23. Perasaan Dhava🥀

73 4 0
                                    

GAYS! FOLLOW DONG AKUN AKU! VOTE DONG YANG BACA CERITA INI! KOMEN DONG YANG BACA CERITA INI! AKU SUSAH PAYAH BIKIN CERITA INI, TAPI KALIAN KAYA GAK NGEHARGAIN BANGET!
SERIUSAN KALIAN CUMA MAMPIR BACA DOANG?
.
.
.
.
.
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

Anetta mengerjapkan matanya secara perlahan untuk menetralkan cahaya di ruang inap yang masih ia tempati. Ia mendudukkan tubuhnya secara perlahan dan meraih air yang berada di atas nakas.

Saat mengedarkan pandangan, kedua bola matanya menangkap sosok Albiru yang tengah terduduk di sofa sambil menatap laptop, serta banyak kertas di atas meja. Anetta dapat menyimpulkan apa yang tengah Albiru kerjakan, sudah pasti urusan Cafetaria milik suaminya.

"Al, udah dari tadi?" Tanya Anetta memecah keheningan. Anetta sedikit kebingungan, kenapa Albiru tidak merespon nya.

"Al?" Lagi, Albiru tidak merespon nya. Albiru memang menatap laptop, tetapi dengan tatapan kosong. Pikiran Albiru terus tertuju pada Falisa, kejadian tadi siang masih berputar jelas dalam memori Albiru.

"Albiru!" Panggil Anetta sekali lagi dengan suara lebih keras.

"Iya, Lis?" Albiru tersadar dari lamunannya dan langsung beranjak menghampiri Anetta yang menatapnya dengan tatapan sulit di artikan. Ada sesuatu yang mengganjal di hati Anetta saat mendengar Albiru menyebut nama Falisa. Albiru tidak menyadari akan hal itu.

"Kok bangun? Mau ke toilet? Atau Lo butuh sesuatu?" Tanya Albiru yang sudah terduduk di tepi brankar. Anetta menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Lo udah dari tadi disini?" Albiru mengangguk. "Kok gak bangunin gue?"

Albiru tersenyum tipis sembari menatap wajah pucat Anetta. "Lo lagi istirahat, mana mungkin gue bangunin Lo. Mending sekarang Lo istirahat lagi." Ucap Albiru sambil membaringkan tubuh Anetta secara perlahan.

Tangan kanan Albiru terangkat untuk mengusap kepala Anetta dengan lembut. "Istirahat yang bener, biar Lo cepet sembuh, terus pulang." Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Albiru kembali beranjak menuju sofa dan meraih beberapa kertas di atas meja.

"Apa dia gak sadar ya, barusan manggil gue pake nama 'Lis'? Tapi kaya nya dari tadi dia gak fokus. Apa karena dia lagi mikirin Lisa, sampe gak fokus?" Batin Anetta menatap Albiru penuh kebingungan.

"Tapi...bukanya dia bilang cintanya udah ada di gue? Terus kenapa masih mikirin Lisa?"

"Nama nya juga cinta pertama, mana mungkin langsung lupa gitu aja. Apalagi kan mereka udah dua tahun sama sama." Gumam Anetta sambil termenung.

"Lo ngomong sesuatu?"

Deg

"H-hah? S-siapa yang ngomong? Telinga Lo bermasalah kali."

"Yaudah istirahat, kenapa masih melek." Anetta segera memejamkan kedua matanya rapat rapat. Selang beberapa menit setelahnya, baru saja Anetta hendak memasuki alam mimpi, namun tak jadi saat mendengar dering ponsel milik Albiru.

"Halo Bu? Kenap-"

Albiru terdiam mendengarkan dengan saksama apa yang di katakan Bu Asih di sebrang sana. Anetta yang terbangun dapat melihat wajah cemas Albiru.

LAUTAN ALBIRU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang