29. Apartemen

53 2 3
                                    

GAYS! FOLLOW DONG AKUN AKU! VOTE DONG YANG BACA CERITA INI! KOMEN DONG YANG BACA CERITA INI! AKU SUSAH PAYAH BIKIN CERITA INI, TAPI KALIAN KAYA GAK NGEHARGAIN BANGET!
SERIUSAN KALIAN CUMA MAMPIR BACA DOANG?
.
.
.
.
.
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

Dua hari telah terlewati begitu saja sejak kejadian dimana Albiru dan Anetta yang bertengkar tempo hari. Selama dua hari, Albiru tidak pulang kembali ke rumah yang ia tempati bersama Anetta, dan selama itu pula, Arlan serta beberapa anggota Black Tiger menginap untuk menemani Anetta.

Semua orang terdekat Anetta merasa khawatir dengan keadaannya setelah Albiru mengatakan itu, namun siapa sangka sikap Anetta sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia tidak baik baik saja. Anetta hanya satu kali menangisi Albiru pada malam itu, selebihnya Anetta menangis karena ia merindukan sosok Farzan.

Memang sakit saat Albiru mengatakan hal itu kepada Anetta, namun lebih sakit lagi saat dirinya ingin melepas rindu dengan sahabatnya tetapi tak bisa. Itu yang Anetta rasakan. Sahabat sahabatnya pun heran dengan Anetta. Seperti sekarang, dihadapan Anetta terdapat Albiru dan Falisa yang terlihat sangat romantis, tetapi ia bersikap biasa saja.

"Lo gak kepanasan?" Tanya Syakila sedikit berbisik di telinga Anetta. Para inti Balck Tiger dan kedua sahabat Anetta terduduk dalam satu meja yang sama di kantin, termasuk Anetta.

Sebetulnya Arlan melarang keras Anetta untuk sekolah, namun Anetta tetap ingin sekolah dikarenakan hari Senin ini semua siswa siswi menghadapi ujian akhir semester genap. Tentu saja Anetta tidak ingin ketinggalan. Apa jadinya jika Anetta tidak naik kelas? Rugi dong.

Anetta menatap Syakila yang terduduk di samping nya sekilas. "Kenapa kepanasan? Atapnya tertutup, gak terbuka."

"Maksud gue hati Lo! Gak kepanasan liat suami Lo sama cewe lain, tepat di hadapan Lo?" Ralat Syakila dengan nada sedikit kesal. Bisa bisanya Anetta tidak memahami apa maksud ucapan Syakila.

Anetta hanya mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh. "Itu suami Lo, Net. Lo diem aja ngeliat mereka?"

"Ya terus gue harus kayang?" Tanya Anetta kembali menatap Syakila.

"Jir, gak gitu juga konsepnya! Labrak kek, malah diem!"

Anetta hendak mengeluarkan suara untuk membalas ucapan Syakila barusan, namun ia urungkan sesaat Arlan mengeluarkan suaranya. "Ngobrol nya tunda dulu, makan yang bener." Ucap Arlan tertuju pada Anetta. Namun secara bersamaan semua pasang mata menatap Arlan yang hanya menampilkan raut datar, kecuali Dhava yang sedari tadi tak lepas menatap Syakila.

"Iya."

"Arlan, nanti sore bantuin gue ya?" Ujar Anetta setelah beberapa menit terdiam.

"Boleh. Bantuin apa?" Jawab Arlan. "Pindahin barang barang gue ke apart, sekalian bersihin apart. Kaisya, Jefri, sama Dhava ikut juga, biar bersih bersihnya cepet beres."

Semua orang terdiam sembari menatap bingung Anetta. Terlebih Albiru, apa maksud dari perkataan Anetta?

"Maksud nya gimana, Net?" Tanya Liora mewakili pertanyaan di benak semua orang.

Flashback on

"Assalamualaikum, Pa." Salam Anetta dengan sopan.

LAUTAN ALBIRU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang