3. Sleep call

131 5 0
                                    

GAYS! FOLLOW DONG AKUN AKU! VOTE DONG YANG BACA CERITA INI! KOMEN DONG YANG BACA CERITA INI! AKU SUSAH PAYAH BIKIN CERITA INI, TAPI KALIAN KAYA GAK NGEHARGAIN BANGET!
SERIUSAN KALIAN CUMA MAMPIR BACA DOANG?
.
.
.
.
.
~°°°°°°°°°°°°°°°°°°°~

Albiru pun telah sampai di kediaman Utama.

"Assalamualaikum." Salam Albiru sesaat memasuki rumah, lalu mencium tangan Dian-Mama Albiru.

"Waallaikumsallam."

"Papa mama ma?"

"Belum pulang."

"Papa gimana sih, katanya nyuruh Biru buat pulang cepet jangan kemana mana, sedangkan sekarang papa nya gak ada."

"Yaudah mending kamu mandi dulu, bentar lagi papa pasti pulang."

"Biru ke atas ya ma." Albiru pun keatas untuk membersihkan diri.

~°°°°°~
•••••••••••••••••
~°°°°°~

"Papa mau ngomong apa?" Tanya Albiru to the poin tanpa basa basi.

"Kamu udah cek dokumen perusahaan?"

"Yang mana?"

"Yang papa kasih Minggu lalu."

"Ohh, udah."

"Semuanya udah beres?"

"Clear."

"Mulai saat ini kamu gak perlu bantuin papa di kantor lagi."

"Kenapa pa?"

"Karena kamu harus mengelola Cafetaria." Cafetaria adalah cafe milik Wiliam-papa Albiru.

"Sendiri?"

"Iya."

"Tapi kenapa pa? Apa selama ini kerjaan Biru di perusahaan papa gak bagus?"

"Diumur kamu yang baru menginjak 17 tahun kamu sudah bisa menghendel perusahaan papa dan semuanya kerjaan kamu bagus.. Cuma, papa mau kamu belajar mandiri, makanya papa suruh kamu buat mengelola Cafetaria."

"Biru bisa mandiri kok pa, selama biru menghendel perusahaan papa kan Biru selalu di gaji sama papa, dan uangnya selalu Biru simpen."

"Iya papa tau, tapi coba kamu pikir, kalo kamu terus kerja sama papa kapan kamu mau maju." Kelihatan nya Albiru masih tidak mengerti dengan ucapan Wiliam. Wiliam pun kembali menjelaskan.

"Gini, sekarang kamu udah besar, dan ini udah waktunya kamu belajar dari nol dulu, kamu harus ngerasain gimana susahnya buat nyari uang, gak mungkin kan kamu nafkahi istri kamu lewat uang papa."

"Biru masih lama buat punya istri pa, lulus aja belum udah ngomong istri aja." Ucap Albiru dengan terkekeh.

"Gimana kamu mau kan?"

"Sekolah Biru gimana?"

"Kan kamu bisa kerja nya pas pulang sekolah."

"Hmmm, yaudah Biru setuju."

"Putra papa udah besar ternyata." Ucap Wiliam penuh bangga pada putra bungsu nya.

"Biru ke atas ya pa." Albiru pun beranjak ke atas untuk menuju kamarnya.

LAUTAN ALBIRU (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang