39. Rencana Dhava Di Ulang Tahun Albiru

26 4 3
                                    

GAYS! FOLLOW DONG AKUN AKU! VOTE DONG YANG BACA CERITA INI! KOMEN DONG YANG BACA CERITA INI! AKU SUSAH PAYAH BIKIN CERITA INI, TAPI KALIAN KAYA GAK NGEHARGAIN BANGET!
SERIUSAN KALIAN CUMA MAMPIR BACA DOANG?
.
.
.
.
.
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

Semua anggota inti Black Tiger serta Liora dan Syakila, sangat tercengang dengan Anetta. Terkecuali Falisa yang memilih fokus pada baksonya itu. Tiba-tiba Anetta berubah menjadi sosok manja dan banyak berbicara semenjak hadirnya Farzan.

Seperti saat ini, dalam satu meja besar di kantin terdapat para inti Balck Tiger, Anetta serta kedua sahabatnya dan juga Farzan. Anetta terus mengoceh dengan ceria, menceritakan hal-hal random apa saja pada Farzan.

Mereka semakin di buat tercengang dengan respon Farzan yang terlihat ikut ceria, bertutur kata lembut serta memandang Anetta tenang. Berbeda di saat Farzan berhadapan dengan orang lain. Raut wajah datar, tatapan dingin, serta tutur kata dingin dan tidak banyak bicara pula.

"Semenjak ada Farzan, Abang nya di lupain ya?" Celetuk Arlan menatap Anetta dengan wajah di buat sesedih mungkin. Maksud Arlan hanya bergurau, tetapi Anetta menanggapi ucapan Arlan serius.

"Eh gak gitu, Lan." Ucap Anetta menatap Arlan penuh rasa bersalah. Sedangkan Arlan terkekeh kecil. "Cuma bercanda. Gue ngerti kok, Lo pasti butuh banyak waktu sama Farzan. Secara, setelah hampir satu tahun pisah, Lo baru ketemu lagi kan sekarang?" Ucap Arlan tenang yang tentu di setujui oleh Anetta.

"Ohok ohok ohok!" Arlan refleks langsung menyodorkan jus jeruk miliknya untuk Falisa. Tapi bersamaan pula dengan Albiru yang menyodorkan air putih untuk Falisa.

Falisa yang awalnya tersedak dengan kuah bakso pedas itu tiba-tiba kicep, menatap Albiru dan Arlan secara bergantian. Bahkan kini Albiru dan Arlan tengah bertatapan dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Bisa sendiri kok." Ucap Falisa sembari meraih air minum miliknya sendiri. Albiru dan Arlan akhirnya menaruh kembali gelas mereka masing-masing.

"Bakso nya kepedesan, Lisa." Ujar Arlan sembari menatap mangkuk bakso Falisa yang tersisa setengah porsi itu. Sedangkan Falisa menanggapi ucapan Arlan dengan cengiran lebarnya.

Arlan menghela nafas panjang lalu tangannya bergerak menukar mangkok bakso milik Falisa dengan miliknya sendiri.

"Jangan di lanjut, nanti sakit perut. Makan aja yang itu." Ucap Arlan setelah berhasil menukarnya. Falisa tentu menatap Arlan protes, masalahnya bakso milik Arlan terlihat polos. Tidak akan terasa enak jika tanpa sambal.

"Gak enak. Gue udah biasa makan makanan pedas, jadi Lo gak usah khawatir." Tolak Falisa hendak meraih mangkok bakso miliknya, namun tak jadi sesaat Arlan lebih dulu menjauhkan bakso pedas itu dari jangkauan Falisa.

"Arlan!" Protes Falisa menatap garang, yang malah terlihat menggemaskan di mata Arlan.

"Justru kebiasaan ini jangan di biasain. Kalo sakit perut gimana? Kalo sampe lambung Lo kena gimana?" Ucap Arlan yang jelas terlihat sangat cemas. Falisa dibuat bungkam dengan ucapan Arlan.

"Makan punya gue, atau gak usah makan bakso sama sekali?" Ancam Arlan berhasil membuat Falisa langsung menuruti perkataannya.

"Terus kalo gue makan bakso Lo, Lo gimana? Lo gak bisa makan makanan pedas. Gak mungkin kan, Lo makan bakso punya gue?"

LAUTAN ALBIRU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang