YANG BACA CERITA INI! KOMEN DONG YANG BACA CERITA INI! AKU SUSAH PAYAH BIKIN CERITA INI, TAPI KALIAN KAYA GAK NGEHARGAIN BANGET!
SERIUSAN KALIAN CUMA MAMPIR BACA DOANG?
.
.
.
.
.
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

K

eesokan harinya, pada di pagi hari, Anetta telah siap dengan atribut sekolah. Setelah memakai sepatu, ia pun menyambar kunci mobil dan langsung bergegas ke luar rumah.

Anetta menghentikan langkah kakinya tatkala ia melihat Albiru yang tengah berdiri di ambang pintu.

"L-Lo ngapain diem disini?" Tanya Anetta.

Albiru mengangkat sebelah alisnya. "Udah? Yu." Albiru langsung menggenggam tangan mungil Anetta. Tapi setelah berada di luar, Anetta melepaskan tangannya dengan lembut.

"Lo nungguin gue?" Albiru membalikkan tubuh sebelum menganggukkan kepala.

"Ngapain nungguin gue? Semalem kan gue udah ngomong, mulai sekarang berangkatnya masing masing." Ucap Anetta lalu langsung berjalan melewati Albiru, namun langkah nya terhenti saat Albiru menahan tangan Anetta.

"Gue udah nungguin Lo."

"Gak ada yang nyuruh Lo buat nungguin gue!" Sewot Anetta membalikkan tubuh menghadap Albiru.

"Gak ada penolakan!"

"Dih, hak gue dong buat nolak! Lagian harusnya Lo jemput Falisa, ngapain malah nungguin gue?"

"Dia punya kaki, punya tangan, bisa nyetir sendiri, ngapain di jemput?"

"Lo jadi cowo tega banget sih sama cewe sendiri!"

"Buktinya gue nungguin Lo, gak tega kan?"

"Iiiiihhhhh maksud gue Lisa anjing! Bukan gue!"

Cup

Albiru mengecup bibir Anetta sekilas, membuat Anetta membolakan kedua matanya dengan lebar.

"Sumpah, ini masih pagi, dan Lo udah bikin mood gue hancur Al."

"I love you."

"H-hah?"

"I love you Neta."

Blush

Pipi Anetta langsung memerah seketika, padahal baru saja ia bilang mood nya hancur, tapi entah mengapa setelah mendengar itu dari mulut Albiru, mood nya kembali bagus.

"I love you Anetta Oktavia Rafardhan." Pipi Anetta semakin memerah, jantungnya pun berdegup kencang.

"I love-" Anetta menempelkan jari telunjuknya di bibir Albiru. "G-gak usah lebay! Ayo, gue ikut sama Lo." Albiru tersenyum manis lalu menggenggam tangan istrinya dan berjalan menuju mobil yang telah siapkan sebelumnya.

"Jantung gue kenapa dah? Dari tadi ngedisko mulu. Apa gue punya penyakit jantung? Nanti deh konsultasi ke dokter."

~°°°°°~
•••••••••••••••••
~°°°°°~

Setelah memarkirkan mobil keduanya turun, dengan Albiru yang terus menggenggam tangan Anetta.

"Lepas Al, mereka taunya kita sepupu, jangan gini." Ucap Anetta saat mulai memasuki gedung sekolah. Untung saja sekolah masih sepi, belum ada siswa siswi yang berhamburan, jam saja baru menunjukan pukul 06.05 jadi wajar jika gedung sekolah terlihat sepi.

LAUTAN ALBIRU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang